Porseni sekolah akan di laksanakan 2 hari lagi, siswa siswi bahkan guru sibuk mengatur perlengkapan Porseni. Yang mereka lakukan di Porseni yang akan datang cuman sedikit seperti, futsal, volly, tenis meja, catur, upacara, vocal grup, tarik tambang, makan kerupuk, dan lomba balap karung.
"Kalian semua harus siap siap ya nak! Dua hari lagi" ucap ibu Khadijah kepada murid-muridnya.
"Tenang aja Bu! Kita bakalan kalahkan kelas kelas lain" ucap Arkana yang merasa sombong.
"Kalian juga harus mempercantik kelas kalian karena guru-guru akan masuk menilai apakah bersi atau tidak" ucap ibu Khadijah.
"Sejak kapan sih kelas kita kotor?" Ucap Rafael melirik kanan kiri melirik kelasnya.
"Kalau gitu, Maryam kumpul uang teman kamu 50rb perorangan, kalau sudah terkumpul kamu bisa beli perlengkapan kelas" ucap ibu Khadijah menyuruh Maryam.
"Kenapa bukan yang lain aja Bu!? Saya takut nanti uangnya hilang" ucap Maryam menolak permintaan gurunya.
"Saya percaya sama kamu" ucap ibu Khadijah tersenyum manis ke arah Maryam.
"Kalau gitu gua langsung bayar nih" ucap Arkana menyerahkan uang satu lembar 100rb.
"Bisa uang pas?" Tanya Maryam.
"Engga ada, duit gua cuman itu" ucap Arkana menunjuk yang 100rb itu.
"Nanti kalau sudah ada yang kumpul uang, aku balikin uang kamu" ucap Maryam sambil mencatat nama Arkana.
"Serah Lo aja! Gua mau kekantin, I go first" ucap Arkana yang sok sok berbahasa Inggris.
"Lama-lama ini anak bikin emosi" ucap Maryam mencatat nama temannya yang lain.
***
"May! Lo pulang nya bareng kita-kita aja ya" ucap Arkana yang duduk di atas motornya.
"Yaudah! Sekalian kamu temanin aku ke toko alat tulis, mau beli perlengkapan kelas" ucap Maryam yang langsung naik ke atas motor Arkana.
"Kita jemput Ervan dulu, kasihan tuh anak udah tunggu dari tadi" ucap Agung khawatir.
Mereka semua pun ke sekolah Ervan, sesampainya di sana Ervan langsung memanggil Rafael. "Bang El! Ervan di sini" ucap Ervan yang meneriaki Rafael.
"Buruan ke sini" ucap Rafael memanggil Ervan.
"Lo engga di cari kan?" Ucap Rafael yang sedang mengendarai motornya.
"Engga bang, emang kenapa?" Ucap Ervan memeluk erat perut Rafael, membuat Rafael susah bernafas.
"Engga usah peluk peluk, gua kaga bisa bernafas nih" ucap Rafael melepaskan tangan Ervan di perutnya.
"Gua mau ajak Lo buat beli perlengkapan kelas gua" ucap Rafael.
"Engga papa bang! Bunda sama ayah gua kagak marah" ucap Ervan yang asik main handphone.
Tak terasa di perjalanan mereka semua sampai di toko buku semua cowok memarkirkan motornya di parkiran toko.
"May! Lo mau beli apa sih?" Ucap Arkana berpikiran 2× untuk masuk sebab di dalam toko banyak pembeli.
"Sedikit kok" ucap Maryam menarik tangan mereka satu persatu.
Maryam memilih milih pajangan dinding mereka semua hanya mengikuti, Maryam memilih penyapu, mereka hanya mengikuti, saat Maryam capek sama mereka semua Maryam langsung menjewer telinga mereka satu persatu.
"Kamu itu mau bantu? Atau mengekor sih?" Ucap Maryam kepada mereka semua.
"Gua mau bantu, tapi bantu apa, gua engga bisa tuh yang namanya belanja belanja kayak gini" ucap Arkana memegang telinga nya yang sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARKANA ELANG PUTRA (Ending)
Teen FictionSedang masa revisi Saquel dari cerita "SELAMANYA" Bagaimana jadinya kalau kita menikah dengan anak tunggal, kaya raya + ganteng dan pintar? Arkana Elang Putra anak satu-satunya dari sepasang suami istri bernama Farel David Akbar dan Aqilla Arabella...