BAB 8

17.9K 895 6
                                    

Selamat membaca~

Setelah mengambil ponselnya di dalam mobil syila Kembali kerumah sang nenek.

Sesampainya di dalam rumah neneknya, syila berucap "Ummi, syila minjam charger dong, ternyata ponsel syila mati" ucap syila sedikit lantang.

"Ummi di ruang keluarga nak" ujar ummi.

Syila berjalan ke arah ruang keluarga setibanya disana ia langsung menubruk tubuh sang kakek "abah syila kangennn" ucap syila sambil memeluk erat tubuh bugar milik sang kakek. Walau umurnya sudah menginjak kepala enam tetapi tubuhnya masih kelihatan bugar dan sehat kalo di lihat-lihat.

"Lebay" celetuk Sania.
Syila baru menyadari kedatangan kedua orang tua mereka.

Syila melirik ke arah sang bunda "Apa'an kali bunda, iri ya, tu ada suami nya juga tinggal peluk aja"ucap syila yang masih setia memeluk kakeknya.

Syila merenggangkan pelukannya "abah syila cariin dari tadi sore kata ummi Abah ngisi pengajian di luar" ucap syila sambil cemberut.

Syila memang sangat dekat dengan kakek dan neneknya. karna sedari kecil saat umurnya enam tahun ia tinggal bersama mereka dan om tantenya.

Apalagi sang kakek yang selalu membelikannya jajanan yang ia mau. Kedua orang tuanya sibuk dengan urusan pekerjaan masing masing. Makanya sang anak mereka titipkan ke pada orang tuanya Sania.sania, yang berprofesi sebagai dokter dan zidan yang menjabat sebagai CEO diperusahan miliknya.

Kadang dulu ia tidak mau pulang kerumah karna ia bosan, bermain dengan sang kakak? tidak mungkin dia sangat kutu buku, beda dengannya yang kutu rambut, canda.

Sania sadar pada saat itu anaknya melupakannya karna ulahnya yang selalu sibuk dengan pekerjaannya, Sania tak berpikir panjang saat itu langsung mengundurkan diri dari profesinya dan, sibuk mengurus anak-anaknya.

Tak apalah merelakan cita citanya demi sang buah hati, sebenarnya sang suami dulu berniat ingin menyewa pengasuh untuk kedua anaknya, tetapi ia menolak dengan alasan tidak percaya dengan kerja pengasuh, ia takut sang anak akan di aniaya seperti di televisi yang menampilkan berita baby meng-ganiaya terhadap majikannya, membuatnya bergidik ngeri kala menonton berita tersebut .

Sang kakek mengelui Surai hitam panjang milik syila "padahal baru seminggu masa udah kangen aja" ucap sang kakek sambil terkekeh.

"Seminggu bagi syila itu satu tahun bah" ucapnya dramatis.

Yang lain hnaya menggeleng kepalanya dan terkekeh kecil dengan ucapan syila.

"Syila hape kamu kemana bunda telpon kok ngak aktif mulu?" Tanya Sania.

"Hape syila lowbat bund, ini juga syila amu ngecas tapi syila lupa bawa cassannya.

"Ayah bawa casan ngak?" Tanya syila pada sang ayah.

Zidan menggeleng "ayah ngak bawa" ucapnya.

Syila mengerucutkan bibirnya kini ia berganti menatap ummi "kalo ummi ada ngak? syila minjem dong" ucapnya pada ummi.

Ummi menganguk "ada punya om kamu, tapi sebentar ummi ambilin dulu"ucap ummi sambil berlalu.

"Assalamualaikum" ujar seseorang dari luar.

"Waaalaikumsallam" ucap kita yang berada di dalam.

"Widihhh pada ngumpul nieh, lagi ngomongin apa nih" ucap zakhir a.k.a omnya paling bontot alias anak terakhir. Omnya yang tadi siang berbincang kecil dengan syila.

"Keppoo" ucap syila dengan penuh penekanan.

"Emang" ucap zakhir datar.

"Syila ini charger-nya" ucap umi sambil menyodorkan kabel charger kepada syila, syila menerimanya.

Ning Syila || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang