Vote sebelum baca⭐
Semenjak hari itu, hubungan Krystal dan Damian semakin dekat. Mereka kian menempel layaknya pasangan yang sedang dimabuk asmara seperti pasangan pada umumnya. Orang-orang di sekitar mereka pun dapat melihat perubahan hubungan keduanya.
Tentang Iris dan William, Krystal masih terus menyiksa mereka secara perlahan namun menyakitkan.
Krystal memasukkan mereka ke rumah sakit jiwa, seperti halnya yang mereka lakukan dulu padanya.
Krystal ingin mereka merasakan penderitaannya dulu. Dikurung, disiksa, dan dipaksa menjadi gila.
"Amour, sudah sampai." Tegur Damian melihat Krystal termenung.
Krystal tampak tersentak kaget. Mengalihkan pandangannya keluar jendela mobil. Ternyata memang sudah sampai.
Kampusnya sudah ramai. Dipenuhi oleh mahasiswa yang akan memulai semester baru setelah liburan panjang. Bagi Krystal, ini adalah semester limanya.
Krystal melayangkan kecupan singkat di pipi Damian. "Kalau begitu aku pergi dulu. Bye!" Hendak membuka pintu mobil tapi Damian malah menahan tangannya, membuatnya menoleh ke samping dengan tatapan penuh tanda tanya.
"Kau melupakan sesuatu, amour." Cetus Damian.
Krystal mengerutkan keningnya heran. Berusaha mengingat apa yang dilupakannya.
Peralatan tulis, sudah. Laptop, sudah. Hp, sudah. Uang juga sudah. Jadi, apa yang dilupakannya?
Damian tersenyum gemas melihat wajah bingung Krystal yang terlihat sangat imut di matanya. Dibawanya istri cantiknya itu ke atas pangkuannya. "Kau melupakan ini, amour." Menunjuk bibirnya.
Krystal tertawa geli. Mengerti maksud ucapan Damian. "Dasar! Padahal tadi kan sudah ada morning kiss." Decaknya seraya menggelengkan kepala heran.
Damian memasang wajah cemberutnya. "Tidak cukup, amour! Aku butuh ciuman lebih banyak darimu supaya aku semakin bersemangat menjalani hari ini."
Krystal memajukan wajahnya dan mengecup bibir Damian secepat kilat. "Sudah, 'kan?" Godanya di saat dia sendiri pun tahu bukan kecupan singkat yang diinginkan suaminya.
"Amour, jangan mempermainkan ku." protes Damian sok ngambek hingga membuat Krystal terbahak.
"Kapan aku mempermainkanmu?" Tanyanya sok polos.
Damian menatap Krystal datar.
"Uluh, uluh. Bayi besarku jangan ngambek dong. Nanti aku makin cinta."
Godaan Krystal berhasil membuat perasaan Damian berbunga-bunga. Terbukti dari senyuman yang tak dapat ditahan oleh pria itu.
"Kalau ingin senyum, senyum saja. Jangan ditahan." Ledek Krystal sembari mencolek pipi Damian.
Pria tampan di hadapan Krystal tertawa manis. Mengenggam tangan Krystal lembut dan mengecupnya penuh perasaan. "Kenapa kau selalu membuat jantungku berdebar, amour?"
Krystal menarik tangannya dari genggaman Damian dan melingkarkan tangannya ke leher pria itu. "Karena kau masih hidup. Makanya jantungmu berdebar." Jawabnya polos.
Damian mencubit kedua pipi berisi Krystal gemas. "Bukan itu maksudku, amour."
Krystal mengerucutkan bibir kesal seraya berusaha menepis tangan nakal Damian. "Jangan mencubit pipiku. Kau merusak make up ku."
Damian berdecak pelan. "Makanya jangan memakai make up, amour. Memangnya untuk apa memakai make up segala?"
Kali ini, giliran Krystal yang menatap Damian datar.
Pria tampan itu sampai salah tingkah karena takut ucapannya membuat Krystal marah dan berakhir cuek padanya.
Sungguh, Damian tidak ingin hal mengerikan tersebut terjadi.
"Aku bercanda." Kekeh Damian kemudian.
Krystal menatapnya sinis sedangkan Damian menyentil kening istri cantiknya itu gemas. "Jangan memasang wajah sinis padaku atau aku akan menghukummu."
Krystal bergidik ngeri mendengar kata hukuman yang keluar dari mulut Damian karena hukuman yang dimaksudkan Damian itu meresahkan. Yah, kalian tahu sendiri lah.
Wanita cantik itu langsung kabur dari atas pangkuan Damian dan keluar dari mobil secepat kilat.
"Amour! Jangan kabur!" Teriak Damian namun Krystal malah menjulurkan lidah padanya dan terus berlari. Menghilang dalam kerumunan mahasiswa baru.
"Astaga! Menggemaskan sekali istriku itu! Ingin sekali rasanya mengurung dia di dalam kamar dan menikmatinya sepuasku." Tawa Damian.
Pria itu pun mengambil ponsel, membuka aplikasi WA, dan mengirim pesan pada Krystal.
Damian: Awas saja kau nanti malam, amour! Aku tidak akan mengampunimu!
Sebenarnya Damian mengirim pesan itu hanya untuk menggoda Krystal, bukan benar-benar ingin mewujudkannya. Entah kenapa dia paling suka menggoda Krystal dan membuat istri tercintanya itu mati kutu.
Damian: Satu hal lagi, jangan dekat-dekat dengan pria lain! Minimal jaga jarak 1 meter!
Krystal menggelengkan kepala heran melihat isi pesan Damian. Terlalu posesif.
"Akhh!" Jerit Krystal refleks kala tubuhnya terjatuh ke lantai akibat ditabrak seseorang.
Pantatnya terasa ngilu akibat terjatuh dengan keras, begitu pun dengan kakinya.
"Maaf. Aku tidak sengaja menabrakmu karena buru-buru."
Krystal ingin mengomeli orang yang menabraknya tapi melihat wajah penuh rasa bersalah gadis di depannya, ia pun menjadi tidak tega.
"Sekali lagi, maafkan aku."
Ia pun menyambut uluran tangan gadis di hadapannya. "Lain kali hati-hati."
Gadis di hadapannya meringis. Masih terlihat sangat bersalah. "Iya. Untuk ke depannya aku pasti akan hati-hati."
Krystal mengangguk singkat. Kemudian berlalu pergi. Namun, langkahnya langsung terhenti ketika gadis tadi menghalangi jalannya.
"Tunggu, bisakah kau menunjukkan fakultas bisnis padaku? Aku sudah mencari fakultasnya sejak tadi tapi tidak kunjung berhasil kutemui. Aku takut terlambat dan dimarahi dosen."
"Kebetulan aku juga di fakultas itu. Ikutlah denganku."
"Terima kasih. Oh ya, namaku Maudy. Pertukaran mahasiswa dari Indonesia. Namamu siapa?"
"Krystal."
Tiba-tiba saja seorang pria tampan mendadak muncul di hadapan Krystal dan tersenyum manis. "Hai kakak cantik. Boleh minta kontaknya?"
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Krystal's Revenge
RomanceTragedi demi tragedi terus menimpa Krystal hingga menghancurkan gadis itu tanpa sisa. Krystal disiksa dan dibunuh oleh orang-orang yang sangat dipercayainya. Di akhir kehidupannya, Krystal berharap bisa kembali ke masa lalu supaya bisa membunuh semu...