Mobil Damian melaju kencang, membelah jalanan yang sangat ramai.
Wajar saja jalanan ramai karena kebanyakan orang telah pulang dari kantor.
Jalanan yang macet tak membuat niat Damian surut. Pria tampan itu terus mempercepat mobilnya dan menyelip mobil lain bak pembalap profesional.
Umpatan dan klaksonan marah dari mobil lain diabaikannya. Ia terus bertindak bar-bar seolah jalanan adalah milik nenek moyangnya.
Kegilaannya baru berhenti kala melihat toko kue. Damian memarkirkan mobilnya di depan toko dan masuk ke dalam sana untuk membeli pesanan Krystal.
Jarang-jarang Krystal meminta dibelikan sesuatu padanya. Maka dari itu, ia harus bisa memuaskan gadisnya.
"Selamat datang di toko kecil kami, tuan. Anda ingin pesan apa?" Tanya karyawan toko begitu antusias melihat Seorang Damian, pengusaha terkaya dan paling berpengaruh di London, menghampiri toko tempatnya bekerja.
"Chocolate Cheese Cake."
Karyawan tersebut tersenyum lebar. "Kebetulan Chocolate Cheese Cake hanya tersisa satu buah, tuan. Anda sangat beruntung bisa mendapatkannya."
Damian berdehem pelan. "Bisakah menambahkan tulisan di atas kuenya?"
"Bisa, tuan. Anda ingin dituliskan apa di atasnya?"
"I love you."
Pipi si karyawan perempuan langsung memerah seketika akibat mengira Damian sedang menyatakan perasaan padanya. Ia menyelipkan helaian rambutnya ke belakang telinga dengan salah tingkah.
Damian mengernyit heran melihat tingkah aneh karyawan itu.
"Ah, saya jadi malu. Sejak kapan Anda mencintai saya, tuan?"
Damian menatap orang di hadapannya sedatar tembok. "Cepat tuliskan kalimat 'i love you'. Aku tidak punya banyak waktu untuk meladenimu."
Karyawan tersebut melongo dan refleks memalingkan wajahnya malu. Pipinya semakin bersemu merah kala mendengar tawa menggelegar dari para pengunjung toko dan teman-teman kerjanya.
Rasanya perempuan itu ingin menenggelamkan dirinya di palung Mariana sekarang juga saking malunya!
"Ini kue Anda, tuan," kata teman si karyawan perempuan tadi. Ia memang langsung berinisiatif mengambilkan kue dan menuliskan kalimat di atasnya lantaran ingin mendapatkan perhatian dari Damian.
Kapan lagi dia bisa caper ke orang berpengaruh seperti Damian. Kalau beruntung, mendapatkan bonus dari sang boss.
"Berapa?"
"22 dolar, tuan."
Damian memberikan uangnya. "Kembaliannya untukmu saja."
Keberuntungan pun ternyata memihaknya. Menghadirkan senyuman manis dari si karyawan.
Damian buru-buru keluar dari toko. Masuk ke dalam mobil, meletakkan kue secara hati-hati, dan mulai melajukan mobilnya lagi. Mengendari mobil dengan tak sabaran. Kembali berpacu dengan waktu demi membuat Krystal senang.
Namun, tindakannya malah membawa petaka untuk diri sendiri. Dari arah berlawanan, ada truk yang melaju kencang.
Damian melotot kaget dan berusaha menghindari truk tersebut hingga mobilnya menabrak pembatas jalan.
Kepalanya terhantuk keras ke setir. Menimbulkan rasa sakit tak terkira. Darah mengucur deras dari dahinya.
Damian meringis kesakitan. Lalu, mengusap darah yang mengucur di dahinya dengan lengan jasnya.
"Sialan!" Umpatnya kesal.
"Untung saja aku tidak mati. Kalau sampai aku mati, Krystal pasti kecewa karena kue pesanannya tak sampai di tangannya."
Dan masih sempat-sempatnya pria itu memikirkan Krystal, gadis yang hanya memanfaatkannya! Pria bodoh!
Ah, dia memang begitu. Sangat bodoh karena cinta. Siapapun yang melihatnya pasti akan langsung tahu.
Damian membalut lukanya dengan jas supaya darahnya tak banyak yang terbuang percuma.
Lantas kembali menjalankan mobil, menuju jalan pulang.
Selama di perjalanan, dia berusaha menahan rasa sakit yang terus menyerang kepalanya. Kadang pandangannya berkunang-kunang, tapi dia tetap berusaha fokus ke jalanan.
Perjuangannya pun membuahkan hasil. Ia sampai di rumah dengan selamat. Dengan senyuman tanpa beban, dia masuk ke dalam rumah sambil menenteng kotak kue.
Para maid sangat terkejut melihat Damian pulang dalam keadaan terluka. Mereka bertanya cemas dan menawarkan bantuan tapi Damian menolak.
Prioritasnya sekarang adalah ke kamar. Ke tempat Krystal berada.
Pasti gadisnya itu sudah menunggu kepulangannya.
Damian tak mau membuat Krystal menunggu lebih lama.
Sambil menahan rasa sakit, ia pun naik ke lantai atas.
Kemudian membuka pintu kamar. Secara kebetulan, Krystal juga membuka pintu dari dalam.
Damian tersenyum lebar meskipun rasa sakit itu makin menggerogotinya. "Aku pulang, amour." Lirihnya dan kehilangan kesadaran begitu saja akibat tak sanggup lagi menahannya.
Kotak kue yang dipegangnya jatuh ke lantai sedangkan tubuhnya refleks ditahan oleh Krystal.
"Hei! Kau kenapa?" Tanya Krystal panik sekaligus khawatir.
"Masa membeli kue saja sampai berdarah-darah. Memangnya dia membeli kue di Medan perang?!" Lanjutnya tak habis pikir.
Bersambung ...
KAMU SEDANG MEMBACA
Krystal's Revenge
RomanceTragedi demi tragedi terus menimpa Krystal hingga menghancurkan gadis itu tanpa sisa. Krystal disiksa dan dibunuh oleh orang-orang yang sangat dipercayainya. Di akhir kehidupannya, Krystal berharap bisa kembali ke masa lalu supaya bisa membunuh semu...