Suasana di dalam ruangan mewah itu begitu tenang. Dua insan manusia terlihat sibuk pada kegiatan masing-masing. Satu sibuk mengobati sedangkan yang satunya lagi menatap penuh memuja seakan-akan matanya tak bisa dialihkan ke objek lain. Menikmati setiap lekukan wajah gadis yang teramat di cintainya. Lalu, memujanya dalam keheningan.
Dadanya bergemuruh hebat melakukan hal demikian. Jantungnya terasa seperti hendak copot saking cepatnya detakan jantungnya. Berlebihan memang, tapi itulah kenyataannya.
Ah, dia memang selalu berlebihan jika menyangkut gadis yang dicintainya. Baik dulu, maupun sekarang.
Bedanya, dulu keberaniannya untuk mendekat belum ada. Hanya mampu mengamati dari kejauhan, memuja dari jauh, berharap tanpa dikenal, berusaha membantu sebisa mungkin tanpa dihargai, dan memendam sakit hati sendirian.
Secret admirer, itulah dia.
Sekarang, dia tidak perlu menjadi secret admirer lagi. Sekarang, ia bebas mengungkapkan perasaannya karena kemunculan Krystal di hadapannya telah memberikannya kekuatan untuk melangkah meninggalkan zona nyaman.
Dan sungguh, sangat menyenangkan rasanya bisa keluar dari zona nyaman yang menenggelamkannya dalam kebahagiaan sesaat.
"Hei! Sampai kapan kau akan melamun?"
Suara lembut itu membuatnya tersenyum.
Andai saja dari dulu keberanian menghampirinya.
Sudah pasti ia bisa mendengar suara lembut ini tiap detik. Menghilangkan lelah, resah, dan gelisahnya.
"Astaga! Tadi melamun, sekarang senyum-senyum sendiri. Apakah kau sudah gila?!" Decak Krystal tak habis pikir.
Damian terkekeh geli akibat melihat wajah bingung sekaligus kesal gadis pujaannya.
"Sudahlah. Aku telah selesai mengobati semua lukamu. Aku pergi ke ruang makan dulu karena sudah kelaparan." Cetus Krystal.
Raut wajah pria tampan itu berubah menjadi datar dalam sekejap mata. "Bukan kah sudah ku katakan tadi untuk makan terlebih dahulu, baru mengobati lukaku?"
"Lalu, ku biarkan kau mati kehabisan darah, begitu?"
"Di sini ada banyak maid, amour. Mereka bisa mengobati lukaku."
"Oh, jadi maksudmu aku hanya membuang-buang waktu untuk mengobatimu karena ada maid yang bisa mengobatimu?"
Damian menggeleng panik. "Bukan itu maksudku, amour."
"Terserah!" Ketus Krystal seraya berdiri. Berjalan cepat keluar dari kamar tanpa menoleh lagi ke arah Damian. Wajah cantiknya tampak begitu kesal dan tersinggung sehingga membuat Damian panik bukan main.
Pria itu lantas bergegas mengejar Krystal, menarik tangan gadisnya, dan mengunci gadis itu di dalam pelukannya. "Jangan marah, amour. Aku sama sekali tidak berniat seperti itu. Aku hanya tidak ingin kau mengabaikan tubuhmu sendiri demi aku."
Krystal menghela nafas dan membalas pelukan Damian. "Memangnya aku salah kalau memprioritaskan keadaanmu? Aku takut kau kenapa-napa. Aku tidak bisa melihatmu terluka. Dan asal kau tahu, aku sangat panik melihatmu berlumuran darah. Mana mungkin aku tidak mengobatimu dan memilih untuk makan."
Kata-kata manis nan berbisa Krystal membuat Damian melayang seketika. Jantungnya kembali berdebar sedangkan perutnya terasa dipenuhi oleh ribuan kupu-kupu.
"Maafkan aku, amour." Damian mengeratkan pelukannya sembari mengelus kepala Krystal dengan penuh sesal.
Krystal tersenyum penuh kemenangan tanpa di sadari oleh pria itu.
Lihatlah usaha, ucapan, dan tindakannya. Telah membuahkan hasil.
Damian percaya padanya, Damian terjatuh dalam pesonanya, dan Damian mulai tunduk padanya.
Ini adalah hal yang sangat dinanti-nantikannya karena akan sangat mudah baginya dalam memanfaatkan pria itu.
'Damian, Damian. Tetaplah menjadi pria yang berguna untukku sampai tujuanku tercapai dan setelah itu aku akan menghempaskan mu jauh-jauh dari kehidupanku.' batin Krystal.
Akan tetapi, bisakah Krystal menghempaskan Damian dari kehidupannya mengingat obsesi Damian yang begitu besar?!
Bersambung....
22.4.22
KAMU SEDANG MEMBACA
Krystal's Revenge
RomanceTragedi demi tragedi terus menimpa Krystal hingga menghancurkan gadis itu tanpa sisa. Krystal disiksa dan dibunuh oleh orang-orang yang sangat dipercayainya. Di akhir kehidupannya, Krystal berharap bisa kembali ke masa lalu supaya bisa membunuh semu...