Part 21🌻

51.7K 6.9K 586
                                    

Vote, komen, dan follow firza532😉

‍‍Krystal membuka kain putih yang menutupi jasad aunty nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

‍‍Krystal membuka kain putih yang menutupi jasad aunty nya. Wajah hancur dan tak terbentuk sang aunty menyambutnya, memberikannya kebahagiaan tak terkira.

Batinnya menjerit kesenangan. Namun, ekspresi wajahnya tampak sangat sedih dan terpukul karena di sana banyak pasang mata yang tengah menatapnya. Air matanya mengalir sempurna. Menambah kesan terpukul dalam dirinya.

Peran keponakan baik dilakoninya dengan lancar sehingga mampu membuat semua orang merasa bersimpati.

Krystal mengusap air matanya dan mendongak, menatap orang-orang di sekeliling. "Mana Deandra dan Joana? Apakah kalian sudah menghubunginya?"

"Sudah, nona. Tapi, kami tidak bisa menghubunginya sama sekali."

Krystal menatap mayat aunty nya sedih. "Kasihan sekali aunty ku ini. Bahkan di saat terakhirnya, anak mereka tidak bisa datang ke sini."

"Palingan mereka bersenang-senang di hotel bersama pelanggan mereka." Celetuk seorang perawat.

Semua perhatian pun tertuju pada perawat itu.

"Apa maksudmu?" Tanya Krystal tak mengerti.

Si perawat berdehem pelan akibat merasa canggung di tatap semua orang. "Maaf, nona. Apakah sebelumnya nona tidak melihat berita yang beredar di internet?"

"Berita apa?"

"Berita Joana dan Deandra yang sering melayani pria berbeda setiap malamnya demi mendapatkan uang dan barang mewah."

"Hah? Berita bohong macam apa itu?! Kakak sepupuku tidak mungkin melakukan itu." Protes Krystal.

"Itu bukan berita bohong, nona. Banyak bukti yang beredar di internet tentang kelakuan mereka. Kalau nona Tidak percaya, silahkan lihat internet sekarang juga."

"Tapi, kakak sepupuku bukan orang yang seperti itu. Mereka sangat baik dan berpendidikan." Sangkal Krystal.

Perawat tersebut menghela nafas panjang. "Jangan tertipu oleh tampang polos mereka, nona. Karena pada nyatanya, sosok baik dan berpendidikan mereka menyimpan kebejatan yang tak akan pernah terlintas di pikiran kita."

Krystal terdiam membisu.

"Lupakan saja masalah itu. Aku akan menanyakannya langsung pada mereka."

"Mana mungkin mereka jujur padamu, nona." Kekeh perawat.

"Ah, sudahlah. Sekarang aku ingin minta tolong pada kalian untuk memakamkan aunty dan uncle ku dengan layak. Aku akan membayarnya, berapapun nominalnya."

Bukan kah Krystal sangat baik karena mau mengeluarkan uang untuk pemakaman mereka?

Ah, mereka harus berterima kasih pada Krystal di atas sana.

"Baik, nona. Kami akan segera mengurusnya untukmu."

"Terima kasih. Kalau begitu aku pergi dulu. Aku ingin mencari kedua kakak sepupuku."

Krystal pun pergi dari sana.

Setiba di luar rumah sakit, lebih tepatnya di dalam mobil, ia sudah ditunggu oleh Damian.

Gadis cantik itu memeluk lengan Damian manja. "Bisakah kau membantuku mencari Joana dan Deandra?"

"Untuk apa, amour?"

"Untuk memberitahukan kabar kematian orangtua mereka."

Damian menaikkan alisnya heran. "Benarkah? Ku rasa tidak sesederhana itu tujuanmu mencari mereka."

Krystal menyengir. "Nanti kau juga akan tahu. Tapi, sekarang perintahkan dulu anak buahmu untuk menangkap mereka dan membawa mereka ke mansion kita."

"Jelaskan dulu apa tujuanmu, baru aku membantumu!" Desak Damian.

Krystal merenggut kesal seraya melepaskan pelukannya. "Tujuan lainku menyiksa mereka. Puas?!"

Damian tertawa kencang melihat wajah kesal istrinya. Meskipun ada rasa terkejut mengetahui niat kejam Krystal.

Tanpa basa basi, pria tampan itu menelpon para bawahannya untuk menangkap Deandra dan Joana.

Setelah selesai menelpon, Damian kembali mengalihkan tatapannya ke Krystal. "Sudah, amour. Kau tinggal menunggu hasilnya saja."

Krystal tersenyum lebar. "Aku mendadak tidak sabar untuk menyiksa mereka."

Damian menyeringai dan tanpa disangka-sangka membawa Krystal ke atas pangkuannya. Mengunci pergerakan gadis itu sehingga tak bisa kemana-mana. "Sekarang aku ingin meminta bayaran ku, amour." Bisiknya lirih.

Krystal melotot kaget kala Damian mencium bibirnya begitu saja. Semakin melotot kaget kala Damian memperdalam ciuman mereka.

Ciuman Damian begitu intens dan menggebu-gebu seolah tak ada hari esok.

Bersambung...

Mumpung lagi gabut, gas update aja lah🤣

Krystal's RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang