BAB 21

12.2K 659 2
                                    

Double up nihhh, vote dulu yukk biar saya semangat buat bikin next part nya lagi😻🙏

Typo bersebaran di part ini.

Untuk yang baca cerita ini di mohon ambil baiknya dan buang buruknya, semoga bermanfaat 🙏.

Selamat membaca~

Seorang gadis mengedarkan pandangannya mencari sesosok laki laki yang terus berada dalam pikirannya akhir-akhir ini. "Ya Allah, masa calon suami gue di suruh nyapu" gumam gadis itu. Ia melihat sang pujaan hatinya sedang menyapu.

Tanpa aba-aba gadis itu berjalan mendekati laki laki itu.
"Assalamualaikum Gus ghafri" sapa syila riang sambil menampilkan senyumannya yang mengembangnya.

Sekarang panggilannya sudah di ganti oleh-nya, bisa bahaya kalo ia memanggil dengan sebutan 'om'.

"Waaalaikumsallam" ucap Gus ghafri tanpa menatap kelawan bicaranya.

"Gus ghafri lagi ngapain?" Tanya syila.
Padahal sudah jelas kelihatan kalo Gus ghafri di depannya sedang menyapu dedaunan yang berjatuhan.

"Menyapu" ucap sekenanya.

Syila ber-oh ria. "Mau syila bantuin ngak Gus?" Tawar syila.

Gus ghafri segera menggeleng "ngak usah Ning" ucapnya."mending Ning syila bantuin teman Ning yang lain" lanjutnya.

"Gus, kalo manggil syila jangan pake embel-embel Ning, panggil nama aja, syila." Ucap syila.

Gus ghafri menganguk.

Tampak syila sedang berpikir untuk mencari topic apa untuk di bicarakan dengan sang empu. "Emm Gus ghafri punya pa---" ucapan syila terpotong kala mendengar namanya di sebut dengan teriakan yang menggelegar itu.

"SYILA BEBEB AKOH" pekik ana sambil berlari menuju syila.

Syila mengedarkan pandangannya untuk mencari asal muasal suara yang memanggil namanya tapi tiba tiba---

BRUKK

Ana menabrak tubuh syila kencang dan alhasil mereka jatuh bersamaan dengan posisi syila di bawah dan ana di atas. Posisi yang membanggongkan.

Sedangkan Arin yang melihat itu tertawa sambil terpingkal-pingkal melihat kedua sahabatnya jatoh.teman kurang akhlak.
Orang yang berlalu lalang pun hanya menggelengkan kepalanya ada pula yang tertawa.

"Ssttst" ringis syila "bangun dulu bisa ngak, tulang gue dah pada remuk nih" ucap syila dengan suara parau yang menahan berat badan ana.

Dengan segera ana membangunkan dirinya dari atas badan syila. "Tawa aja teros, awas kena karma" sindir ana dan menatap nyalang sang empu.

"Lagian Lo main nubruk tubuh orang aja, ngak di rem dulu" ucap Arin di sela-sela ketawanya.

"WOY bantuin gue Napa, tega Lo pada" ucap syila yang masih terduduk di atas omblok . Dengan segera Arin membantu syila untuk berdiri.

Syila menyapu bajunya dengan tangan yang ia kibas-kibaskan untuk membersihkan tanah yang menempel pada bajunnya.

"Sorry syil, tadi gue ngak sengaja. Kebiasaan ni kaki kalo dah lari ngak bisa di rem" ucap ana.

Syila menganguk "hm, gue maafin"
Ucapnya. Ana yang mendengar sontak langsung memeluk syila "lebay Lo" celetuk syila.

Ana menguraikan pelukannya "ah Lo mah, ngak bisa di ajak serius" ucap ana sebal.

"Syila kamu kemana aja, aku cariin dari tadi sama teh Ani ngak keliatan juga batang hidungnya, Ternyata disini" ucap lira sambil membawa dua sapu di kedua tangannya, lalu memberikan sapu di sebelah kirinya kepada syila.

Ning Syila || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang