Malam nya. Saat ini baru jam 20.35, dan Lisa bersama keluarga nya sedang ada di ruang keluarga.
Mereka berbincang-bincang, entah itu tentang masa lalu, masalah bisnis dll. Mereka tetap membicarakan nya.
Lisa dan Jennie hanya menatap layar hp nya. Entah mikirin apa. Sampai² kibasan tangan Kyle menyadarkan mereka dari lamunan.
"Mikirin apa dek? Kok bisa ngelamun bersama gitu." Ucap Kyle.
"Gak papa Oppa." Ucap Jennie dan Lisa bersamaan.
"Oke, karena udah jam 21.00 Lisa tidur ya oppa, appa, eomma. Good night." Ucap Lisa, lalu mencium pipi keluarga nya satu persatu.
"Good night too princess." Ucap semua nya.Lisa pergi, dan tidak lama Jennie juga pamit. Ia sangat gantuk, karena memang jam segini Jennie dan Lisa tidur.
Saat Jennie melewati kamar Lisa, dia tidak sengaja melihat Lisa memegang pisau. Lalu karena tidak percaya, Jennie mengusap mata nya, dan melihat Lisa memegang pulpen.
"Huh? Apa itu halusinasi gw yak? Ya mungkin. Gak mungkin Lisa bawa pisau, buat apa emang. Haha .. ada² aja gw." Batin Jennie lalu pergi.
Padahal itu memang sebuah pisau, yang di sembunyikan oleh bentukan pulpen. Lisa pergi pengen jujur sama Varo, sekalian cari mangsa. Udah lama dia gak mutilasi orang. Udah cukup dia berpuasa, sekarang Lisa akan berbuka puasa.
Ada ada aja /-author
Karena semua udah siap, Lisa segera mengunci pintu kamar nya. Hampir aja dia lupa, kalo pintu nya belum ketutup.
Lisa membuka pintu balkon, keluar, tutup pintu balkon, lalu turun ke bawah.
Sesampai nya di tempat, Lisa melihat oppa angkatnya dan Diana, pacar oppa nya. Lisa segera berlari kesana, menyuruh mereka berdua mengikuti dirinya.
Sampai di sebuah cafe, Lisa memesan minuman dan segera membahas masalah ini.
"Jadi .. Lo mau ngomong apa?" Tanya Diana.
"Apa kalian percaya kalau gw Vanisa?" Tanya Lisa gugup.
"Heh! Ngaco Lo, Nisa udah gak ada." Bantah Diana.
"Huh.. gw tau kalo kalian masih sedih, tapi percayalah. Gw beneran Vanisa, adek kalian. Jiwa gw nyasar ke tubuh ni anak." Ucap Lisa.
"Emang Lo ada bukti apa kalo Lo itu Nisa?" Tanya Varo.
"Mm .. oke. Pertama, Oppa Varo pernah masuk kamar mandi yang di dalam nya ada kak Ana kan. Kedua, kak Ana pernah mabok berat, dan hampir ekhem ekhem Ama oppa Varo kan. Ngaku hayoo.." ucap Lisa menggoda mereka.
"Kok Lo tau!! Padahal kan yang tau cuma gw, sama Varo." Ucap Ana malu.
"Ya tau lah, secara kan gw ini jago dalam memecahkan rahasia." Ucap Lisa.Varo dan Ana memutar mata nya malas. Lagian nih 2 pasangan kenapa gak nikah aja, biar cepet 'itu' nya, kan udah sah. Lah ini belum nikah, udah kebelet lakuin 'itu' aja. Bener bener dah🤧
"Ketiga, Lo berdua pernah kiss dan hampir ekhem, dan kepergok Ama gw kan. Udah deh, ngaku aja Lo pada hahah🤣." Ucap Lisa.
BRUK
"Argh!! Sakit bego!! Oppa Varo, kak Ana!!" Ucap Lisa.
"Hiks.. ternyata itu Lo dek!! Masih sama ya, nyebelin hiks.." Ucap Ana.
"Jan tinggalin gw lagi dek. Hiks.." Ucap Varo.
"Kan udah gw bilang. Gw ini Nisa, adek kalian. Udah² oppa, kak. Gak malu apa." Ucap Lisa.
"Oh ya oppa, di mansion (mansion nya keluarga Fredly) ada mangsa gak? Gw laper nih, udah lama gak mutilasi orang." Ucap Lisa.
"Ada dek, 6 orang doang sih." Ucap Ana.
"Oh ya, nama Lo siapa sekarang dek?" Tanya Ana.
"Oh kenalin, gw Lalisa De Louvint, anak terakhir dari Gio Van Louvint, dan Zerina Finse Florencia." Ucap Lisa sombong.
"Sombong amat lu. Lebih kaya keluarga kita juga." Ucap Varo jengah.
"Hehe😁." Lisa cuma nyengir.Lisa melihat jam nya, yang ternyata udah jam 21.59.
"Udah malem, oppa, kak, Lisa pergi dulu oke. Oh ya, nih nomor hp gw. Bye oppa, kak." Ucap Lisa lalu pergi.
"Oke." Ucap Varo dan Diana singkat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Queen Psikopat (End)
FantasiApa jadinya, jika seorang psikopat bertransmigrasi ke tubuh seorang culun. Walau ia culun, semua keluarga nya tetap menyayangi diri nya. Apakah ia akan berpura pura menjadi culun? Atau tetap menjadi diri nya sendiri? Lihat saja¯\_( ͡° ͜ʖ ͡°)_/¯