Part 41🌻

30.7K 4.6K 411
                                    

Vote sebelum baca🌟

‍‍‍‍‍‍‍‍"William dan Iris tadi berusaha kabur nyonya tapi kami berhasil menangkap mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

‍‍‍‍‍‍‍‍"William dan Iris tadi berusaha kabur nyonya tapi kami berhasil menangkap mereka. Apa yang harus kami lakukan selanjutnya, nyonya? Haruskah memberikan mereka hukuman?" Tanya orang di sebrang telpon.

Krystal terdiam sejenak. "Patahkan kedua kaki mereka!" Titahnya kejam, tanpa belas kasihan sedikit pun.

"Baik, nyonya."

Krystal mematikan sambungan telepon secara sepihak. "Mencoba kabur dari genggamanku? Mimpi saja kalian!" Desisnya sinis.

Gadis cantik itu meletakkan hp. Membuka seprai, membawanya ke kamar mandi, dan langsung mencucinya sembari menahan sakit perut.

Keringat dingin bercucuran di keningnya tapi itu tak menghalangi niatnya untuk mencuci kain satu itu.

Masalahnya, dia tak mungkin membiarkan seprai dicuci orang lain karena terkena noda darahnya. Malu!

"Astaga, amour!! Kenapa kau malah mencuci seprai?! Cepat letakkan dan kembali ke kamar!" Panik Damian sedangkan Krystal terlonjak kaget akibat kemunculan mendadak pria itu. Ia mengembungkan pipi kesal kala Damian merebut seprai yang sedang dicucinya. Untung aja noda darah sudah hilang.

"Kenapa mencucinya sendiri, huh?" Damian mengomeli Krystal seraya membersihkan sabun di tangan gadis itu dengan air. Kemudian, baru lah menggendong Krystal kembali ke kamar dan meletakkan sang istri di atas kasur tapi Krystal langsung beranjak dari kasur lantaran takut mengotori tempat tidur.

"Katakan amour. Kenapa kau mencucinya?" Kembali mengomel lantaran belum mendapatkan jawaban yang diinginkannya.

Krystal menghela nafas panjang. "Tembus." Jawabnya singkat.

Damian mengerutkan kening heran. Gagal paham akan maksud ucapan Krystal. "Hah?"

Krystal mengibaskan tangannya. "Lupakan saja." Menyodorkan tangan kanannya ke Damian. "Mana barangnya?"

Damian langsung memberikannya sedangkan Krystal memeriksanya.

Barangkali Damian salah beli, pikirnya.

Keningnya mengerut heran melihat barang lain di dalam kantong plastik tersebut.

"Oh itu, dokter menyarankan aku membeli obat itu untuk meredakan sakit perutmu, amour." Jelas Damian tanpa ditanya.

Krystal mengangguk mengerti, mengucapkan terima kasih, pergi ke kamar mandi, dan segera membersihkan diri.

Sembari menunggu Krystal selesai mandi, Damian mengecek email yang masuk ke hp nya.

Damian mendudukkan dirinya di kasur seraya terus fokus ke layar hp. Ia mulai sibuk membuka dan membaca email secara satu persatu. Tanpa bosan dan lelah.

Pria itu hendak membuka email dari orang kepercayaannya khusus untuk di rumah tapi suara keras di kamar mandi membuatnya mengurungkan niat. Ia bergegas ke arah kamar mandi dan mengetuk-ngetuk pintunya tak sabaran. "Amour, kau kenapa?!"

"AKU TIDAK APA-APA!"

"Bohong! Kau pasti kenapa-napa. Cepat buka pintunya atau aku dobrak!" Balas Damian tak mau percaya begitu saja.

Pintu kamar mandi terbuka. Menampilkan sosok gadis yang terduduk mengenaskan di lantai dan menunjukkan ekspresi wajah menahan sakit.

Rasa panik semakin melanda Damian. Buru-buru menggendong Krystal dan meletakkan gadis itu di kasur. Tanpa menanyakan pendapat Krystal langsung menelpon dokter.

"Astaga! Kenapa aku sial sekali hari ini!" Gerutu Krystal seraya memijit kakinya yang sakit. Mungkin kakinya sedang terkilir sekarang.

Tadi, saat ingin keluar dari kamar mandi, dia tersandung kakinya sendiri. Akibatnya, kepalanya menghantam pintu kamar mandi sedangkan kakinya terkilir.

"Sakit perut, sakit kepala, dan sakit kaki." Ringisnya menghitung kesialan hari ini.

Matanya tak sengaja menangkap keberadaan hp Damian. Ia pun iseng-iseng membuka hp suaminya itu.

Matanya membola seketika melihat pesan dalam email. Ia pun buru-buru menghapusnya dengan tangan yang sedikit bergetar.

'Sial! Mereka menemukan surat itu! Apa yang harus ku lakukan? Bagaimana kalau Damian marah dan mengurungku lagi?' batinnya panik.

"Amour, apa yang sedang kau lihat sampai panik gitu?"

Krystal tertegun dan refleks menahan nafas akibat terlampau terkejut mendengar pertanyaan mendadak Damian.

Bersambung...

firza532

Krystal's RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang