Bahagia🌷 -end

3.6K 223 2
                                    

Di sisi Zerina

Sekarang, Lalisa, Jennie, Zerina dan Raisa terdiam di kamar Lisa. Mereka menatap Lisa khawatir, karena kepala nya sangat sakit.

"Hiks.. sakit hiks.." Isak Lisa.
"Ssshh.. udah udah, jangan nangis lagi oke. Jen, tolong ambilkan obat nya Lisa." Ucap Zerina.

Jennie segera mencari obat Lisa. Dan beberapa detik kemudian, Jennie menemukannya. Dia segera menghampiri Zerina, lalu menyerahkan obat itu.

Zerina mendudukkan Lisa, lalu membantu nya minum obat. Lama² rasa sakit itu menghilang, Lisa mulai tenang dan Zerina, Raisa dan Jennie mulai menghela nafas lega.

"Eomma.." Ucap Lisa lirih.
"Iya kenapa Ca?" Tanya Zerina.
"Itu tadi siapa? Knp pas Lisa lihat wajahnya, Lisa jadi pingin bunuh?" Tanya Lisa.
"Dia orang jahat Lisa, jangan di ingat. Kalo kamu inget, nanti malah kepala mu sakit. Kamu mau?" Tanya Raisa.
"Caca nda mau hiks.." Ucap Lisa mulai menangis.
"Mangkanya, jangan di inget. Dia orang jahat, mangkanya Caca pinginn bunuh dia." Ucap Jennie.

Lisa hanya mengangguk paham. Dia sejujurnya ingin mencoba mengingat, tapi dia tidak ingin kepala nya sakit. Rasa nya seperti, ada sesuatu yang mencoba menembus sesuatu seperti pintu yang di kunci sangat rapat atau sebuah dinding yang sangat keras.

Melihat Lisa yang sedih, Jennie berpikir untuk mengajak liburan untuk keluarga. Karena mereka juga udah jarang liburan sekarang.

"Eomma, mama, gimana kalo kita adain liburan keluarga? Kan udah lama tuh, kita nggak pernah liburan sekeluarga." Ucap Jennie melirik Lisa.
"Hmm... Bagus juga ide mu, baiklah.. nanti Mama bilang ke papa oke." Ucap Raisa dan di angguki oleh Zerina.
"Liburan kemana?" Tanya Lalisa penasaran.
"Terserah sih, bagaimana kalo ke amerika aja. Atau ke Paris." Ucap Jennie berfikir.
"Ke paris pliss!! Caca pingin ke paris sama kalian yaaa..🙁." Ucapnya memelas.
"Bilang dulu ke Papa sama Appa, Caca." Ucap Jennie senang.
"Bilang apa?" Tanya seseorang.

Mereka menoleh, dan melihat keberadaan Louvint boys. Mereka tersenyum hangat, melihat ada binaran di mata Lalisa. Mereka tadi tidak sengaja mendengar kata liburan keluarga yang di ucapkan oleh Jennie.

"Appa!! Papa!! Oppa!! Caca ingin ke Paris!! Caca ingin kesana yaa🙁." Ucapnya memelas.
"Hahaha.. baik baik.. nanti kita ke paris oke." Ucap Gio terkekeh.
"Oppa ikut kan nanti?" Tanya Lisa menatap semua oppa nya.
"Kami semua ikut kok dek.. nggak mungkin kami gak ikut ke acara liburan keluarga." Ucap Vano.
"Yeey!! Nanti nanti kita bla bla bla..." Lalisa terus aja mengoceh.

Semua keluarga Louvint tersenyum hangat, lihat dia. Sangat cerewet, dan sangat imut. Tatapannya yang polos, juga bisa meluluhkan puluhan lelaki di luar sana. Sangat imut!! Pikir keluarga Louvint.

Gio mendekat, dan memeluk putri nya itu sangat erat. Sementara Lalisa, terus mengoceh tentang liburan keluarga itu.

S
K
I
P

Sekarang, mereka sedang berada di dalam pesawat pribadi keluarga Louvint. Lalisa saat ini tidur di pangkuan Reinhard. Gadis itu terlihat sangat lelah. Rein tersenyum melihat keimutan Lisa saat tertidur seperti ini.

"Hyung, adek tidur?" Bisik Vino.
"Hmm.." Dehem Rein serta anggukan.
"Huft.. berapa lama lagi? Kasihan adek, gk nyenyak tidurnya." Ucap William pelan.
"Jennie juga nih, dia terlihat sangat lelah." Ucap Kyle yang memangku Jennie.
"Ya mangkanya, kalo adek tidur di kamar kan enak." Ucap Vano.
"Huh.. gini amat punya saudara. Mereka gblk atau apa sih ha?!!" Batin Ash geram.
"Kenapa kalian gak tidurin adek di kamar situ sih? Di pesawat ini kan ada.." Ucap Ash kesal.

Semua nye menepuk kening. Bagaimana bisa, mereka lupa kalo ini pesawat pribadi keluarga Louvint. Pasti nya ada kasurnya kan?

"Pfftt.. kalian belum tua loh, udah pikun aja." Ujar Lio mengejek dia.

Louvint boys tersenyum kikuk. Entahlah, dimana sifat dingin mereka itu.

Reinhard dan Kyle berdiri, dan masuk menuju ke kamar. Di pesawat itu hanya ada 1 kamar, jadi Jennie dan Lisa di tidurkan di kasur yang sama.

"sleep well, my little sister." Ucap Reinhard mengecup kening Lisa dan Jennie.
"Sweet dreams sister." Ucap Kyle mengecup kening Lisa dan Jennie.

Reinhard dan Kyle pergi. Meninggalkan Lisa dan Jennie yang terlelap dengan nyenyak disana. Tatapan polos mereka, membuat semua orang akan tunduk pada mereka.

Semua orang pasti berpikir, bahwa kedua gadis itu pasti punya kehidupan yang sangat bahagia. Mengetahui bahwa kedua gadis itu selalu tersenyum, dan mata nya yang selalu di penuhi dengan kejujuran dan binaran.

Tapi di balik itu semua, ada hati yang hancur. Entah apakan hati itu masih hancur sekarang, tapi yang jelas adalah. Lisa berhasil mempertahankan keharmonisan keluarga nya, dan bahagia dengan mereka selama nya.

-TAMAT-

Hiks.. udah gini aja oke. Nanti w kasi bonus hiks..
W bingung ama alur cerita nya njirr.. mau happy end, tapi kek gimana? Ya udah gini aja ya kan.

Klo misal kagak suka, atau kurang like, You can skip to another story, w yakin masih banyak novel yang lebih bagus dari punya gw

Dan gw di sini mau berterima kasih, karena kalian udah mau baca. Yang sering vote, komen, atau yang cuma baca dan gak pernah vote.. terima kasih udah mau baca ya🤗

Dan bagi yang belum tau, kalian juga baca cerita gw yang satu nya. Klik aja akun gw, nanti juga keluar sendiri.

Anyway, I'm grateful for those who want to read my story. Thank you all🤗

Transmigrasi Queen Psikopat (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang