"Aku tidak menyangka kau sejahat ini, Krystal," kata William seraya menatap Krystal sendu. Sementara itu, Krystal menatap pria itu tanpa emosi.
William menarik nafas dalam-dalam. "Ku pikir, aku sudah sangat mengenalmu. Namun ternyata aku salah. Aku belum mengenalmu sepenuhnya. Aku tertipu oleh wajah polosmu."
Wajah William terlihat sangat terluka sehingga membuat para pengunjung restoran di sekitar mereka merasa kasihan.
Mulai terhasut oleh ekspresi William, berakhir menghujat Krystal sebagai gadis jahat tukang selingkuh.
"Wajahnya memang sangat polos tapi tak disangka dia sejahat itu."
"Wajar saja jika dia berselingkuh. Secara dia cantik haha. Dia pasti memanfaatkan kecantikannya untuk memikat pria kaya."
"Lihatlah wajah datarnya itu, dia tidak menunjukkan rasa bersalah dan takut sedikit pun setelah dilabrak oleh mantan kekasihnya."
"Ah, aku menjadi sedikit kasihan pada pria itu."
"Tapi kalau diperhatikan lagi, bukan kah pria selingkuhan Krystal itu mirip dengan seseorang?"
"Mirip dengan siapa?"
"Aku lupa tapi dia terlihat familiar."
"Mungkin orang yang tak sengaja berpapasan denganmu di jalan."
"Ckck! Gadis itu sungguh memalukan."
Desas desus hujatan itu tak membuat Krystal merasa terpengaruh. Melainkan Damian yang merasa terpengaruh.
Telinga Damian terasa panas mendengar setiap kata-kata kotor yang dilontarkan orang-orang untuk gadisnya. Ia pun hendak menghentikan hujatan tersebut tapi Krystal menahannya.
Krystal mengisyaratkan Damian supaya diam dan membiarkannya meladeni William.
Beruntungnya Damian mau mengerti dan membiarkan Krystal.
"Apa salahku sampai kau mengkhianatiku? Apakah karena aku kalah tampan darinya?" Tunjuk William pada Damian.
Krystal bertepuk tangan seraya memasang ekspresi mengejeknya. "William, William. Kau benar-benar pintar berakting. Sangat cocok menjadi aktor. Mau ku bantu mendaftar di perusahaan mommy ku?"
Semua orang terdiam membisu. Menantikan kelanjutan ucapan Krystal selanjutnya.
Sungguh menarik bagi mereka menonton drama secara langsung.
Sementara itu, William melotot kaget. "Apa maksudmu?"
Krystal bertopang dagu. "Kau bertingkah seakan-akan paling tersakiti, padahal aku lah yang tersakiti selama ini."
Mereka mulai bertanya-tanya tentang apa yang terjadi sebenarnya.
"Aku tidak mengerti."
Krystal memainkan ponselnya cuek. "Kau pikir aku tidak tahu hubungan gelapmu dengan sahabatku?"
William melotot kaget dan mulai bergerak gelisah.
Para pengunjung restoran kian merasa tertarik.
"Jangan memfitnahku! Aku tidak pernah berselingkuh dengan Iris!"
Krystal menoleh ke arah William dan tersenyum manis. "Apa aku menyebutkan nama Iris, William?" Tanyanya mengintimidasi.
Semua orang mulai heboh lagi.
Kali ini, tatapan menghina mereka tertuju pada William. Sedangkan William terdiam tak berkutik.
"Kenapa masih di sini? Pergi sana! Aku muak melihat wajah penghianat sepertimu!"
William mencengkram lengan Krystal. "Kau tidak bisa menuduhku begitu saja tanpa bukti."
Krystal tertawa kecil. "Bukti? Coba lihat di insta ku. Di sana ada bukti yang kau inginkan."
William mengerutkan kening heran. Namun, meski begitu ia tetap membuka sosial media Krystal.
Wajahnya merah padam seketika kala melihat Krystal memposting fotonya bersama Iris dengan memberikan caption ... "Ada seseorang yang mengirimkan foto ini kepadaku. Menurut kalian, apakah aku harus percaya pada foto ini atau percaya pada sahabat dan kekasihku?"
Tangan William bergetar samar melihat komenan para netizen yang menghujat dirinya dan Iris.
"Apa-apaan ini!! Cepat hapus!" Teriaknya panik sekaligus marah.
"Kalau aku tidak mau?" Ejek Krystal.
William menggertakkan giginya kesal. Hendak memukul Krystal untuk melampiaskan emosinya yang sudah diubun-ubun tapi Damian lebih dulu menangkap tangan pria itu.
"Menyakiti gadisku, sama saja dengan mencari mati!" Damian mematahkan tangan William tanpa ampun.
"Argghhh!!" Jeritan kesakitan William menggema di dalam restoran.
Damian menguatkan cengkramannya di tangan William dan berbisik lirih namun mengintimidasi. "Tunggu saja kehancuranmu, William Fransisco!"
William memberontak tapi tenaganya tak sebanding dengan Damian. "Lepaskan aku!" Bentaknya kesal.
Damian tersenyum sinis dan melemparkan William sekuat tenaga ke dinding sampai William terbatuk darah.
Damian mengalihkan tatapannya ke arah Krystal dan tersenyum manis seolah tidak terjadi apapun sebelumnya.
"Ayo pergi, amour. Kita pindah ke restoran lain saja." Mengulurkan tangannya ke Krystal dan disambut dengan senang hati oleh gadis cantik itu.
Senyuman Krystal memudar kala melihat William bangkit dan memukul kepala Damian menggunakan botol wine tanpa sempat dicegahnya.
"Sialan!" Desis Damian kesakitan.
Pria itu melepaskan genggamannya dari tangan Krystal. Berbalik secepat kilat dan mencekik leher William. "Kau benar-benar cari mati!" Desisnya penuh amarah.
Damian melayangkan tinjuan bertubi-tubi ke William sedangkan William berusaha menangkis sekuat tenaga.
Krystal menjadi panik melihat pertengkaran sengit itu. Apalagi semua orang di dalam restoran tidak ada yang berinisiatif untuk melerainya.
Orang-orang di sekitar mereka malah asik menonton sambil menyantap pesanan mereka.
Ketika melihat William sudah tidak berdaya, ia pun memberanikan diri mendekati Damian dan memeluk Damian dari belakang. "Sudah, jangan memukulinya lagi atau dia akan mati," katanya tercekat.
"Kau melindunginya, amour?!" Tanya Damian murka.
Krystal menggeleng kuat. "Aku bukan bermaksud ingin melindunginya tapi aku tidak ingin kau masuk penjara karena membunuh orang." Jelasnya cepat.
Amarah Damian langsung sirna. Berganti dengan hati yang berbunga-bunga karena Krystal mengkhawatirkannya.
Pria itu pun mengenggam tangan Krystal yang berada di atas punggung tangannya. "Baiklah. Aku tidak akan memukulinya lagi demi dirimu, amour."
Barulah Krystal bisa menghela nafas lega mendengar perkataan lembut Damian.
Beginilah Damian, mudah marah dan mudah tenang jika diperlakukan penuh kelembutan.
Bersambung...
Satu pesanku untuk kalian : jangan lupa tandai kalau ada typo(╥﹏╥)
Aku sangat berterima kasih untuk hal itu^^
Oh ya, selamat menunggu berbuka🌝
KAMU SEDANG MEMBACA
Krystal's Revenge
RomanceTragedi demi tragedi terus menimpa Krystal hingga menghancurkan gadis itu tanpa sisa. Krystal disiksa dan dibunuh oleh orang-orang yang sangat dipercayainya. Di akhir kehidupannya, Krystal berharap bisa kembali ke masa lalu supaya bisa membunuh semu...