"Beb kamu pulang naik apa?" Tanya Dhika a.k.a pacar syila. Kini ia dan syila berjala menuju gerbang sekolah Karna sekarang sudah jam pulang sekolah.
"Biasa sama beni" Dhika mengangguk ia sudah mengetahui beni itu adalah motor kesayangan-nya.
"Yaudah kalo gitu aku duluan ya beb" Dhika mengangguk.
"Hati hati" ujar syila pada sang pacar sembari melambaikan tangannya, Dhika membalas lambaian tangannya. . . . . . Syila tak langsung pulang ke rumah, ia kini memberhentikan motornya di depan indoapril untuk membeli beberapa camilan dan mie instan untuk stok di rumah dan tak lupa juga minuman kaleng instan, Karana, stok beberapa camilanya hampir habis.
BRUKK
Bukan syila yang menabraknya tetapi, sang empu "maaf, saya tidak sengaja" ucap laki laki itu sambil menundukkan kepalanya.
"Iya, lain kali kalo jalan liat pake mata jangan nunduk, nanti ngak tau kalo ada orang jalan di depan Lo" ucap syila, ia tidak mempermasalahkan masalah sepele seperti ini.
Sang empu mendongakakn kepalanya sebentar lalu menunduk lagi " shit ganteng" gumam syila terpanah dengan muka sang empu.
"Maaf, sekali maaf" ucapnya.
"Iya ngak apa apa om, om kenapa nunduk terus emang muka saya burik banget gitu sampe om ngak mau liat saya" ucap syila, ia bingung kenapa om yang di depannya terus menunduk kepalanya.
"Ah tidak apa-apa kalo gitu saya pamit dulu permisi" ucapnya, syila mendesah pasrah dan mengangguk menatap punggung laki laki itu.
Matanya membulat sempurna kala ia melupakan sesuatu "EH OM, NOMOR WA NYA BERAPA?" Ujar syila dengan suara keras membuat beberapa orang yang berada di sana menatap nya bingung, pasalnya ia lupa untuk meminta nomor sang empu, baru kali ini ia bersikap seperti ini kepada laki laki.
Syila mehela nafasnya dan berjalan memasuki indoapril.
oOo
"ASSALAMUALAIKUM SYILA MAHARANI YANG CANTIK NYA KEBANGETAN INI PULANG RED CARPET NYA MANA?" Teriak syila memasuki rumahnya.
"Bisa ngak sih ngak usah teriak teriak, semua orang rumah masih bagus pendengaran-nya" sentak Sania. Ia jengah melihat kelakuan sang anak setiap masuk kerumah selalu berteriak seakan akan orang rumah pada budeg.
"Heheh ya maap mom" ucapnya sambil mencium telapak tangan Mili sang bunda "ayah mana bund?" Tanyanya.
"Cari uang buat kamu".
"Buat bunda juga kali" elaknya yang tak terima sekaan akan ia yang menerima semua gaji sang ayah.
"Iya-iya seterah kamu, Sana kamu bersih-bersih dulu gih" ucap Sania sambil menutup hidungnya.
Syila yang melihat sang ibu bersikap seolah ia bau lantas mencium pipi sang bundanya "mana ada syila masih wangi kok" ucapnya sambil berlari keburu di amuk singa betina.
Sania yang mendapatkan kecupan dari sang anak bibirnya lantas tertarik membentuk bulan sabit.
Syila membuka pintu kamarnya yang bernuansa Korean vibes Di dinding terdapat foto foto dan printilan oppa oppa Korea siapa lagi kalo bukan grup idol NCT.
Ia sangat menyukai grup NCT Dream, dia hanya Stan dream saja tidak yang lain tetapi dia menyukai semua member nct all dan menyukai grup idol yang lain.
"Halo sayang-sayang aku, pada kangen ngak sama syila yang cantiknya kebangetan ini" layaknya seperti orang gila yang berbicara pada Poto poster para biasnya.
"Kok pada diem sih, kalian pada ngak kangen ya sama syila" ucapnya lesu.
Membuat semua orang ya g melihatnya bergerdik ngeri melihat kelakuan syila yang berbicara sendiri dan menyuruhnya di bawa ke psikiater atau RSJ ?.
"Anjirr kek orang gila gue lama-lama bicara sendiri, mending gue mandi terus nonton livenya ayang jaemin hihihi" syila mengambil handuknya di balkon depan kamarnya dan berjalan ke arah kamar mandi.
Selesai melakukan ritual mandinya dan tak lupa memakai baju tidur, ia membanting dirinya ke atas kasur, hari ini benar lelah, lelah fisik dan otak. Gimana enggak, gurunya datang ke kelas dengan ujuk ujuk ulangan harian semua murid yang mendengarnya seketika lesu apa lagi syila yang mendengarnya, semalam ia tidak belajar dan malah sibuk maraton Drakor sampai jam dua subuh dan jam empat-nya ia di bangunkan oleh sang bunda untuk sholat subuh setelah itu ia merebahkan dirinya dia atas kasur untuk menyambung tidurnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
