Selesai makan malam bersama rekan kerja Andre Winata, Arkana dan Maryam pulang kerumahnya. Arkana dan istrinya sudah beradaptasi di rumah, Maryam hari ini sangat lah lelah.
"Sayang! Boleh engga aku minta tolong" ucap Maryam kepada suaminya.
"Minta tolong apa?" Tanya Arkana.
"Pijatin aku, badan ku semuanya pada sakit banget kalau kamu mau aja sih kalau engga aku juga engga maksa" ucap Maryam tak enak hati dengan suaminya.
"Yaudah! Sini aku pijit punggung kamu" ucap Arkana, ia pun memijit punggung, lengan hingga kaki istrinya.
Hampir setengah jam Arkana memijit istrinya, akhirnya selesai. "Enak engga?" Tanya Arkana.
"Enak banget! Makasih yah" ucap Maryam.
"Kalau gitu aku mau mandi dulu, kalau mau makan tunggu sebentar yah" ucap Maryam meninggalkan suaminya.
"Dasar istrinya aku" ucap Arkana menatap punggung suaminya semakin jauh.
Setelah Maryam mencuci badannya, ia turun kebawah untuk menemui suaminya di ruang tengah.
"Kata ayah, kalau ibu sama ayah lagi santai santai kayak gini mereka berdua selalu membayangkan kalau aku sudah lahir nanti, dia gendong gendong aku tapi Allah berkehendak lain" ucap Arkana menidurkan istrinya di atas pahanya sambil mengelus-elus kepala yang di tutupi jilbab.
"Bagaimana pun kamu mengejar dunia, sampai kapan pun kamu berjalan keliling dunia, kamu akan menemukan titik dimana kamu akan lelah dan butuh istirahat" ucap Maryam tersenyum menatap wajah suaminya yang hampir meneteskan air mata.
"Aku kasihan sama ayah, masih mudah sudah di tinggal sama istrinya sampai sekarang ayah masih memikirkan istrinya" ucap Arkana tidak bisa menahan lagi air matanya.
"19 tahun ayah menjaga ku, membesarkan ku, dia menjadi ayah sekaligus ibu buat ku" ucap Arkana.
"Cuma Fatimah yang bisa mengobati kangen ayah karena wajah Fatimah begitu sangat mirip dengan ibu" ucap Arkana, Maryam pun bangun dan langsung memeluk tubuh kekar suaminya.
"Kita tidur yuk, ini sudah jam berapa" ucap Maryam mau melepaskan pelukannya, tetapi Arkana malah memeluk erat tubuh mungil itu.
"Aku belum ngantuk, biarkan aku memeluk tubuh mu hingga aku ketiduran" ucapnya masih dengan posisi yang sama.
"Kamu butuh istirahat sayang, aku akan selalu ada di samping kamu. Aku engga bakalan tidur sebelum kamu tidur" ucap Maryam berusaha keluar dari pelukan suaminya tetapi tidak berhasil.
"Disini saja, jangan kemana-mana!" Setelah Arkana mengucapkan kata itu, tubuh mungil Maryam pun membeku tidak bergerak sama sekali. Ia mau menidurkan suaminya di pelukan hangat nya.
Arkana pun tidur dengan keadaan memeluk istrinya, begitu pun dengan Maryam. Maryam tidur di pelukan hangat suaminya. Sekarang sudah menunjukkan pukul 00:21 itu berarti sudah tengah malam, Maryam ketiduran di atas sofa bersama suaminya.
"Sayang! Bangun, tidurnya di atas yuk, disini dingin nanti kamu masuk angin" ucap Maryam membangun suaminya yang masih memeluk erat tubuh nya.
Arkana pun bangun dengan setengah sadar. Mereka berdua akhirnya pindah tempat untuk tidur. Sesampainya di atas, Arkana melanjutkan tidur dan masih memeluk erat istrinya. Maryam yang menyandarkan punggungnya di penyandar kasur, Arkana tiba-tiba menaikkan satu tangannya di atas perut istrinya. Mereka berdua pun tidur, Maryam yang sedang sandar di penyandar kasur, Arkana yang tidur sambil memeluk pinggang istrinya.
Pagi pun datang, Arkana lebih duluan bangun dibandingkan istrinya, ia melihat model tidur istrinya. "Astaga! Kamu mengorbankan tidur nyenyak kamu demi aku" ucap Arkana yang baru saja bangun.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARKANA ELANG PUTRA (Ending)
Teen FictionSedang masa revisi Saquel dari cerita "SELAMANYA" Bagaimana jadinya kalau kita menikah dengan anak tunggal, kaya raya + ganteng dan pintar? Arkana Elang Putra anak satu-satunya dari sepasang suami istri bernama Farel David Akbar dan Aqilla Arabella...