Hai guys welcome back to my story yang udah lama gak aku sentuh:)))
Semoga kalian betah ya nunggu Sarang Rindu update:)))
Sebelum memulai aktivitas berdoa dulu yaaa...
Dan jangan lupa untuk bersyukur:)))
Sebelum baca jangan lupa vote:)))
Komen kalau ada yang typo dan selalu kasih saran buat nasib cerita ini oke...
Happy reading and selalu happy
_Sarang Rindu_
06. Pemilihan Waktu, Tindakan, dan Reaksi
_Sarang Rindu_
•Ada banyak mutiara yang bersinar, tetapi lihatlah mana yang asli di antara mereka•
_Sarang Rindu_
Michelle menghentikan langkah kakinya saat melihat adiknya memeluk seorang gadis, di arah berlawanan Kanara memberi Michelle isyarat untuk tidak mengganggu dan hanya dibalas anggukan oleh anak itu.
"Mau main? Peraturannya cuma satu... jangan pernah percaya sama ucapan gue."
Aletha diam beberapa waktu dia bingung mau membalas apa, tapi yang pasti anak perempuan itu merasa nyaman di peluk oleh anak laki-laki yang katanya mencintai dirinya ini.
"Gue gak akan pernah meninggalkan lo, Al..." gumam Raihan, dada kirinya tiba-tiba sakit dan kepalanya juga sangat pening.
Tapi Raihan tidak ingin melepaskan Aletha, dia sangat nyaman dan merasa dilindungi. Walaupun ujungnya dia tahu bahwa ucapannya tadi akan berujung sebuah kebohongan, Raihan setidaknya sudah memperingatkan Aletha bahwa gadis itu tidak boleh percaya pada ucapannya.
"Promise?"
Gue gak bisa janji, Al...
Raihan pun dengan pelan melepas pelukannya, kedua tangan anak laki-laki itu menyentuh kulit leher Aletha yang terbuka. Dua iris berbeda warna itu saling memberi tatapan yang sangat penuh dengan makna tapi susah untuk mereka utarakan.
"Gue sayang sama lo, Al," ucap Raihan tulus dari hati.
Sekelip mata berikutnya kening Aletha dikecup oleh Raihan, dua anak manusia itu diam tanpa suara dan hanya ada keheningan yang ada di antara mereka. Aletha dan Raihan sama-sama diam tanpa mengeluarkan suara sedikitpun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sarang Rindu (Sequel My Perfect Husband)
Ficção AdolescenteDia tersenyum untuk menutup luka, tertawa untuk menyamarkan duka pura-pura bahagia untuk menahan air mata. Namanya Raihan Rajendra Dean, anak laki-laki dengan segala kesakitan yang dia rasa sendiri tanpa mau satupun orang ketahui. Raihan ingin memb...