transmigrasi 2

9.5K 693 8
                                    

Vanisa menatap iba Lalisa. Ia sangat lugu, dan polos, tidak tau apa apa. Vanisa menghampiri Lalisa, lalu mengelus kepala nya dengan lembut.

"Sudah, jangan khawatir. Aku akan mengurus nya. Kamu bahagia lah di sini oke." Ucap Vanisa lembut.
"T tolong lindungi keluarga ku, hiks.. cuma itu tugas mu." Ucap Lalisa tersenyum.
"Hah.. baiklah, jadi.. bagaimana aku harus masuk ke tubuh mu?" Tanya Vanisa.
"Kamu cuma harus masuk ke cahaya itu. Nanti kamu akan masuk ke tubuh ku." Ucap Lalisa.

Vanisa mengangguk, lalu segera pergi menuju cahaya. Ia berbalik, dan melihat Lalisa tersenyum lembut. Melambai kan tangannya, dan di balas anggukkan oleh Vanisa.

Vanisa memasuki cahaya itu, hingga akhirnya ia menutup mata nya.

Beberapa menit kemudian, Vanisa mencium bau obat. Dan mendengar suara monitor, like TIT TIT TIT pokoknya suara nya itu kayak gitu. Terus dia juga merasakan kalo tangannya ada yang megang.

Perlahan Vanisa membuka mata nya, dan melihat dinding langit. Ia mengedarkan pandangannya ke kanan, dan melihat seorang wanita cantik tengah tidur sambil memegang erat tangan nya. Lalu ia melihat 5 pemuda tampan, dan 1 pria seumuran dengan wanita ini. Seperti nya dia adalah suami wanita ini, pikir Vanisa.

"Gw di Rumkit? Ah.. apa ini tubuh nya Lalisa ya? Huh.. kulit nya bening banget njirr.." Ucap Vanisa pelan.
"Kalo gitu, wanita ini pasti Mak nya si Lalisa. Oke, terus pemuda disana siapa aja njirr.. masa Abang nya Lalisa?! Banyak bener!!" Batin Vanisa.
"Oh disana, pria itu seperti nya bapaknya si Lalisa. Oke.. karena gw nggak inget apa apa. Jadi gw bakal pura pura amnesia. Yaah... Harap aja si Lalisa cepet ngirim ingatannya." Batin Vanisa lagi.

Kita panggil Vanisa, jadi Lalisa aja oke. Biar kagak ribet~~

Lalisa mengangkat tangannya, lalu mengelus tangan sang wanita. Terlihat kalau wanita itu terganggu, lalu membuka matanya. Ia mengucek mata nya, lalu terdiam saat melihat Lalisa terbangun.

"LALISA!!!" Teriak nya.
"Ah.. toa sekalee epribadeh🙃" Batin Lalisa tertekan.

Semua pria terbangun, dan seketika semua orang menatap Lalisa. Lalu memeluknya erat, membuat Lalisa hampir gak bisa nafas. Sabar Yee 😌

"Se sesak!!" Ucap Lalisa.
"E eh!! Maaf." Ucap semua pria itu lalu menunduk.
"Maaf, tapi.. kalian siapa?" Tanya Lalisa.
"HAH!!" Semua nya teriak!!

Wanita itu segera menekan tombol merah yang ada di sebelah ranjang Lalisa, dan beberapa menit kemudian, dokter datang. Lalisa hanya diam, berpura pura seperti orang bingung.

Dokter itu memeriksa Lalisa, lalu bertanya sesuatu. Apakah dia ingat ini lah, itu lah, tapi selalu di jawab gelengan oleh Lalisa.

"Huft.. nona muda amnesia, tapi jangan khawatir. Nona muda hanya anmesia ringan. Jadi perlahan lahan ingatan nya akan kembali. Tapi jangan di paksa kan, karena keadaan nya yang masih lemah." Ucap dokter itu.
"Terima kasih dok." Ucap wanita itu.

Sang dokter mengangguk, lalu pamit pergi dari ruangan. Saat dokter/suster udah pergi, semua nya seketika mendekat dan duduk di sebelah ranjang Lalisa. Bahkan Lalisa sendiri juga mm.. rada rada bingung.

"Princess hiks.. maafkan kami, gara gara kami lalai menjaga mu hiks.. kamu hiks.. jadi seperti ini hiks.." Ucap salah satu pemuda.
"Apa kalian keluarga ku?" Tanya Lalisa.
"Iya.. aku papa mu, Gio Van Louvint. Putra pertama keluarga Louvint." Ucap Gio, papa Lalisa.
"Aku mama mu, Zerina Finse Florencia. Anak tunggal keluarga Florencia." Ucap Zerina, mama Lalisa.
"Aku Abang pertama mu, nama ku Reinhard De Louvint." Ucap Reinhard lembut.
"Aku Abang kedua mu, nama ku William De Louvint." Ucap William ramah.
"Aku Abang ketiga mu. Ash De Louvint." Ucap Ash agak datar.
"Aku Abang ke empat mu, nama ku Vano De Louvint." Ucap Vano.
"Aku Vino De Louvint. Abang ke lima mu, dan kembaran bang Vano." Ucap Vino.

Lalisa mengangguk, lalu tiba tiba kepala nya terasa sangat sakit. Membuat semua orang panik. Karena sangat sakit, Lalisa pingsan.

"Lisa!! Lisa!!" Ucap Zerina, menggoyang kan tuhuh Lalisa yang pingsan.
"Cepat panggil dokter!!!" Teriak Gio.

Vino menekan tombol merah itu, dan beberapa menit kemudian dokter datang dan segera memeriksa keadaan Lalisa. Setelah selesai memeriksa, dokter itu berbalik dan melihat tatapan tajam dari keluarga itu.

"Tolong aku🙃" Batin dokter itu tertekan🤣🤣🤣.
"Jadi?" Ucap Reinhard dingin.
"Nona muda hanya pingsan, karena rasa sakit di kepala nya. Seperti nya, jika nona muda siuman, ia akan mengingat semua nya kembali." Ucap dokter itu tersenyum.
"Huft.. apa hanya itu?" Tanya Gio tegas.
"Ah iya, di tangannya terdapat luka lebam. Saya curiga, kalau luka lebam itu bukan dari kecelakaan itu. Melainkan kejadian lain." Ucap dokter itu.
"Maksudnya?" -William
"Seperti nya, sebelum kecelakaan terjadi.. nona muda sempat di bully. Dari hasil luka lebam, dan luka lainnya, nona muda di pukuli, di tendang, dan mm.. di jambaki. Lalu, kulit nya juga tergores, saya yakin nona muda di seret di tanah yang tajam." Ucap dokter itu panjang lebar.

Mendengar cerita dokter itu, membuat Louvint Boys mengeraskan rahangnya. Jadi ini semua terjadi karena Lalisa di bully!!

Ruangan itu di penuhi oleh aura menyeramkan. Ia (dokter) segera pergi, dan meninggalkan keluarga psikopat ini.

Mereka menatap Lalisa dengan sendu. Melihat wajah lugu+polos Lalisa, membuat mereka menjadi tidak tega melihat kejadian di mana ia (Lalisa) di bully. Tapi mau tidak mau, mereka harus tau kejadian yang sebenarnya nya.

"Ash, Vano, Vino. Selidiki masalah ini!! Jika sudah ketemu dengan pelakunya, tangkap mereka dan masukkan ke ruang penyiksaan!!" Ucap Reinhard tegas.
"Baik!!" Ucap Ash, Vano, and Vino, lalu pergi.
"Papa, mama.. sebaiknya kalian pulang, dan beristirahat lah. Biar kami yang menjaga Lisa, dan mengurus masalah ini!" Ucap William.
"Tapi.. bagaimana dengan Lisa." Tanya Zerina.
"Jika Lisa udah bangun, nanti kita kabari kalian. Sebaiknya kalian segera pulang, dan beristirahat." Ucap William lembut.
"Baiklah. Jaga adek kalian, dan urus masalah ini, sampai selesai!! Tangkap pembully itu, dan masukkan ke dalam ruang penyiksaan!!" Ucap Gio dan di angguki oleh Rein dan William.

Gio dan Zerina segera pergi ke mansion, meninggalkan anak anaknya. Mereka yakin, kalau kelima putra nya bisa menjaga putri satu satu nya keluarga Louvint.

Sekarang disana, tersisa Reinhard, William, dan Lalisa. Mereka menunggu Lalisa siuman, sambil mengerjakan tugas kantor/kuliah.

Di sisi Ash, Vano, Vino.

Mereka di beri tau, kalau kejadian nya berada di belakang sekolah. (Cerita nya, di belakang sekolah itu, ada gerbang nya juga. Dan kebetulan itu kebuka, jadi si pembully nyeret si Lalisa, ke tengah jalan. Paham kan? Kalo nggak nasib)

Dan keberuntungan memihak mereka. Terdapat cctv kecil, yang sengaja di sembunyikan kan. Itu untuk memantau kegiatan nakal, yang biasa di lakukan oleh murid yang sembunyi. Jadi yaa.. mereka beruntung.

Ash, Vano dan Vino segera pergi ke ruang cctv, dan mengeceknya. Dan terlihat kejadian dimana Lalisa di bully, di siksa, dan lalu di seret ke tengah jalan. Dan berakhir, dia tertabrak truk.

Melihat kelompok pembully itu, dan orang yang menyeret Lalisa, mereka langsung tau siapa dia. Seorang cabe yang selalu menempel kepada mereka. Cabe itu juga pernah merusak rumah tangga seseorang. Ya you know lah, j*l*Ng. Jadi dia lebih murah dari cabe cabe di pasar. Murahan!!

"Cabe!! Gara gara Lo, adek gw masuk Rumkit dan ilang ingatan!! Awas aja Lo cabe murahan!! Lo gak bakal bisa hidup tenang!!" Ucap Vino.

-bersambung-

Kalo soal Visual nya nanti ya, udah kebanyakan soalnya ini hehe😁

Transmigrasi Queen Psikopat (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang