Seluruh pekerja sudah berkumpul di hadapan Krystal sedangkan Damian sibuk memperkenalkan gadis itu pada mereka.
Berbagai tatapan di dapatkan oleh Krystal. Ada yang menatapnya kagum, kesal, iri, marah, sinis, dan meremehkan.
Tentu saja tatapan mereka tidak dapat dilihat oleh Damian karena perhatian pria satu itu selalu tertuju pada Krystal. Seolah tak ada objek yang lebih indah selain Krystal.
Hal tersebut kian membuat para pekerja yang masih single merasa iri pada Krystal.
Tuan muda tampan nan kaya raya incaran mereka telah diambil oleh seorang gadis asing dalam sekejap mata. Menghancurkan semua rencana dan khayalan semu mereka.
Di dalam diri mereka terbesit keinginan membuat Krystal tidak betah di rumah ini supaya kesempatan memiliki Damian kembali terbuka lebar.
"Siapapun yang ketahuan menyakiti Krystal, maka aku tidak akan segan-segan menghancurkan kalian dan keluarga kalian."
Namun, ancaman mematikan Damian terpaksa membuat mereka mengubur dalam-dalam niat tersebut.
Mereka hanya bisa pasrah dan menerima kenyataan meskipun masih tersisa iri dan benci pada Krystal.
"Sekarang kalian siapkan semua kebutuhan gadisku!" Titah Damian lagi.
Mereka mengangguk mengerti.
Saat Damian membubarkan, mereka pun langsung melaksanakan tugas yang diperintahkan Damian.
"Untuk apa repot-repot menyiapkannya? Aku punya semuanya di rumahku." Celetuk Krystal setelah lama terdiam membisu.
Damian mengusap lembut pipi Krystal. "Aku ingin kau betah tinggal di sini, amour. Makanya aku menyiapkan semuanya untukmu."
"Bukankah bisa membawanya dari rumahku?"
"Aku tidak ingin kau memakai barang lamamu. Aku ingin kau memakai barang baru di rumahku, seperti halnya kita yang sedang membuka lembaran baru."
Perkataan menggelikan Damian membuat Krystal diam-diam menahan mual.
'kalau bukan karena dendam, aku tidak akan sudi di dekatmu!' batinnya berteriak.
"Aku lelah." Krystal mengalihkan pembicaraan sembari memasang wajah paling lesunya.
Damian langsung menggendong Krystal tanpa mengatakan apapun. Gadis cantik itu tak menolak, melainkan menyandarkan kepalanya di dada bidang Damian yang terhalang oleh kemeja.
Pria itu membawa Krystal ke kamar dan membaringkannya lembut serta tak lupa pula mengusap puncak kepalanya. "Tidurlah, amour."
Kala Damian tidur di sampingnya, Krystal sontak menoleh. "Kenapa kau tidur di sampingku?"
Alis Damian terangkat sebelah. "Memangnya kenapa kalau aku tidur di kasurku sendiri?"
Krystal mengerjap kaget. "Jadi, ini kamarmu? Kenapa kau meletakkan ku di sini? Antarkan aku ke kamarku."
Damian tersenyum miring. "Ini juga kamarmu, amour. Lebih tepatnya kamar kita."
Krystal beringsut mundur dan menatap Damian horor. "Jadi, kita akan tidur bersama?!" Pekiknya.
Padahal seingat Krystal, mereka tidak pernah tinggal sekamar.
Damian tak menyahut perkataan Krystal, melainkan menarik tubuh Krystal dan mengunci tubuh gadis itu ke dalam pelukannya.
"Jangan protes karena percuma saja. Kau hanya akan membuang suara dan tenagamu saja."
Setiap kata dan nada bicara Damian menegaskan kalau dia tidak menerima bantahan. Dan lagi-lagi Krystal terpaksa menuruti perkataan pria itu.
Krystal menghela nafas gusar. Berusaha lepas dari pelukan Damian dengan menggerakkan tubuhnya secara perlahan. Namun, Damian malah mempererat pelukan mereka.
"Tidurlah! Bukan kah kau lelah?" Tanya Damian karena merasakan gerakan gelisah Krystal.
"Lepaskan aku." Bisik Krystal.
"Tidak mau."
"Aku tidak bisa tidur kalau dipeluk seperti ini." Rengek Krystal kesal.
"Kenapa memangnya?"
"Panas."
Tiba-tiba saja Damian mengatur suhu AC berubah menjadi lebih dingin dibandingkan suhu sebelumnya. "Sekarang sudah tidak panas 'kan?"
Krystal tersenyum kesal.
Tingkah pria itu benar-benar membuat kesabarannya menipis.
Untungnya Krystal masih ingat misi, kalau tidak, sudah pasti dia akan memukuli tubuh pria menyebalkan itu.
"Tidurlah, amour. Besok adalah hari yang sangat penting bagimu." Ucap Damian ambigu tapi Krystal terlalu malas menanyakannya.
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Krystal's Revenge
RomanceTragedi demi tragedi terus menimpa Krystal hingga menghancurkan gadis itu tanpa sisa. Krystal disiksa dan dibunuh oleh orang-orang yang sangat dipercayainya. Di akhir kehidupannya, Krystal berharap bisa kembali ke masa lalu supaya bisa membunuh semu...