Part 46🌻

34.3K 3.9K 302
                                    

Vote sebelum baca🌟

Krystal memijit kakinya yang kembali sakit akibat dipaksakan berlari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Krystal memijit kakinya yang kembali sakit akibat dipaksakan berlari.

Air mata meluruh begitu saja di pipinya.

"Sial sekali hari ini." Isaknya.

Entah menangisi kakinya atau malah menangisi sikap Damian padanya.

Yang terpenting, Krystal ingin menangis sekarang!

Dadanya terasa sesak karena harus menahan semuanya secara bersamaan. Mulai dari menahan sakit perut, sakit kaki, sakit kepala, dan sakit hati.

"Bagaimana kalau Damian terhasut oleh maid itu dan berakhir meninggalkanku?" Isaknya lagi.

Krystal merebahkan dirinya di lantai karena tak sanggup menahan sakit lagi.

"Apa yang harus kulakukan kalau itu terjadi?" Ratapnya.

"Kenapa semua ini terjadi padaku saat aku sudah mulai mencintainya dan berusaha membuka lembaran baru bersamanya?"

Krystal mengusap perutnya yang terasa melilit. "Ini lagi! Perutku kenapa malah semakin sakit! Sialan! Kalau begini ceritanya, lebih baik terlahir sebagai pria saja supaya tak merasakan sakit perut di setiap bulannya." Umpatnya.

Gadis cantik itu terkesiap mendengar langkah kaki menuju ke arahnya. Dia segera beringsut dari pintu sebelum tubuhnya terluka untuk kedua kalinya.

Di saat pintu terbuka, Krystal langsung berakting kesakitan.

"Tolong aku! Perutku sangat sakit." Lirihnya seraya memeluk perutnya sendiri, layaknya orang yang sedang kesakitan.

"Bantu aku ke kasur. Aku benar-benar tidak sanggup untuk berjalan ke sana." Lirihnya lagi dengan nada menyedihkan.

"Astaga, nyonya! Anda kenapa?!"

Krystal terdiam mendengar suara asing itu. Lantas segera mendongak dan mendengus kecewa saat melihat si pemilik suara. Padahal ia sudah berharap Damian orang yang membuka pintu.

"Damian mana?"

"Tuan di lantai bawah, nyonya."

"Sedang apa dia? Kenapa dia tidak ke sini?" Tanyanya tak sabaran.

"Tuan sedang makan malam, nyonya. Mungkin tuan akan ke sini kalau sudah selesai makan."

Krystal memasang wajah paling memelasnya. "Cepat suruh dia ke sini! Aku ingin menjelaskan semuanya pada Damian sebelum terlambat."

Maid tersenyum sopan. "Maaf, nyonya. Saya tidak berani berbicara seperti itu pada tuan. Saya masih ingin bekerja di sini karena punya keluarga yang harus dihidupi."

"Tenanglah. Damian tidak akan memarahimu." Bujuk Krystal sedangkan maid itu menggeleng pelan.

"Maaf, nyonya. Saya tidak bisa."

Maid meletakkan nampan makanan yang dibawanya di atas meja sedangkan Krystal terfokus ke arah pintu kamar yang terbuka lebar.

Ingin rasanya keluar dari pintu tapi teringat ancaman mematikan Damian, yaitunya membunuh kedua orangtuanya. Selain itu, dia juga tak kuat untuk berjalan karena kakinya sangat sakit.

"Bagaimana keadaan nyonya sekarang? Apakah masih sakit? Perlu saya panggilkan dokter?" Tanya maid itu perhatian seraya berjongkok di dekat Krystal.

"Iya. Masih sakit. Terutama untuk kedua kakiku."

"Tunggu sebentar, nyonya. Saya akan segera memanggilkan dokter untuk Anda."

Krystal mengibaskan tangannya. "Jangan panggil dokter tapi panggilkan Damian untukku."

Sang maid menghela nafas pelan. "Saya tidak tahu apa yang terjadi di antara kalian berdua tapi mood Tuan Damian sangat buruk sekarang, nyonya. Saya takut Tuan menyakiti Anda. Jadi, lebih baik nyonya diam dan tunggu sampai mood Tuan sedikit membaik."

Krystal menggeleng keras kepala. "Aku tidak mau tahu! Pokoknya panggilkan Damian untukku!!"

"Nyonya. Tolong mengertilah. Ini juga untuk kebaikan nyonya." Tegur sang maid.

"Kenapa kau selalu membantah ucapanku?! Apa salahnya memanggilkan Damian untukku?! Kau suka melihatku diabaikan Damian seperti ini, huh?" Semprot Krystal marah.

Maid itu memijit kepalanya yang mendadak pusing akibat tingkah keras kepala Krystal.

"Peganglah tangan saya, nyonya. Saya akan membantu nyonya kembali ke kasur." Ucapnya mengalihkan pembicaraan sedangkan Krystal menepis tangan maid itu kesal.

"Aku akan terus tidur di sini kalau kau tak kunjung memanggilkan Damian untukku." Ancam Krystal.

"Anda bisa sakit kalau tidur di lantai terus, nyonya. Tolong pikirkan lah kesehatan Anda sendiri."

"Bodo amat! Intinya aku hanya ingin Damian ke sini!!" Tegas Krystal tapi air mata malah turun dari pelupuk matanya.

Si maid terkejut melihat Krystal menangis dan akhirnya mengalah. "Baiklah. Saya akan memanggil Tuan untuk Anda tapi saya tak bisa menjamin Tuan akan ke sini."

Krystal kembali tersenyum. "Kalau begitu, pergilah!"

Maid tersebut mengangguk.

"Oh ya, jangan lupa katakan padanya kalau perut dan kakiku sedang sakit. Katakan juga padanya kalau aku tidak akan memakan apapun sebelum dia ke sini."

Krystal harap, Damian akan luluh mendengar ancamannya sehingga ia bisa menjelaskan semuanya dan menyelesaikan kesalahpahaman ini.

Bersambung...

firza532

Krystal's RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang