EKSTRA PART

18K 778 29
                                    

Selamat membaca

Kini Syila dan Arin duduk di sebuah kafe dekat dengan kampus Arin. Awalnya, mereka berdua berniat untuk pergi ke salah satu mall terdekat, tetapi Arin menolak ajakan sahabatnya dan memilih untuk duduk di kafe sembari bercerita.

"Sekarang tanggal berapa sih?" Tanya Syila pada Arin di depannya.

Arin yang sedang bermain ponsel melirik pada sang empu. "Bentar" ia memperlihatkan layar ponselnya pada sang empu.

"Tanggal 22" gumamnya.

Bentar, bukannya gue harus udah haid ya? Sebelum tanggal 22_batinnya.

Dipikir-pikir Kembali, harusnya sebelum tanggal 22 ia sudah haid tapi, kenapa bulan ini belum? Atau jangan jangan---

.
.
.

Atau jangan-jangan, gue hamil_batinnya.

.
.

Sebelum pulang setelah dari kafe, Syila menyempatkan dirinya pergi ke apotik untuk membeli test pack. Ia hanya ingin membuktikan, apakah ia hamil atau hanya telat datang bulan saja.

Jika benar ia hamil, ini adalah kabar bahagia yang sudah ia tunggu 3 bulan yang lalu bersama suaminya.

" Mbak, test pack nya 2" ucap Syila pada mbak apoteker didepannya.

"Mohon ditunggu" ucapnya, Syila mengangguk dan tersenyum.

Tak menunggu waktu lama, apoteker itu menyerahkan dua bungkus test pack padanya.

Setelah menayangkan harganya, Syila mengeluarkan uang dari dalam tasnya lalu ia berikan pada sang empu.

.
.
.

Setelah sampai ruang, buru buru ia ke kamar mandi untuk mengambil air urin yang nantinya akan ia test pada test pack yang ia beli.

Fahri yang tengah menonton berita di tv, melihat kepulangan istrinya dengan gelagat aneh, ia bingung. Saat ditanya, jawabnya nggak apa apa, cuman kebelet.

Syila menggigit jari telunjuknya. Ia benar benar gugup melihat kedua benda panjang dan tipis di depan matanya.

Seketika matanya membulat sempurna, ia menutup mulutnya. "Masya Allah" lirih wanita itu.

"Gue hamil" perlahan, ia mengambil test pack itu, lalu mengangkatnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gue hamil" perlahan, ia mengambil test pack itu, lalu mengangkatnya. Sampai sampai tangannya bergetar saat memegang benda itu.

Satu bulir air mata jatuh di pelupuk matanya. Ia benar-benar tak menyangka, jika Allah menghendaki adanya nyawa dalam perutnya saat ini dalam waktu yang bisa dibilang cepat.

.
.
.

Fahri yang tengah menonton berita di ruang keluarga, melirik ketika pupil matanya menangkap sosok wanita yang ia cintai itu.

Ning Syila || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang