|11|

246 24 0
                                    

Maryam berjalan seorang diri, menyusuri jalan sambil di temani derasnya hujan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Maryam berjalan seorang diri, menyusuri jalan sambil di temani derasnya hujan. Cinta memaksa Maryam untuk ikut di motornya tetapi Maryam bersih keras menolaknya. "Aku ingin kamu tau, bahwa diam-diam aku selalu menitipkan harapan yang sama dalam beribu-ribu rintik hujan, dan aku berharap bahwa masa depan ku ini ingin selalu bersama mu" tutur Maryam.

"Andai kamu tau itu Ka" ucap Maryam menatap langit gelap sambil mengulurkan tangannya ke depan menikmati rintikan hujan yang turun membasahi tubuhnya.

Tak berlangsung lama, Maryam di kagetkan hujan langsung redah. "Kok hujannya berhenti sih? Kan masih mau main hujan" ucap Maryam langsung menurunkan tangannya dan berbalik badan mendapati Arkana yang memayungi dirinya.

"Masih mau mandi hujannya?" Tutur Arkana yang masih memegang payung.

"Masih mau" ucap Maryam tersenyum dan mengambil ali payung itu.

"Kita pulang yuk, nanti sakit tau" ucap Arkana khawatir, langsung merangkul Maryam dan membawanya masuk ke dalam mobil.

Di dalam mobil Maryam selalu saja mengomel yang tidak jelas bagi Arkana yang mendengar. "Kan masih mau mandi hujan" ucap Maryam yang duduk bersampingan dengan Arkana.

"Ntar Lo sakit bego!" Ucap Arkana menonjol Maryam di jidat dengan satu jari saja.

"Sekali-kali kenapa sih!" Ucap Maryam ngambek langsung mengalihkan pandangannya ke arah jendela mobil.

•••

Maryam di bawa pulang ke rumah neneknya Arkana (Amel) bukan di kontrakan. "Sekarang Lo minum teh hangat ini dulu, ntar Lo masuk angin" ucap Arkana menyerahkan secangkir teh hangat.

"Makasih ya!" Ucap Maryam tersenyum dan langsung meminum teh hangat itu.

"Rumah nenek kamu besar juga ya! Trus hangat, gitu" ucap Maryam yang sedang memperbaiki bajunya yang kebesaran sebab baju yang dia pakai milik Arkana.

"Gitu deh, tapi kalau om gua sibuk bareng istrinya sedangkan Fatimah si kembar dan Fahmi di pesantren, Oma dan kakek gua hanya diam melamun sambil membayangkan masa-masa di mana ibu gua masih ada" ucap Arkana.

"Sorry ya, aku tidak bermaksud kayak gitu"ucap Maryam mengelus punggung Arkana.

"Kata Oma gua, dulu saat ibu gua mengandung gua di dalam perutnya dia engga pernah tuh yang namanya ngidam buah, makanan, minuman, benda atau yang lain lain, ibu gua sangat sabar jika ayah gua di pesantren dan pulangnya larut malam, ibu gua siap 24 jam menunggu kedatangan ayah gua. Namun sekarang sudah beruba" ucap Arkana berjalan memandang satu persatu foto Aqilla yang terpajang rapi di dinding ruang tamu.

"Aku tidak pernah ketemu dengan beliau, tapi aku merasakan kebaikan dan kasih sayang beliau sangat tulus" ucap Maryam mendekati Arkana.

ARKANA ELANG PUTRA (Ending)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang