|2|

950 48 9
                                    

Saat pulang dari sekolah Arkana tidak kemana-mana, Arkana by like "lebih baik diam di rumah dari pada jalan dapat masalah" Arkana Elang Putra.

"Ayah kapan pulang ya? Gua kan bosan di rumah sendirian" ucap Arkana yang sedang mengerjakan PR nya yang di kasih dengan guru mapel tadi. Meski Arkana tercap nakal oleh guru-guru, Arkana tetap melaksanakan kewajibannya sebagai seorang murid. Tapi kalau malasnya datang guru sekaligus ayah nya ia bantah.

"Dari pada bosan mending gua ke pesantren aja, sekaligus ketemu sama Fatimah" ucap Arkana langsung membereskan alat tulis-menulis nya.

Arkana pun berangkat ke pesantren menggunakan motor kesayangan nya Sesampainya di pesantren Arkana langsung mencari kelas Fatimah, meski dia bukan salah satu murid di pesantren tersebut, tatapi ia anak pemilik pesantren itu.


"Lo lihat adek gua engga?" Ucap Arkana di salah satu murid di pesantren.

"Bicara sama seseorang itu di dahului dengan salam, bukan langsung pada intinya" ucap murid pesantren.

"Lo lihat engga?" Ucap Arkana dengan suara lebih tinggi.

"Dasar anak jaman sekarang engga punya sopan santun" ucap murid itu langsung meninggalkan Arkana di Koridor pesanan.

"Apaan sih?" Ucap Arkana menatap punggung murid itu semakin jauh. Saat ia melanjutkan jalannya ia mendengar ada seseorang yang memanggil nya, suara itu tidak asing bagi Arkana.

"Abang----"

"Abang----"

"Bang Arka"

Suara itu semakin kelas di telinga Arkana, saat Arkana membalikkan badannya Fatimah sudah berada di depan matanya.

"Ternyata kamu dek yang panggil Abang" ucap Arkana langsung merangkul pundak Fatimah.

"Fatimah kangen sama Abang! Kok Abang baru datang sih?" Ucap Fatimah manja ke Abang nya.

"Aku baru punya waktu dek" ucap Arkana sambil mengelus lembut kepala Fatimah yang di baluri jilbab.

"Bunda aku kabar nya bagaimana bang?" Ucap Fatimah yang memperbaiki jilbab nya yang berantakan gara-gara ulah Abang nya.

"Engga tau dek! Abang engga pernah ke sana" ucap Arkana masih memberantakan jilbab Fatimah.

"Bisa engga sih bang, kalau kita ketemu engga usah berantakin jilbab aku" ucap Fatimah cemberut.

"Engga usah marah dek" ucap Arkana tertawa keras melihat adeknya kesusahan atas tingkah nya.

Tak terasa mereka berdua sudah sampai di ruangan para ustad dan ustadzah berkumpul, mata-mata di sana melihat aneh ke Arkana dan Fatimah, bagaimana bisa laki-laki berpakaian compang camping masuk dalam pesantren ini bergandengan dengan murid paling pintar + cantik lagi.

"Berani sekali anda masuk di pesantren ini" ucap ustad di sana.

"Anda bukan murid di pesantren ini kan?" Ucap ustadzah di dalam ruangan itu.

"Saya anak ayah Farel" ucap Arkana Straight to the point. Arkana itu paling malas ketika berbicara banyak. Kata Arkana "satu kata saja sudah cukup untuk bibir ini berbicara" Arkana Elang Putra.

"Mana ada anak Ustad Farel kayak itu? Anak Ustad Farel itu sopan, baik, engga kayak kamu, berpakaian compang camping kayak gitu" ucap ustadzah lain dengan sinis.

"Jika mulut Lo itu masih ngomong, gua bakalan tampol tuh mulut, cerewet banget" ucap Arkana memanas.

"Keluar dari sini engga, atau saya panggilin satpam untuk ngusir kamu" ucap ustadzah itu menunjuk nunjuk Arkana.

ARKANA ELANG PUTRA (Ending)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang