Selamat membaca~
Zidan beranjak dari tempat duduk ia melangkah kakinya berjalan ke arah nakas, ia membuka laci nakas dan menutupnya kembali lalu ia hampiri syila yang sedang merengek seperti bocah.
"Nih" Zidan menyodorkan gantungan kunci bermotif mbe badot.
Syila mendongakkan kepalanya, lalu menatap ayahnya dengan muka kesal karna males berdebat ia ambil kunci motornya dan segera pergi dari sana.
"Terima kasih ayah" sindir Zidan.
Syila memberhentikan langkahnya "makasih" syila berkata dengan nada ketus.
Brak
"Astaghfirullah" Zidan mengusap dadanya kaget ketika syila membanting pintu ruangan kerjanya dnegan kencang.
Zidan menghampiri istrinya yang sedang fokus menonton sinetron di tv.
Sania mengalihkan pandangannya ke Zidan "itu anak kamu diapain, mukanya kayak kesel gitu" karena tak lama setelah Zidan datang ia melihat syila keluar dari ruang sang suami dengan muka kesal.
"Ngak di apa-apain sayang" Zidan menghampiri snag istri kalau duduk di sebelahnya.
"Halah bohong, kalo ngak di apa-apain juga mukanya ngak bakal sekesel itu" bantah Sania.
"Bener sayang" ucap Zidan dengan suara berat dan sedikit serak-serak. Ia mengelus Surai hitam panjang nan lembut milik Sania.
Sania tak mengindahkan perbuatan sang suami, ia hanya ber-oh. biar cepat.
"Kamu ngak kerja mas?" Tanya sania membuka percakapan di ruang tv.
Zidan menggeleng "udah selesai" jawabnya.
"Kayaknya baru 20 menir mas di ruang kerja, cepet banget"
"Ngapain lama-lama, nanti kalo mas lama kerjanya kamu ngoceh, lama amat kerjanya"
Zidan memeluk Sania dari samping, kepalanya ia umpatkan di helai-helai rambut milik Sania.
"Ya, tumben aja"
"...., Mas, geli jangan di gituin" Sania mendorong kepala Zidan yang bertengger di pundaknya.
"Ngak mau," ucapnya, ia terus terusan menggesek hidungnya pada leher jenjang milik istrinya.
"..., Yang, rumah sepi banget ya?"
"Biasa aja"
Zidan berdecak, "aku kangen suara-suara bayi nangis deh, udah 18 tahun aku ngak lagi gendong bayi, jadi kangen"
Sania mengacuhkan ucapan suaminya, ia tau apa maksud dari ucapan yang di lontarkan sang suami.
Ia hanya berdehem.
"Kamu kangen ngak, yang.?"
"Kangen apa?"
"Gedong bayi"
"Yaudah sana gendong bayinya Mpok nur aja" Mpok nur a.k.a ART di rumah Sania tapi saat ini Mpok nur.
Ah istrinya ini benar-benar ngak pekak, masa ngak tau!.
"Bukan Gendong bayi orang, yang. Bayi kita" ralat Zidan.
"Mas, kita udah tua masa mau punya bayi lagi" Sania menghela nafasnya.
"Emang ada masalah?"
"...., Lagian juga kan dirumah sepi, syila di pesantren sedangkan Syakir kuliah di luar diruamh cuman kita berdua aja" lanjutnya.
"Mas, kalo kamu mau hak kamu silahkan, tapi aku ngak mau lepas KB"
"Sayang," Zidan berkata dengan sensual. Sania bergidik ngeri mendengarnya mana pas di samping kupingnya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ning Syila || END
Teen FictionJudul Squelnya: Fa'arsy Start: Sel, 19 okt 2021 End: Min, 1 Mei 2022 jangan lupa tinggalkan jejak disini!!! ⚠️ ceritanya ga jelas tapi jelas, terus banyak typoooo juga, maaapkeun. ️