BAB 19

12.2K 682 2
                                    

Sebelum baca vote dulu pren!

Selamat membaca~

"Harusnya Lo mahalan dikit kek syil, jadi orang, masa seorang arsyila Maharani, hampir nyantai perasaan ke cowok" grutunya. Ia benar benar tak mengerti apa yang mendorongnya berbicara sedikit lancang ke Gus ghafri.

Kini di pesantren tak banyak orang lalu lalang jadi memudahkan syila berjalan atau keluar masuk ke ndalem.

"Assalamualaikum ummi" ucapnya di luar ndalem.

"Waaalaikumsallam" ucap seseorang dari dalam.Setelah mendapat jawaban dari orang dalam,syila berjalan masuk.

Ia begitu terkejut karna sang kakak; Syakir, sedang duduk di sofa teras yang tersedia di ndalem. Pantes aja guebkenal yang tadi subuh sholawatan_batinnya.

Syila berjalan mendekati Syakir sedang sibuk membaca novel mungkin tapi dari sampulnya tak seperti novel pada umumnya entahlah apa namanya.

Syakir melirik sebentar syila dan melanjutkan bacanya lagi "sibuk amat pak" ucapnya. Ia berjalan mendekati sang kakak lalu duduk bersebelahan dengannya.

"Hm"

Syila mencomot pisang goreng di depannya yang menggugah selera. Sejak tadi perutnya meronta-ronta minta di isi.

Hening sejenak

kedua bersaudara itu tak ada yang membuka obrolan atau saling sapa. Syila jenuh dengan sang kakak yang terlalu sibuk dengan bacanya bagaikan Tak ada orang di sekitarnya.

"Lagi baca apa sih serius Amat, sampe syila di kacangin" ucapnya sambil

Syakir melirik sebentar ke Sang adik yang terlihat dari raut wajahnya yang kesal "kitab" ucapnya sekenanya.

Syila membulatkan bibirnya "bang jangan lupa sama janjinya, harus tepatin" ucapnya.

Syakir menganguk "emang apa?" Sebenarnya ia hanya mengetes kemampuan daya ingat Sang kakak.

"Album kamu"

"Berapa"

"Lima"

"Terus sama apa?"

Syakir mengernyit dahinya "di album juga ada poca kan sama aja" ucapnya.

Syila mendengus "ngak lah beda, bang Syakir curang ngak asekk"

"Kamu yang curang mau bohongin Abang"

"Iya dehh seterah, terus udah di pesenin belom?" Tanyanya.

Syakir menganguk "udah".

"Coba liat belinya di tokok mana"

Syakir memberi ponselnya ke syila. Syila menerimanya lalu membuka hp Syakir. Ia mengotak ngatik ponsel sang kakak dan ia terkejut ternyata Syakir membelinya langsung dari perusahaannya SM entertainment.

"Wihhh, langsung dari agensinya langsung, tau dari mana bang cara pesennya?" Tanyanya kepo. Padahal sang kakak tak pernah menanyakan apapun tentang cara belinya kepadanya.

Ning Syila || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang