BAB 54

10.9K 631 14
                                    

Selamat membaca

Fahri kini sedang sibuk dengan baju-bajunya yang akan ia masukkan ke dalam koper. Rencananya hari ini ia akan balik ke pondok, karena masa liburnya sudah habis. Banyak pelajaran yang ia tinggalkan di kampus.

Begitupun dengan Syila, istrinya mulai besok akan melakukan ujian kelulusannya. Oleh karena itu, Fahri berniat untuk balik ke pondok hari ini juga.

Setelah selesai merapikan bajunya, ia beranjak naik ke atas ranjang untuk membangunkan istrinya yang masih tertidur pulas dengan mulut terbuka.
Ia pun terkekeh melihat itu.

Setelah habis sholat subuh istrinya itu memang langsung kembali menyambung tidurnya, awalnya Fahri melarang tapi karena kasihan dengan istrinya yang baru beberapa jam tertidur.

Fahri diam sejenak, menatap istrinya dengan wajah polos. Ia juga mencuri satu kecupan di pipi sang empu karena saking gemasnya dengan pipi gembul yang di miliki oleh sang istri.

Fahri menepuk-nepuk Pelan lengan Syila. "Ning, bangun" bisik Fahri tapi tak ada sahutan dari bibir sang empu.

"Ning" panggilnya lagi.

Syila melenguh panjang. "Eughhh" lenguhnya. Ia merentangkan kedua tangannya ke atas.

"Kenapa?" Tanyanya dengan suara yang serak-serak basah.

"Kita pulang pagi ini, sebaiknya Ning mandi dan merapikan pakaian yang akan dibawa" jelas Fahri.

"Cepet banget pulangnya, dua hari lagi deh" sahutnya.

Fahri menggeleng. "Besok ning sudah ujian, saya juga harus kuliah dan banyak materi yang tertinggal"

"Ya udah, lo aja yang pulang duluan, gue dua hari lagi disini. Masalah ujian gue nyusul" Syila memiringkan tubuhnya sambil memeluk guling untuk menyambung tidurnya.

Fahri menghela nafasnya. "Oke saya beri waktu 5 menit untuk tidur" ucapnya.

.
.

Fahri melirik jam tangannya, sudah
5 menit berlalu.

"Ning, sudah 5 menit" ucap Fahri, ia menoel-noel lengan sang empu dengan jari telunjuknya.

"Baru juga merem, 10 menit lagi deh" sahutnya.

Fahri hanya mengangguk mencoba untuk memahami. "Hem, baiklah" ucapnya.

10 menit berlalu sudah.

"Ning, bangun!. Sudah 10 menit" ucap Fahri dengan lembut.

"15 menit lagi" balasnya.

"Kalo seperti itu mulu bisa bisa setengah jam jadinya" Fahri menghela nafasnya.

"..., Kalo siang nanti bisa macet dan akan lama diperjalanan, makanya saya memilih untuk berangkat lebih pagi agar tidak kena macet dan pasti akan lebih cepat sampai" bukan hanya itu beberapa jam lagi ia harus melakukan ujian mendadak yang baru saja diberi tahu oleh kawan sebayanya.

"Ning" panggilnya.

"Bentar lagi fahriiii, gue masih ngantuk"

"Ning bisa tidur di mobil nanti, ayo cepat mandi" tak ada sama sekali pergerakan dari sang empu.

"..., Mau saya gendong ke kamar mandinya atau jalan sendiri?" Tawar Fahri.

"Gendong" sahutnya setengah sadar. Dengan senang hati Fahri mengangguk.

Fahri menggendong Syila ala bridal style, sedangkan Syila ia mengencangkan pelukannya, mengalungkan kedua tangannya di leher sang empu dan membenamkan wajahnya di dada bidang Fahri.

Ning Syila || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang