Krystal melongo melihat surprise dari Damian, yaitunya peringkusan para penghianat dalam hidupnya.
"Kapan kau menangkap mereka?"
"Setelah mereka selesai ujian."
Krystal ber-oh ria.
"Silahkan balas mereka sesuka hatimu dan setelah itu jangan lupa menepati janjimu padaku."
Gadis cantik itu meringis pelan. Ternyata Damian tak sabaran menangkap target balas dendamnya karena ingin liburan bersama dirinya.
"Baiklah. Aku pasti akan menepati janjiku."
Damian tersenyum lebar. Hatinya berbunga-bunga mendengar ucapan Krystal. Sesederhana itu memang bahagianya.
Apalagi kalau Krystal bisa membalas perasaannya, pasti Damian akan lebih bahagia lagi.
"Lemparkan Iris dan William ke ruang bawah tanah. Kurung mereka bersama anjing karena keduanya sangat phobia pada makhluk satu itu."
Damian mengangguk mengerti. Menyuruh orang-orangnya untuk melakukan perintah Krystal sedangkan Cathleen tetap berada di dalam ruangan.
"Aku ke kamar dulu. Bermainlah sesukamu, amour." Damian memberikan ruang untuk gadis pujaannya bermain. Menahan egonya untuk menghabiskan waktu bersama gadis itu karena ia ingin semua dendam Krystal tuntas. Ia ingin perhatian Krystal hanya tertuju padanya.
"Oke."
Krystal menyeringai pelan saat Damian keluar dari ruangan. Kemudian ia pun berjalan mendekati Cathleen.
"Awalnya aku berniat melepaskan kalian untuk sejenak, tapi Damian malah membawa kalian ke hadapanku. Mana mungkin aku menyia-nyiakan kesempatan emas ini." Krystal menuangkan air panas yang dibawanya ke wajah Cathleen hingga gadis itu terbangun dan menjerit kesakitan.
"Panas!!"
Krystal tertawa kecil melihat Cathleen bergerak bak cacing kepanasan.
"Itu belum seberapa dan kau sudah menjerit kesakitan, Cathleen?" Ejeknya. "Dasar lemah!"
Cathleen tercengang mendengar suara yang sangat dikenalinya. "Jadi, kau pelakunya?!" Teriaknya murka.
"Ya. Aku pelakunya. Kenapa, huh?"
Cathleen melotot marah. "Kenapa katamu?! Harusnya aku yang bertanya kenapa!"
"Kenapa kau menculikku dan tega menyakitiku?! Apa salahku padamu?! Bukan kah selama ini hubungan kita baik-baik saja?!" Tanya Cathleen tak terima.
Krystal berjongkok dan menampar wajah Cathleen hingga sudut bibirnya berdarah. Tatapannya diselimuti oleh kebencian dan aura membunuh. "Bagaimana mungkin hubungan kita baik-baik saja setelah kau dan Iris membunuhku?!" Emosinya meluap-luap.
Cathleen mengerjap tak mengerti. "Kapan aku membunuhmu?"
Krystal tertawa sinis. "Di kehidupan yang lampau. Kau membunuhku dengan kejam." Tekannya.
"Kau gila?!" Desis Cathleen.
"Aku tidak gila, Cathleen. Asal kau tahu, aku kembali dari masa depan. Aku hidup lagi setelah kau dan Iris membunuhku. Aku kembali ke masa ini. Ke tujuh tahun yang lalu."
"Gila!!" Umpat Cathleen.
"Memangnya kau pikir darimana aku tahu niat busukmu dan Iris di saat kalian menyimpan rapat-rapat kebusukan kalian itu."
Cathleen terdiam membisu.
Benar juga apa yang dikatakan Krystal.
Mereka tidak pernah menceritakan perihal niat mereka ke siapapun. Hanya mereka berdua yang tahu.
Entah mengapa, segala sesuatu menjadi lebih masuk akal sekarang.
Tentang sikap Krystal yang berbeda, tentang Krystal yang membencinya, dan tentang Krystal yang mengetahui semua niat busuknya.
"Bagaimana, Cathleen? Apakah kau terkejut mengetahui aku kembali ke masa lalu?"
Cathleen menatap Krystal menyesal. Atau lebih tepatnya tatapan "sok" menyesal.
"Maafkan aku, Krystal. Aku memang pernah berniat buruk padamu tapi aku melakukan itu karena terlalu iri padamu. Bisakah kau memaafkan ku kali ini dan memberiku kesempatan kedua?"
Krystal tersenyum. "Aku akan memberimu kesempatan kedua tapi itu tergantung keberuntunganmu."
Gadis cantik itu menyeret Cathleen ke balkon secara paksa. Rontaan Cathleen bukan lah penghalang baginya.
"Lepaskan aku!!" Jerit Cathleen memohon tapi hati nurani Krystal telah tertutup rapat untuk teman penghianatnya satu itu.
"Krystal! Tolong maafkan aku, Krystal! Aku janji tidak akan menganggumu lagi. Aku janji akan pergi jauh dari hidupmu." Kata Cathleen panik.
Krystal tersenyum datar. "Diamlah, Cathleen. Suaramu sangat menganggu telingaku."
Cathleen menangis tersedu-sedu karena Krystal telah menempatkannya di ujung balkon.
"Kalau kau beruntung, kau bisa mengulang masa lalu sepertiku. Jika seandainya kau memang kembali ke masa lalu sepertiku, maka ingatlah baik-baik untuk menjauh dariku!" Bisiknya dan mendorong Cathleen begitu saja.
Bughhh!!
Krystal melihat ke bawah dan tersenyum melihat kepala Cathleen hancur setelah jatuh dari lantai lima. Secara kebetulan, kepala Cathleen mengenai batu runcing dan tajam.
"Sekarang hanya tersisa Iris dan William." Seringainya menyeramkan bak hantu pendendam haus darah manusia.
Bersambung...
Sebenarnya mau buat adegan penyiksaan yg kejam tapi gak jadi krna gak mood😌😂
KAMU SEDANG MEMBACA
Krystal's Revenge
RomanceTragedi demi tragedi terus menimpa Krystal hingga menghancurkan gadis itu tanpa sisa. Krystal disiksa dan dibunuh oleh orang-orang yang sangat dipercayainya. Di akhir kehidupannya, Krystal berharap bisa kembali ke masa lalu supaya bisa membunuh semu...