Dia tersenyum untuk menutup luka, tertawa untuk menyamarkan duka pura-pura bahagia untuk menahan air mata.
Namanya Raihan Rajendra Dean, anak laki-laki dengan segala kesakitan yang dia rasa sendiri tanpa mau satupun orang ketahui.
Raihan ingin memb...
Nama tokoh, latar tempat, waktu, kejadian, peristiwa, semua yang terjadi dalam cerita ini adalah fiksi!
_Sarang Rindu_
37. Hari Terakhir
_Sarang Rindu_
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
•Jangan anggap hidupku mudah•
_Sarang Rindu_
Raihan berjalan sendirian dikoridor sekolah yang ramai penuh dengan para murid, banyak siswa dan siswi yang menatapnya.
Hap!
"Ngapain lo semua liatin Bocil gue, hah?!" sentak Sean, si pelaku yang merangkul pundak Raihan.
Raihan mengembuskan nafas pelan, dia menatap Sean yang sedang asik mengunyah permen karet.
"Mau kemana lo?" tanya Raihan ketus.
"Jagain lo... gue nggak mau sampai lo—"
"Gue bukan anak kecil, nggak perlu di jagain!"
Sean menghela nafas, tangannya dengan gemas mengacak-acak surai hitam Raihan.
"Iya lu bukan anak kecil, udah pinter bohong juga lagi."
Raihan cemberut mendengarnya, anak itu merasa bersalah karena sudah membohongi para sahabatnya.
"Se, anterin ke kama—"
Tanpa menunggu Raihan selesai Sean langsung menarik anak itu, diam-diam Raihan melukis senyum karena Sean sangat peka.
Terimakasih Tuhan atas orang-orang baik yang telah Kau kirim.
"Nakula!"
Anak berambut cokelat gelap itu menghela nafas berat, dia melirik ke arah kiri, menemukan sosok seorang anak perempuan bersurai hitam sedang duduk di sampingnya.
