Hiruk pikuk di sekeliling tak membuat Krystal merasa terganggu. Tetap fokus mengerjakan tugas kelompok sedangkan teman-teman kelompoknya sibuk sendiri, tanpa berniat membantunya.
Krystal tak mempermasalahkan itu sama sekali karena baginya yang paling terpenting sekarang tugas cepat selesai hingga dia bisa pulang ke rumah dan menjaga Damian.
"Ternyata dia begitu cekatan dan dapat diandalkan. Pantas saja dia selalu dimanfaatkan oleh orang yang mengenalnya. Baik oleh sahabatnya, maupun pacarnya."
Krystal menghentikan ketikannya mendengar bisikan teman satu kelompoknya. Rasa tak suka mulai menyelimutinya. Setidaknya kalau mereka tidak bisa membantu, jangan menggosipkan dirinya.
"Kita beruntung sekali bisa satu kelompok dengannya. Semua tugas dia yang mengerjakan sedangkan kita santai-santai saja." Bisik yang lainnya.
Mungkin mereka pikir Krystal tak mendengar bisikan mereka, sehingga begitu santai menggosipkan Krystal.
Krystal berdehem pelan. Menarik perhatian mereka.
"Berhubung aku yang membuat makalah, kalian yang membuat ppt nya oke?"
Keduanya melotot kaget. Hal itu karena orang yang membuat ppt harus mempresentasikan materi kelompok di depan kelas.
Namun, mereka tak bisa membantah karena Krystal telah mengambil bagian kerja.
"Kebetulan makalah ku sudah selesai. Aku pulang dulu. Byee."
Mereka hanya bisa pasrah melihat kepergian Krystal sedangkan Krystal tersenyum sinis. "Mampus!" Batinnya.
Sebelum pulang ke mansion, Krystal membeli makanan dan minuman kesukaan Damian sebagai balasan untuk kemarin.
"Dimana Damian?" Tanyanya kala sampai di mansion.
"Tuan Damian sedang di kantor, nyonya."
Mata Krystal membola kaget. "Hah?! Kenapa dia ke kantor?!"
"Katanya tuan bosan sendirian di sini, nyonya."
Krystal mengigit bibir bawahnya kesal. "Kenapa kalian tidak melarangnya?! Dia itu masih sakit! Butuh istirahat total!"
Sang maid terlihat ketakutan melihat kekesalan yang terpancar di mata Krystal. Ia takut menjadi sasaran amarah Krystal. "Maaf, nyonya. Saya tidak berani menghalangi tuan. Bisa-bisa nanti saya dipecat."
Krystal menghela nafas gusar. "Terserah dia saja lah. Kalau mau mati silahkan saja, aku tidak akan melarangnya." Sinisnya. Berlalu begitu saja. Meninggalkan maid yang terkekeh geli melihat tingkah ngambek Krystal.
"Aku harus memberitahukan ini pada tuan supaya tuan tidak bersedih lagi akibat merasa diabaikan nyonya." Tekad maid itu.
"Jangan beritahu tuan atau aku akan membuat hidupmu tak tenang selama bekerja di sini." Ancam rekan kerjanya sehingga membuat maid satu itu tak berani berkutik dan mengangguk takut.
"Paham?!"
****
Berhubung Damian di kantor, Krystal pergi ke ruangan Joana di sekap.
Membuka pintu secara perlahan seraya menebak apa yang terjadi pada kakak sepupu tercintanya itu.
Dan ... Tebakan Krystal tak melenceng sedikit pun. Joana mengakhiri kehidupannya sendiri. Menyusul kakaknya, Deandra.
Rasa lega merasuki relung jiwa Krystal karena dua orang yang sangat dibencinya telah menghilang dari muka bumi untuk selama-lamanya.
Dendam, amarah, dan kebenciannya sudah sedikit berkurang setelah kepergian kedua orang itu.
Sekarang hanya tersisa Iris, Cathleen, dan William.
Krystal masih belum menyentuh mereka karena ingin membiarkan mental mereka diserang oleh netizen terlebih dahulu.
Gadis cantik itu ingin mental ketiga orang penghianat tersebut hancur, sehancur-hancurnya.
Bukan kah lebih menyakitkan diserang secara mental daripada diserang secara fisik?
Krystal kembali menutup pintu dan menyuruh orang untuk mengurus jasad Joana.
Matanya tak sengaja menangkap keberadaan tong sampah. Lantas di dekatinya tong sampah tersebut dan membukanya. Hendak membuang makanan dan minuman yang dibelinya untuk Damian, tapi keraguan tiba-tiba melandanya.
Ia kembali menutup tong sampah.
"Ah, sudahlah. Lebih baik aku menyimpannya dan memberikannya setelah dia pulang."
Setelah itu, dia pergi ke kamarnya. Berniat untuk mengistirahatkan diri di sana lantaran terlalu lelah seharian ini.
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Krystal's Revenge
RomanceTragedi demi tragedi terus menimpa Krystal hingga menghancurkan gadis itu tanpa sisa. Krystal disiksa dan dibunuh oleh orang-orang yang sangat dipercayainya. Di akhir kehidupannya, Krystal berharap bisa kembali ke masa lalu supaya bisa membunuh semu...