Part 19🌻

54K 7.1K 253
                                    

Derap langkah kaki terdengar menggema di lorong rumah mewah nan mencekam itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Derap langkah kaki terdengar menggema di lorong rumah mewah nan mencekam itu.

Decitan sepatu beradu keramik terdengar sangat jelas. Diiringi oleh helaan nafas tak beraturan.

Pintu kamar dibuka dengan kuat hingga menimbulkan suara keras. Memekakkan telinga dan mengejutkan Krystal yang sedang tertidur pulas.

Krystal sontak duduk, mengurut dadanya, dan menatap kesal pada Damian yang telah menganggu tidur nyenyaknya.

Gadis cantik itu hendak mengomeli Damian. Namun, niatnya lenyap seketika kala melihat wajah gelap penuh amarah Damian. Pria itu seperti hendak memukulinya saking marahnya. Apalagi di setiap langkahnya, terasa sangat mengintimidasi.

Hal itu membuat ketakutan melanda Krystal. Berakhir beringsut mundur seraya mencengkram erat selimutnya.

Ia menunduk supaya Damian tidak bisa menampar wajah cantiknya.

Setidaknya kalau Damian memukul dan mengusirnya, ia masih bisa menggoda pria lain menggunakan kecantikan alaminya. Begitu lah pemikirannya.

"Darimana saja kau, amour?" Nada suara Damian begitu dingin sekaligus mengintimidasi.

Krystal menguap pelan kala diserang rasa kantuk. Kemudian ia mendongak dan menyengir gaje.
"Dari alam mimpi." Jawabnya tanpa beban.

Damian mengambil nafas dalam-dalam. Ingin marah tapi tak tega melihat wajah polos nan menggemaskan istrinya. "Maksudku, kenapa kau pulang terlambat?"

Krystal manggut-manggut. "Ohh itu. Aku pulang telat karena sedang menjalankan misi penting."

Damian naik ke tempat tidur. Duduk di samping Krystal dan menatap gadis itu serius. "Misi apa?"

"Misi penyelamatan orangtuaku." Cengir Krystal.

Kening Damian mengernyit heran. Amarahnya telah lenyap sepenuhnya. Berganti rasa penasaran yang tinggi. "Sebenarnya apa yang kau lakukan?"

Krystal menatap Damian serius. "Aku akan menceritakannya padamu tapi janji menjaga rahasia ini?"

"Iya. Aku janji."

Krystal beringsut mendekat ke Damian dan berbisik lirih di telinga Damian. "Misi menyingkirkan pembunuh orangtuaku dari dunia ini." Kembali menjauh dan bersikap seolah tak terjadi apa-apa.

Damian tersentak kaget. Matanya mengerjap tak percaya ke arah Krystal.

"Dan kau tahu? Misiku berhasil!" Jeritnya girang.

Damian mengurut keningnya yang mendadak pusing. "Kau pasti sedang bercanda 'kan, amour?" Tanyanya menuntut karena terlampau terkejut mendengar penuturan istri imutnya.

"Tidak. Aku serius."

Damian semakin syok. "Aku pasti sedang bermimpi 'kan?" Gumamnya pada diri sendiri.

Krystal melipat tangannya di depan dada seraya menatap Damian kesal. "Memangnya aku salah menyingkirkan mereka dari dunia ini supaya mommy ku aman? Apa aku harus membiarkan mereka hidup lama dan membunuh mommy ku? Ya, mungkin kau sudah mengerahkan orang-orangmu untuk melindungi mommy tapi itu tidak menjamin keselamatan mommy ku sepenuhnya. Bukan kah lebih baik menghancurkan akar permasalahannya sekaligus?" Cerocosnya panjang lebar.

Damian tertawa kecil setelah berhasil menguasai dirinya. Tangannya mendarat di puncak kepala Krystal dan mengacak-ngacaknya pelan. "Aku tidak menyangka kau gadis yang cukup kejam, amour. Oh astaga! Bagaimana ini? Aku jadi semakin tertarik padamu."

Krystal menangkup wajahnya seraya tersenyum geli. "Makanya jangan tertipu oleh wajah polosku ini. Asal kau tahu, aku punya banyak pemikiran kejam."

Pria tampan itu mencubit sekilas hidung mancung Krystal. "Baiklah. Sepertinya mulai sekarang aku harus berhati-hati pada kucing bertaring harimauku ini."

Krystal menjentikkan jarinya. "Ah iya, bolehkah aku meminta bantuanmu?" Tanyanya mulai berniat memanfaatkan Damian.

"Bantuan apa, amour?"

"Pertama, tutuplah semua informasi kecelakaan aunty dan uncle ku dari mommy dan Daddy. Kedua, buatlah mereka lebih sibuk sehingga tak punya waktu untuk berinteraksi dengan dunia luar. Ketiga, tahanlah mereka di luar negri."

Sebelumnya, mommy dan Daddy Krystal memang melakukan perjalanan bisnis ke luar negri. Lebih tepatnya ke Australia.

Mereka berangkat sore kemarin dan katanya mereka di sana selama satu bulan. Tergantung cepat atau lambatnya selesai masalah perusahaan.

"Baiklah. Apa ada lagi yang bisa ku bantu?"

Krystal menggeleng pelan.

"Kalau tidak ada lagi, bukan kah seharusnya kau berterima kasih padaku sekarang?" Seringai Damian penuh arti dan sialnya Krystal dapat menangkap arti ucapan terselubung pria itu.

"Terima kasih, Damian." Cengirnya sok polos.

"Bukan ucapan, tapi tindakan, amour."

"Tindakan apa?"

Krystal berpura-pura menguap sedangkan matanya dibuat berair supaya aktingnya terlihat meyakinkan.

"Lupakan saja. Lebih baik kau melanjutkan tidurmu, amour. Kau terlihat sangat mengantuk." Tutur Damian khawatir. Melupakan niatnya untuk menggoda Krystal.

Krystal mengangguk lemah sedangkan di dalam hati ia menjerit kesenangan karena berhasil menipu Damian.

Sementara itu, Damian membantu membaringkan tubuh Krystal secara perlahan ke tempat tidur. Lalu, mengelus puncak kepala Krystal.

"Good night, amour. Sweet dreams and stay by my side. I love you."

Bersambung ...

firza532

Krystal's RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang