|18|

167 17 0
                                    

UN sudah berakhir, kelas 12 sisa menunggu ijazah nya keluar. Sekarang Arkana dan ke tiga sahabat nya berada di tempat kecil nya dulu, yaitu rumah pohon.

" Bang Gung. Lo masih ingat engga? Dulu Waktu kita main di sini engga ingat waktu pulang, rumah pohon ini berasa rumah kita kan?" Tanya Ervan.

"Iya Van, kalau kita pulang sekolah kita langsung ke sini, jadi kangen banget deh" ucap Agung meraba-raba dinding rumah pohon itu.

"Andai waktu bisa di ulang, gua mau banget ke waktu masih kecil, pikiran kita tuh cuma main, makan, tidur" ucap Agung.

"Takdir Allah engga bisa di ubah atau di ulang, semuanya karena kehendak nya" ucap Arkana membersihkan rumah pohon itu.

Saat mereka lagi asyik-asyiknya mengobrol sambil memberi rumah pohon, Maryam sama Fatimah tiba-tiba muncul di bawah.

"Abang Arka!! Fatimah ada di bawah" teriakan Fatimah meneriaki Abang nya yang ada di atas rumah pohon.

"Kamu ke sini sama siapa dek? Engga mungkin kan kalau kamu pake motor!" Tanya Arkana tanpa melihat adiknya yabg ada di bawah sama Maryam.

"Aku ke sini sama kakak Maryam pake motor" ucap Fatimah.

"Pake motor siapa? Di rumah Oma engga ada motor" tanya Arkana mulai turun melihat keadaan di bawah.

"Motor bunda! Kemarin aku suruh bunda buat beliin aku motor, eh betulan dong di beliin" ucap Fatimah. Segampang itu yah kalau kita punya segalanya.

"Astaghfirullah dek, kamu kan engga pintar naik motor, minta motor sama bunda lagi" ucap Arkana menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Lucu aja gitu bang, teman Fatimah semuanya sudah punya motor, tinggal Fatimah aja yang engga punya" ucap Fatimah cemberut.

"Pak Agus kan ada dek, yang bisa antar jemput kamu, mau kemana aja pak Agus antar" ucap Arkana yang menasehati adiknya.

"Pokoknya kamu engga boleh pake motor sendirian, harus ada yang temani kamu" ucap Arkana merangkul adiknya dan mencium nya.

Selesai berbicara, Rafael memanggil mereka semua untuk makan bersama di bawah rumah pohon, rumah pohon itu sudah lebih 10 tahun tetapi masih berdiri kokoh.

"Aku rencana mau pulang ke kampung, kangen sama orang yang ada di sana" ucap Maryam yang sedang memakan roti bakar buatan nya sendiri.

"Ikut kak, Fatimah mau lihat jalan-jalan ke kampung kakak" ucap Fatimah yang begitu bahagia.

"Kakak kayak nya lama deh, takutnya sekolah kamu tertinggi" ucap Maryam.

"Fatimah mah ikut bang, ayolah bang, Fatimah mau ikut" ucap Fatimah menggoyangkan badan Abang nya.

"Kita semua bakalan ke sana, sama ayah juga" ucap Arkana membuat adiknya Bahagia.

"Kita semua, berarti gua juga dong?" Tanya Agung.

"Iya!! Gua semua mau ajak Lo ke kampung halaman Maryam" ucap Arkana membuat para sahabat nya bahagia kecuali Rafael yang B aja.

"Kapan kita pergi bang? Aku engga sabar nih" tanya Fatimah yang begitu bahagia.

"Selesai ijazah di terima, kita semua bisa jalan" ucap Arkana.

"Kok engga bilang-bilang kalau mau pergi" ucap Maryam yang kaget atas apa yang keluar dari mulut Arkana.

"Masih lama May, ijazah aja belum keluar" ucap Arkana.

"Bukan apanya, rumah aku engga seberapa luas nya, di sana ada nenek aku, mama aku, kakak aku, sepupu aku, Tante aku, itu aja engga muat" ucap Maryam.

ARKANA ELANG PUTRA (Ending)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang