Warning!! Banyak adegan sadis, yang gak kuat baca, silahkan skip.. tapi tetep vote ya wkwkwkw🤣🤣
.
.
.
.
Lalisa mendekati seorang gadis. Ia memegang kedua dagu nya lembut. Gadis itu mendongak dan..----------🌷-------🌷
Lalisa dan gadis itu bertatap muka. Mereka terdiam, sementara keluarga Louvint terjedag jedug mengetahui siapa gadis itu.
Lalisa Pov
Entah kenapa, aku saat melihat wajahnya. Perasaan ku sangat gimana gitu jelasinnya. Aku ingin marah, tapi karena apa? Dan, wajahnya agak familiar.
Semakin aku mencoba mengingat, semakin kepala ku sakit. Perasaan ku juga semakin meningkat. Ingin sekali membunuhnya. Di pikiran ku hanya 1. Yaitu..
Bunuh
Bunuh
Bunuh dia!!
Harus bunuh dia!!!
Balas dendam!! Ayo bunuh
Kenapa? Kenapa dengan diriku? Kenapa aku sangat marah ketika melihat nya? Kenapa aku sangat ingin membunuhnya? Kenapa tubuhku seperti memerintahkan ku untuk membunuh, dan membalaskan dendam.
Aku berdiri, menatap datar gadis itu. Kepala ku sakit. Ingin berteriak, tapi seakan mulut ku ini terkunci begitu rapat. Ingin memukul kepala ku, tapi entah mengapa tubuhku tidak mau di gerakan. Hanya ada 1, yaitu bunuh gadis itu!!
"Kenapa ya.. kenapa kepala Caca sakit? Kenapa Caca sangat marah ketika melihat gadis ini? Kenapa?" Ucap ku lirih.
"Kenapa rasa nya, Caca ingin balas dendam sama gadis ini? Memang dia siapa?" Lanjut ku lirih.
"Ca.. kamu nggak apa²?" Tanya Eonni, Jennie.
"Mm? Caca nda papa kok. Tenang aja." Ucap ku menahan semua nya.Siapa gadis ini?
Lalisa pov end
Sejua keluarga Louvint tercengang mendengar lirihan Lalisa. Kenapa seperti itu? Jangan sampai Lisa ingat sama kejadian lalu, bagaimana jika dia drop lagi.
"Ca.. kamu nggak apa²?" Tanya Jennie.
"Mm? Caca nda papa kok." Ucap Lalisa tersenyum terpaksa.Semua nya pasti tau, kalau senyuman itu adalah fake smile. Mereka ingin menghampiri Lisa, tapi tubuh mereka tidak ingin di gerakkan. Seperti memberitau mereka, bahwa biarkan Lalisa yang mengurusnya.
Lisa berjalan mendekat. Dia berjongkok, lalu menatap lekat wajah gadis itu. Kepala nya semakin sakit, nafasnya tercekat, pandangannya menajam, dan seketika saja Lalisa psikopat mode on.
Lisa mundur, mengambil sebuah kapak, lalu berjalan sambil menyeret kapak itu. Hingga berbunyi suara yang sangat amat mengerikan. Gesekkan kapak dengan lantai, membuat kesan seperti horor.
"Hei.. kamu siapa? Kenapa kepala Caca sakit, saat melihat wajahmu?" Tanya nya dengan mata melotot.
"Haha.. haha.. hahahaha.. HAHAHA😈." Lalisa tertawa psikopat.
"Entah kenapa, Caca iri sama mata mu. Mm.. rambut mu juga bagus, apa Caca gunting aja ya😀?" Ucapnya berbinar.Lalisa menggunting rambut gadis itu secara kasar, sambil bersenandung ala ala psikopat. Pikir aja sendiri, w cari nya kagak nemu soalnya mwehehe🗿
Setelah menggunting rambut gadis itu, Lisa melanjutkan kegiatannya dengan menggunting telinga kanan dan kiri gadis itu. Lalu di lanjutkan dengan lidah nya.
Karena masih belum puas, Lalisa mengambil pisau kecil lalu menusuk mata gadis itu dengan sadis nya. Dia melepas kedua mata itu, lalu menaruhnya di sebuah toples kecil.
