Hari libur adalah hari yang paling ditunggu-tunggu oleh semua orang karena bisa terbebas dari semua pekerjaan dan aktivitas membosankan.
Sama seperti kebanyakan orang, Krystal menghabiskan waktu liburnya dengan rebahan santuy di atas tempat tidur. Cuaca pun sangat mendukung kegiatan rebahan Krystal.
Gadis cantik itu bergelung di dalam selimut tebalnya seraya bermain ponsel tanpa menyempatkan diri mencuci wajah dan gosok gigi. Jiwa mager melandanya sekarang. Lagipula ia tetap cantik dan wangi meskipun belum cuci wajah dan gosok gigi.
Ia sibuk bermain ponsel. Menonton video lucu di internet. Sesekali tawanya terdengar keluar.
Tawanya mulai membuat tidur Damian terganggu. Pria tampan itu membuka matanya yang terasa berat dan langsung di sambut oleh punggung Krystal. Kembali memejamkan matanya, beringsut mendekati Krystal, dan menyembunyikan wajahnya di punggung Krystal sehingga gadis cantik itu tersentak kaget.
"Kau ini mengagetkan saja." Kesal Krystal sembari mencubit tangan Damian.
"Apa yang kau lihat, amour?"
"Video lucu."
"Sudah bangun dari tadi?"
"Iya."
"Jam berapa sekarang?"
"Sembilan pagi."
"Kau sudah sarapan?"
"Belum."
"Kenapa belum sarapan?"
"Mager."
"Tidak boleh seperti itu, amour. Nanti kau sakit perut."
"Iya, iya."
Krystal menjawab irit semua pertanyaan Damian karena terlalu fokus ke video yang ditontonnya. Menurutnya, lebih menarik menonton video daripada meladeni pertanyaan Damian.
Sementara itu, Damian mulai merasa kesal mendengar jawaban cuek Krystal. Lantas dibalikkannya tubuh Krystal secara paksa.
Krystal hendak mengomeli Damian tapi melihat wajah datar Damian, ia segera mengurungkan niat. Kemudian memasang wajah paling polosnya dan memberikan senyuman termanisnya.
"Kenapa kau terlihat bad mood? Apa ada yang menganggu pikiranmu?" Tanya Krystal tanpa dosa. Padahal ia sendiri tahu apa yang membuat Damian seperti itu.
Krystal mengelus pipi Damian lembut. "Ceritakan lah padaku apa yang menganggumu. Siapa tahu aku bisa membantumu."
Damian menghela nafas pelan. Luluh begitu saja setelah digoda oleh gadis pujaannya.
"Kau. Kau yang menganggu pikiranku."
Krystal sok terkejut. "Aku? Memangnya apa yang ku lakukan sehingga menganggumu? Apa karena aku malas-malasan di tempat tidur?"
Damian mencubit hidung mancung Krystal gemas. "Bukan itu. Tapi, jawaban cuekmu yang mengangguku."
"Oh, masalah itu. Maaf, Damian. Aku terlalu terlarut dalam tontonanku."
"Memangnya apa yang sedang kau tonton?"
Krystal mendekat ke Damian dan menyandarkan kepalanya di dada bidang Damian. "Lihatlah video ini. Sangat lucu bukan?" Memamerkan layar ponselnya ke pria itu.
"Ya. Sangat lucu." Kekehnya sembari memeluk erat pinggang Krystal. Tak lupa pula melayangkan kecupan singkat di puncak kepala gadisnya. Ia benar-benar memanfaatkan kesempatan langka itu untuk menyentuh Krystal sesukanya.
Pada akhirnya, sepasang suami istri itu asik menonton sambil berpelukan. Mereka terlihat sangat menikmati kebersamaan itu. Tanpa terpaksa.
Namun, kebersamaan itu tak berlangsung lama kala Krystal tiba-tiba mendapatkan telepon.
Awalnya Damian mematikan telepon orang asing itu tapi telepon kedua kembali masuk.
Krystal tiba-tiba ingat sesuatu. "Jangan matikan dulu. Siapa tahu penting." Cegatnya kala melihat Damian hendak menekan tombol merah.
"Memangnya apa yang lebih penting daripada kebersamaan kita, amour?"
Krystal berdecak kesal di dalam hati.
Tanpa mempedulikan pertanyaan Damian, ia pun mengangkat telepon tersebut.
"Halo! Apa benar ini Krystal, keponakan Alesha Smith dan Nathael Smith?" Tanya suara di seberang sana.
"Iya, benar."
"Kami dari pihak kepolisian ingin mengabari kalau Nyonya Alesha dan Tuan Nathael sedang berada di rumah sakit."
"Apa?! Aunty dan uncle ku di rumah sakit? Apa yang terjadi pada mereka?!" tanya Krystal terkejut sedangkan Damian mengerjap kaget melihat akting istrinya.
"Mereka kecelakaan tadi malam di jalan XX. Kami baru berhasil mengidentifikasi identitas mereka pagi ini."
"Astaga.." Lirih Krystal.
"Paman dan bibi Anda di rawat di rumah sakit XX. Nomor XX. Harap segera datang dan mengurusnya."
"Baik, pak. Terima kasih."
Sambungan telepon pun terputus. Wajah Krystal kembali datar sepenuhnya.
"Jangan-jangan selama ini kau menipuku dengan aktingmu, amour."
Itu bukan pertanyaan, melainkan pernyataan.
Krystal menoleh ke arah Damian dengan cengiran polos andalannya.
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Krystal's Revenge
RomanceTragedi demi tragedi terus menimpa Krystal hingga menghancurkan gadis itu tanpa sisa. Krystal disiksa dan dibunuh oleh orang-orang yang sangat dipercayainya. Di akhir kehidupannya, Krystal berharap bisa kembali ke masa lalu supaya bisa membunuh semu...