BAB 28

10.9K 674 7
                                    

VOTE DULU!!! Biar semangat buat bikin next partnya.

Rameinnn guys!!!

Kalo ada typo kasih tauuuu!

Selamat membaca~

Sudah satu jam lebih syila menunggu angkutan umum, tetapi satupun tidak ada yang lewat di depannya. Memang desa ini benar benar sangat terpencil sampai-sampai kendaraan atau angkutan umum jarang di disini.
Dan kalo ada pun, mungkin itu yang dari kota.

Area pesantren sangat jauh dengan pasar dan rumah-rumah warga yang lainnya.

Syila berniat ingin membeli obat untuk gadis kecil di gendongannya. Ya gadis itu terlihat lemah, ia tak tega untuk mengajak nya jalan akhirnya ia gendong.

Tak lama setelah itu terdengar suara motor, dan berhenti di depannya.

"Kenapa disini?" Tanya orang itu.

Syila mengernyitkan dahinya "jangan sok kenal" ketus syila.

"masa ngak kenal?"

"Ngak penting juga gue kenal sama Lo?"

Sang empu menggelengkan kepalanya yang masih tertutup dengan helm. Segera ia buka helm tersebut.

Syila terkejut ketika sang empu membuka helmnya dan menampilkan
mukanya.

"Masih ngak kenal?" Tanya orang itu.

"Ngak!"

Sang empu menghela nafasnya "mau kemana?"

"Rumah sakit" ucapnya langsung to the poin.

"Terus kenapa ngak kerumah sakit?"

"Banyak omong, mending lo pergi deh dari sini" ucap syila ketus.

"Mau saya antarkan?"

"Lo ngak liat kita berempat sedangkan Lo cuman bawa motor Bambang!"

"Siapa yang sakit?"

"Nih" syila melirikkan matanya ke bawah.

"Yasudah kalo cuman situ sama balita di gendongan kamu mungkin bisa"

"Bener kak, mending kakak kerumah sakit saja di antar sama AA' ini" ucap laki laki yang memakai baju biru dongker.

Syila menggeleng "terus kalian kaya gimana?"

"Kita gampang kak, ngak usah dipikirin"

Syila mengangguk pasrah, "yasudah, dimana rumah kalian?, nanti setelah kakak pulang dari rumah sakit kita antarkan adik kamu kerumah" tutur syila.

" Di xxxxx"

Syila menganguk "Yasudah, kalian hati hati" ucap syila sambil tersenyum lembut.cantik.

Laki laki yang masih berada di motor ketika tidak sengaja melihat senyuman yang di tampilkan syila langsung menunduk dan langsung berucap istighfar.

Kedua laki-laki remaja itu mengangguk dan berlalu meninggalkan syila, Safa a.k.a gadis kecil yang di gendongannya dan Fahri.

Syila beralih menatap Fahri "jadi ngak?" Tanyanya

Fahri mendongakkan kepalanya tetapi tidak menatap syila secara langsung, lalu memberi helm yang tergantung di jok belakang motor.

"Pake dulu" Fahri menyodorkan helm tersebut ke syila.

ia menaikan sebelah alisnya "Lo ngak liat gua lagi gendong, " ucap syila "ya pakein lah"

Fahri menghela nafasnya lalu ia turun dari motor "sini anaknya biar saya gendong" ucap fari samnil merentangkan tangannya.

Ning Syila || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang