Kecurigaan

3.1K 239 2
                                    

Di sisi Mansion Louvint

Semenjak kepergian kedua permata, dan kedua prince mereka. Zerina selalu diam, dan tidak mau berbicara. Begitu pula Raisa. Dia juga selalu diam, pandangan nya selalu kosong. Kedua wanita itu selalu menyebut kan nama Lalisa dan Jennie.

Gio, Lio, dan Boys Louvint yang tersisa berusaha untuk menghibur ibu mereka. Tapi selalu, ibu mereka menghindar/hanya diam. Saat Cia mendekati, dan menyentuh tangan Zerina dan Raisa. Kedua Wanita itu malah berdiri dan mengurung diri di kamar.

Selalu!! Jika mendengar, atau melihat Cia. Maka mereka akan menghindar. Mereka saat ini sadar, semenjak Cia memasuki mansion, putri mereka berubah. Selalu di marahi, dan berakhir lah mereka kabur dari rumah.

Saat ini, Raisa dan Zerina tidak sengaja bertemu di taman Mansion. Mereka sedang menghirup udara segar. Agar pikiran mereka tenang. Zerina menatap taman. Dulu, tempat ini adalah tempat putri nya bermain dan belajar berjalan untuk pertama kalinya. Raisa juga begitu.

"Huh.. aku merindukan Lisa." Ucap Zerina.
"Dan aku merindukan Jennie." Ucap Raisa.
"Aku sadar. Selama ini aku salah. Seharusnya, sebagai ibu, aku harus memperhatikan anak kandung ku. Tapi aku malah memperhatikan Cia." Ucap Zerina sendu.
"Aku juga. Entahlah, aku merasa kalau.. semenjak Cia menginjakkan kaki nya di mansion ini, semua nya berubah. Putri kita yang polos, kita marahi dan itu pun hanya karena Cia. Hingga, putri kita berubah total. Mereka pergi, meninggalkan mansion ini." Ucap Raisa.
"Aku juga Sa. Mereka juga, selalu memperingati kita, kalau gadis itu berbahaya. Cia cuma berpura-pura lugu. Dan.. dia hanya mau uang kita. Mereka juga bilang, kalau sebenarnya ortu Cia masih hidup. Melihat mata nya saja, aku sudah tau kalau mereka gak bohong." Ucap Zerina.
"Kita temui Cia." Ucap Raisa.

Zerina mengangguk. Mereka pergi ke kamar Cia bersama. Saat sudah sampai di depan pintu kamar Cia. Mereka mendengar suara, seperti nya Cia sedang menelpon. Mereka membuka pintu, dan mendengar Cia mengucapkan kata Papa dan Mama. Lalu menutup telponnya.

Zerina dan Raisa langsung saja pergi, bersembunyi dari jangkauan Cia. Cia membuka pintu, dia heran. Kenapa pintu nya sedikit terbuka? Apa dia kalau nutup gak rapat ya?

Cia menggeleng kan kepala, lalu pergi turun ke bawah. Zerina dan Raisa menatap Cia intens. Mereka segera masuk ke dalam kamar Cia dengan hati². Lalu menutup nya.

Mereka mencari hp Cia, lalu mencari nomor kontak papa dan mama. Dan benar saja, di dalam hp itu, Cia dan kedua orangtuanya selalu chat an setiap malam. Mereka mengambil hp Cia, lalu menukarnya dengan hp rusak dan menaruhnya di lantai.

Raisa dan Zerina pergi dari sana secara diam². Lalu mereka segera pergi ke ruangan rahasia mereka berdua.

Sampai di sana, Raisa menyembunyikan hp itu. Jangan lupa Silent hp tersebut. Selesai dengan kegiatan mereka. Raisa dan Zerina keluar dari ruangan, dan turun ke bawah untuk sarapan.

Mereka sesekali menatap Cia. Mereka udah curgia sama si Cia, papa? Mama? Mereka bertiga selalu chat an setiap malam. Tapi kenapa Cia bilang kalau mereka udah meninggal? Apa dia hanya berpura pura? Jika benar, maka mereka tidak akan memaafkan diri mereka sendiri karena mereka sudah mengkhianati putri mereka.

Selesai dengan sarapan, Cia ijin untuk tidur. Padahal dia ingin chat an dengan ortu nya. Gio dan Lio mengiyakan saja.

Setelah Cia pergi, Zerina menyuruh mereka untuk jangan bubar dulu.

"Tunggu!! Jangan bubar dulu." Ucap Zerina.
"Eomma? Kenapa?" Tanya Vano.
"Kalian.. nanti malam, datanglah ke taman secara diam². Jangan sampai, Cia tau. Mengerti!! Kamu juga mas." Ucap Raisa dingin.

Mereka semua mengangguk kan kepala. Sekarang ibu mereka lagi mode senggol bacok. Jadi mereka gak berani lawan. The Power Of Emak🤣🤣

Di sisi BP.

Mereka saat ini, saat ini sedang berada di kamar masing-masing. Lisa dan Jennie berada di kamar yang sama. Itu kemauan Jennie, jadi Lisa hanya bisa pasrah.

Mereka juga sedang melihat layar di depan mereka dengan serius. Mau tau mereka sedang lihat apa? Mereka melihat mansion keluarga mereka. Lisa dan Jennie sengaja memasang CCTV diam². Mereka melihat, Raisa dan Zerina sudah mengetahui kebenarannya. Mereka yakin, penyesalan mereka akan segera datang.

"Huh.. akhirnya mereka sadar juga. Gw gak sabar liat wajah mereka." Ucap Lisa.
"Ckckck.. Lo itu Lis, bukannya Seneng karena mereka tau, dan kita bakal kumpul bersama, Lo malah.. seneng karena penyesalan mereka." Ucap Jennie.
"Mwehehe.. mereka juga harus tau dong!! Rasa nya perasaan di cabik² itu kek gimana. Di tampar oleh kenyataan pahit." Ucap Lisa santai.
"Iyain dah." Ucap Jennie.
"Oh iya!! Lagu nya selesai kan ya. Tinggal MV, lalu dance. Sumpah seru banget, pa lagi kita juga kadang bunuh orang jahat kan?" Ucap Lisa berbinar.
"Hm.m, Lo bener Lis. Seru banget kalo kayak gini. Hehe .. kita serasa jadi artis." Ucap Jennie.
"Hooh. Dan oppa juga seperti kita. Mereka rajin banget, bisa² mereka buat lagu banyak banget!! Bahkan MV nya juga bagus². Oppa emang idola gw lah." Ucap Lisa.
"Bener banget!! Uh, Lo tau gak Lis. Gw mm.. gimana ya ngomong nya, malu hehe.." Ucap Jennie.
"Hayoo.. ada apa hayoo." Ucap Lisa menggoda Jennie.
"Hehe.. aku mm.. suka sama salah satu temennya oppa Lis." Ucap Jennie malu.
"Wih!! Siapa!!" Ucap Lisa.
"Itu loh, seseorang yang bernama. Kim.. Taehyung." Ucap Jennie lirih.

Lalisa menatap Jennie dengan senyuman dan binaran. Gadis itu menepuk pundak Jennie, lalu memeluknya erat.

"Wih!! Eonni gw udah jatuh ke lantai!!" Ucap Lisa.
"Heiii.. bukan jatuh ke lantai!! Jatuh hati yang bener." Ucap Jennie geram.
"Mwehehe.. anggap aja jatuh ke lantai itu istilah hati Eonni yang jatuh ke Oppa V." Ucap Lisa mengejek.
"Hih!! Lisa mah gitu." Ucap Jennie mengerucut kan bibirnya.
"Mau minta di cium Lo? Ya udah gw bilangin ke Oppa V ya. OPPA V!!" Teriak Lisa, Jennie langsung saja menutup mulut Lisa.
"Caca mah gitu!! Nini gak like!!" Ucap Jennie ngambek.
"Ck.. ga usah ngambek Lo, udah sana. Ngomong² gitu, sama Oppa V. Sapa tau, orangnya kecantol." Ucap Lisa.
"Ck!! Awas aja Lo Lis!!" Ucap Jennie.
"Tenang Eonni. Gw juga ada kok, Oppa Kookie. Gw jatuh ke lantai sama dia." Ucap Lisa.
"Jadi, gw mau ajak oppa Kookie halan halan, jadi bye bye. Untung baju gw gak kebuka amat. Jadi aman kalo mau keluar haha." Ucap Lisa pergi.

Jennie diam. Lalu dia berencana untuk mengajak Taehyung jalan² seperti Lisa. Mungkin ini waktunya untuk pdkt Ama pujaan hatinya.

Di sisi Lisa.

Dia jalan ke ka kamar Jungkook, lalu mengetuk nya. Beberapa detik kemudian, pintu terbuka memperlihatkan Jungkook dengan pakaian santai nya.

"Oh Lis. Ada apa?" Tanya Jungkook.
"Hehe.. Oppa Kookie bisa temenin Lisa jalan² Ndak?" Ucap Lisa senyum.
"Boleh. Mau jalan² kemana emang?" Tanya Jungkook.
"Ke mall mau? Kita ke Timezone. Sekalian pake Hoodie, buat nutupin muka kita." Ucap Lisa.
"Oke. Lili masuk, oppa mau ke kamar mandi dulu. Mau cuci muka, sama ganti baju dulu. Oppa juga ada Hoodie 2 nih. Lili pakai punya oppa aja." Ucap Jungkook.
"Woke!!" Ucap Lisa.

Mereka berdua masuk. Jungkook segera saja mencuci wajahnya, Lisa duduk di kasur Jungkook. Kamar Jungkook sangat rapi dan wangi, gak seperti kamar Varo, Vano, Vino, dan Revan. Ke empat oppa nya itu, gak punya waktu apa? Buat beresin kamar?

Suara langkah kaki, menyadarkan Lisa dari lamunan. Gadis itu mendongak, melihat Jungkook sedang dengan santai mengelap wajahnya yang basah.

"Oppa Kookie udah selesai?" Tanya Lisa.
"Udah. Kamu kenapa kok dari tadi manggil oppa Kookie? Padahal kan nama oppa itu Jungkook." Ucap Jungkook heran.
"Hehe.. Kan Oppa itu ganteng, baik, baik, lucu juga!! Kayak kelinci.." Ucap Lisa.
"Haha.. makasih. Kalo gitu, Oppa manggil kamu Lili aja gimana? Itu panggilan buat kamu, hanya Oppa yang bisa manggil kamu Lili." Ucap Jungkook.
"Tentu boleh. Lagian kan, umurnya oppa Kookie sama Lili cuma beda 3 tahun :)" Ucap Lisa.
"Ya udah, panggil Kookie aja." Ucap Jungkook.
"Oke Kookie." Ucap Lisa mengangguk.

Mereka berdua memulai acara jalan² nya. Begitu pula Jennie dan Taehyung. Mereka berdua jalan² di taman hiburan. Lisa, Jungkook, Jennie dan Taehyung bersenang-senang. Dan yaa.. entah gimana perasaan Jungkook dan Taehyung terhadap Lisa dan Jennie. Mereka gak yakin, tapi mereka akan berusaha.

-bersambung-

Sorry kalo ceritanya malah jadi gak nyambung :))

Transmigrasi Queen Psikopat (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang