BAB 26

11.3K 706 13
                                    

Maaf baru bisa up karna kemarin-kemarin mood aku lagi buruk🙏

Jujur binggung banget alurnya mau buat kaya gimana. Padahal aku udh bikin part baru tapi aku liat liat kok langsung konflik kaya anehh dan ngak sesuai ekspektasi aku.

Dan sekarang mood aku jelek banget lagi nyari yang bisa buat mood naik.

Spill cara kalian naikin mood?

Vote dulu yuk! Biar tambah semangat buat bikin part selanjutnya. Maksa nih!.

Selamat membaca~

Sudah satu bulan lebih ini syila berada di pondok pesantren sang kakek, menurutnya tinggal di pondok pesantren tidak seburuk apa yang ia pikirkan selama ini.

Setelah ia teliti lebih dalam menurutnya, tinggal di pondok sangat asik, dan juga menurutnya teman-temannya ramah, walaupun ada yang suka sinis dengannya, entahlah ada masalah apa mereka dengannya.

Kini syila, lira dan Ani di tugaskan kepasar untuk membeli bahan-bahan masakan.

"Eh, kita naik apa nih?" Syila menatap sekeliling tidak ada kendaraan apapun yang bisa ia naiki untuk kepasar.

"Jalan"

Syila melongo dengan jawaban yang di lontarkan Ani "panas Ani, masa jalan. Naik mobil aja" ucap syila.

"Deket kok syil, cuman dua kilo" ucap Ani.

"Jangan ngadi-ngadi deh ni, dua kilo tu jauh kecuali dua meter"

"Siapa bilang dua meter" ucap lira.

Syila mencebik kesal pada lira "tapi panas lira, kalo jalan sejauh dua kilo" ucap Syila

"Masih panasan di neraka" ucap lira.

Syila bungkam ia tak bisa mengelak lagi, memang benar panas api di dunia tidak sebanding panasnya api di neraka. Karena, Panasnya api neraka ini mencapai 70 kali lipat dari api di dunia.

Kemudian berdasarkan penafsiran HR Muslim dan Tirmidzi, "Nabi Muhammad SAW menekankan bahwa sungguh api neraka jahanam 69 kali lebih panas dibandingkan dengan api dunia, yang masing-masing bagian sama panasnya dengan api di dunia." ... Sedangkan api yang memiliki suhu di atas 2000 derajat Celcius berupa api putih.

Syila menganguk pasrah, ia, lira dan Ani berjalan menuju gerbang utama pesantren.

Setibanya di gerbang, fahri, sudah stan bye di sana sambil membaca Al- quran mini di tangan kanannya. Ia menyudahi bacanya ketika mendengar hentakan kaki yang berjalan ke arahnya, lebih tepatnya menuju gerbang.

"Mau kemana?" Tanya Fahri.

"Kepasar" syila yang jawab.

"Jalan kaki?"

"Naek pesawat, Lo ngk liat kita lagi jalan kaki" ketus syila.

Fahri hanya menggelengkan kepalanya mendapat jawaban ketus dari syila.

"iya, kita jalan kaki." ucap Ani.

"Mau saya antarkan kebetulan saya, dan Gus ghafri ada keperluan juga di pasar membeli ikan untuk acara nanti malam"

Mata syila berbinar kala mendengar nama 'gus ghafri'.

Ani, melirik matanya berganti pada syila dan Ani. Syila langsung mengangguk semangat begitu pun lira.

"Naik apa?" Tanya syila.

"Mobil"

Syila tersenyum, "boleh deh kita nebeng dari pada jalan kaki" ucapnya.

"Ri, kunci mobil di mana?" Tanya Gus ghafri pada fahri. Ia tak melihat kalo di sampingnya ada 3 orang gadis.

"Udah sama ane Gus" ucap Fahri.
Ghafri baru menyadari ternyata ia tak sedang berdua.

Ning Syila || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang