Tak terasa, sudah dua bulan lamanya Krystal tinggal bersama Damian. Selama itu pula lah, dia memanfaatkan Damian untuk tujuannya.
Krystal merasa hidup bersama Damian tidak seberat di kehidupan lampau karena Damian membebaskannya melakukan apapun yang dia inginkan. Damian juga tidak pernah membatasi ruang geraknya serta selalu mendukung keinginannya.
Damian sangat baik padanya. Namun, kebaikan itu malah menimbulkan rasa takut dalam diri Krystal.
Gadis cantik itu takut terjatuh dalam kebaikan Damian, berakhir berharap lebih, dan mengalami ending mengenaskan lagi.
Cinta tak menjamin kebahagiaan. Cinta tak menjamin kesetiaan. Cinta tak menjamin akhir menyenangkan.
Krystal sangat takut hal yang sama terulang kembali. Ingin pergi secepatnya dan menyelamatkan dirinya sendiri. Maka dari itu, ia berusaha menyelesaikan misinya secepat mungkin supaya tak terlalu terjerumus dalam kehidupan Damian.
"Amour, bagaimana ujianmu hari ini? Lancar?"
Pertanyaan Damian menyentak lamunan panjang gadis itu.
Krystal mengangguk pelan sebagai jawaban.
"Berapa hari lagi kau ujian?" Damian mengusap pelan puncak kepala Krystal.
"Satu hari lagi. Memangnya kenapa?"
Damian tersenyum kecil melihat kebingungan di wajah istrinya. "Aku ingin mengajakmu liburan."
"Memangnya kau tidak sibuk?"
"Tidak. Lagipula aku punya sekretaris untuk membantu pekerjaanku."
Krystal manggut-manggut mengerti.
"Jadi, apakah kau ingin liburan bersamaku, amour?"
Krystal terdiam sejenak mendengar tawaran menggiurkan tersebut. Kebetulan liburan adalah hiburan yang paling tepat setelah menghadapi ujian akhir semester.
Namun, lagi-lagi teringat tujuan awalnya. Krystal tersenyum kecil. Menahan keinginan dalam dirinya. "Aku sangat ingin pergi liburan denganmu tapi ada hal lebih penting yang harus kulakukan."
Damian mendesah pelan. "Memangnya apa yang lebih penting daripada liburan, amour?"
"Menyingkirkan penghianat dalam hidupku."
Pria tampan itu menghela nafas panjang. Selalu saja dia dikalahkan oleh dendam!
"Aku akan menyingkirkan penghianat itu untukmu tapi berjanjilah untuk pergi liburan bersamaku setelah itu." Kata Damian serius.
Krystal berpikir sebentar. "Baiklah. Aku janji."
Damian mendekap tubuh Krystal gemas. "Sebesar apa rasa bencimu sebenarnya pada mereka hingga kau rela menahan keinginanmu untuk pergi liburan?"
"Sebesar dunia dan seisinya." Sahut Krystal tanpa ragu.
"Lalu, bagaimana dengan besar cintamu untukku?"
Krystal terdiam sedangkan Damian langsung paham.
Pria tampan itu menangkup wajah Krystal dan menatapnya intens.
"Bagaimana dengan sayang? Apakah kau sudah mulai menyayangiku setelah kebersamaan kita selama ini?"
Wajah ragu-ragu Krystal membuatnya menghela nafas pelan.
"Sepertinya perjalananku untuk mendapatkan hatimu masih panjang."
Damian mencubit pelan hidung mancung Krystal. "Tapi, aku tidak akan pernah menyerah sepanjang apapun perjalanan itu. Aku akan selalu berjuang demi mendapatkan hatimu seutuhnya."
Hati Krystal sedikit bergetar mendengar perkataan serius Damian. Ia refleks membuang pandangannya ke arah lain akibat tak sanggup menerima tatapan intens pria di hadapannya.
"Uhm, lepaskan aku. Aku ingin belajar dulu untuk ujian besok." Elaknya.
Damian melepaskan pelukannya sambil berusaha menahan senyum melihat istrinya salah tingkah.
Sebenarnya, belakangan ini, pria itu sadar bahwa Krystal terlalu terpaku pada dendam. Ia sadar bahwa Krystal trauma pada cinta. Ia sadar bahwa Krystal takut dikhianati lagi.
Dan ia sudah bertekad akan membawa Krystal keluar dari rasa trauma itu secara perlahan.
Ia yakin, suatu saat nanti Krystal bisa bangkit dan melupakan bayang-bayang masa lalunya. Beralih mencintainya, seperti yang diharapkannya selama ini.
Damian rela menunggu. Selama apapun itu!
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Krystal's Revenge
RomanceTragedi demi tragedi terus menimpa Krystal hingga menghancurkan gadis itu tanpa sisa. Krystal disiksa dan dibunuh oleh orang-orang yang sangat dipercayainya. Di akhir kehidupannya, Krystal berharap bisa kembali ke masa lalu supaya bisa membunuh semu...