Belum puas lagi, Liss segera saja melepas kulit dari wajah gadis itu. Maksudnya itu, kulit nya yang ada di kepala di lepas gitu..
Sekarang, terlihat lah kepala gadis itu tidak memiliki kulit. Daging nya kelihatan, darah mengalir deras, gigi nya juga kelihatan. Bayangkan aja sendiri, bisa kan?
"Nah gini kan cantik. Caca jadi seneng kan, dari pada muka mu yang tadi, Caca emosi jadi nya." Ucap Lisa polos+sadis.
"Aaaghh.. aagh.. aaa.." Ucap gadis itu tak jelas.
"Ih berisik deh, Caca kan lagi main. Jangan belisik." Ucap Lalisa.Lisa segera saja memotong lidah gadis itu, lalu membuangnya. Terlihat tubuh nya tidak sabar untuk memutilasi gadis itu.
Lalisa berdiri, lalu mengambil kapak. Dia memotong tubuh gadis itu dengan kapak. Dia angkat, lalu di jatuhkan dan memotong tubuh gadis itu. Terus menerus, sampai membuat tubuh itu hancur seperti sebuah makanan yang di haluskan.
Walau gadis itu sudah mati, Lisa tetap aja memotong nya dengan kapak. Wajahnya udah sangat di penuhi oleh iblis psikopat.
Keluarga Louvint bergetar hebat melihat kesadisan Lalisa. Pa lagi yang bagian menguliti, dan memotong motong tubuh gadis itu dengan kapak sampai hancur seperti bubur.
"Huft.. hah.. Caca capek." Ucapnya dengan meregangkan otot.
"Eh Caca capek? Ayo ke kamar, mandi terus ganti baju nya oke." Ucap Zerina.
"I iya nak, ayo kita ke kamar." Ucap Raisa.Mereka pergi, di ikuti oleh Jennie. Sementara Louvint boys hanya diam, menatap kumpulan daging yang udah tisak terbentuk itu.
"Bagaimana jika aku yang disana?" Batin mereka takut+merinding.
Melihat+membayangkan saja udah bikin mereka takut setengah mati, apa lagi merasakannya. Udah lah, mental jatuh, fisik hancur.
-bersambung-
Mwehehe.. gimana? Seru gak? Seru gak? Nggak? Yaudah deh.. sorry kalo kurang sadis.
Dan seperti yang kalian duga, gadis itu adalah Cia. Ternyata selama ini, keluarga Louvint belum membunuh nya. Mereka malah membiarkan nya hidup, memberikan makan, tapi makanannya itu makanannya dog..
Hih.. sadis amat dah. W yang nulis aja merinding cuy, pa lagi pas nyari senandung yang di nyanyiin sama Lisa. Untung aja w kagak sendirian di rumah wkwkwk.. merinding 🤣🤣😖
Eh.. malah senandung nya kagak ada yang cocok. Soo ya, kagak jadi lah. Tapi tetep ae gw merinding hih😖
Owh ya, w juga minta maaf karna jarang up..
Habis ini, ni novel habis, terus ngelanjutin novel w yang satunya, terus buat lagi hahaha..
Nanti kan aja oke😀
Dan thanks buat yang udah baca, vote and koment novel ini. Jujur aja, w ini pemula. Pertama buat novel di Noveltoon, terus kepincut ama Wattpad jadi nya w buat novel di Wattpad wkwkwk..🤣
Dan Alhamdulillah novel w yang ada di Noveltoon banyak yang baca, dan banyak yang vote and koment juga tentunya.
Ya udah gitu aja, hehe.. sorry kalo gaje, sorry juga kalo cerita nya kuranh menarik..
Wassalamualaikum Wr. Wb🤗🙏
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Queen Psikopat (End)
FantasiApa jadinya, jika seorang psikopat bertransmigrasi ke tubuh seorang culun. Walau ia culun, semua keluarga nya tetap menyayangi diri nya. Apakah ia akan berpura pura menjadi culun? Atau tetap menjadi diri nya sendiri? Lihat saja¯\_( ͡° ͜ʖ ͡°)_/¯