dua bulan setelah proses

280 13 0
                                    

Maryam semalam tidak enak badan, dari jam 10:00 malam sampai jam 07:00 pagi badannya terasa sakit semua. Kepalanya terasa seperti di tarik, pundaknya seakan-akan di naiki orang. Yang lebih menyusahkan Arkana adalah, ia selalu saja muntah, kalau muntah ia langsung saja muntah di baju Arkana, itu membuat Arkana pusing tetapi juga kasihan lihat istrinya.

"Kita ke rumah sakit aja yah sayang?" Tanya Arkana yang sedang menghapus keringat dingin istrinya.

"Sebentar, aku mau ganti baju dulu" ucap Maryam muntah lagi di lantai. Bergerak sedikit kepalanya langsung pusing.

"Ya Allah!" Ucap Arkana memegang kepala istrinya.

"Sini aku bantu kamu untuk ganti baju" ucapnya pun membatu istrinya ganti baju. Selesai ganti baju, Arkana pun membawa istrinya masuk kedalam mobil, ja mempersiapkan istrinya sebuah ember kecil untuk ia tempati muntah.

Sesampainya di rumah sakit, dokter pun memeriksa Maryam sedangkan Arkana di luar sedang duduk tak tersadarkan ia tertidur. Siapa yang tidak ngantuk, dari jam 10 malam sampai jam 07 pagi tidak pernah tidur. Selesai Maryam di periksa dengan dokter, barulah dokter itu keluar dan langsung menghampiri Arkana di luar yang sedang tidur dengan keadaan duduk.

"Pak! Bangun" ucap sang dokter yang sedang membangunkan Arkana.

Sedetik setelah itu Arkana baru bangun. "Oh iya dokter, istri saya kenapa?" Tanya Arkana kepada dokter.

"Istri bapak tidak apa-apa! Hanya saja ia kecapean karena dia sedang hamil mudah, usia kandungannya sudah memasuki 3 Minggu. Selamat yah pak" ucap sang dokter.

"Benar nih dok? Engga bohong kan?" Tanya Arkana dengan mata yang berkaca-kaca.

"Beneran pak! Silahkan bapak lihat keadaan istri bapak di dalam, sekali lagi selamat yah pak" ucap dokter itu.

"Makasih yah dok, kalau gitu saya masuk dulu lihat keadaan istri saya" ucap Arkana masuk kedalam ruang rawat istrinya.

"Ya Allah makasih engkau sudah memberikan hamba mu ini sebuah hadiah kecil namun berharga bagiku" ucap Arkana berterimakasih kepada sang pencipta.

"Aku juga berterima kasih kepada kamu" ucap Arkana yang mencium kening istrinya yang masih belum tersadarkan. Semenit setelah Arkana mengucapkan itu, Maryam barulah sadar dari tdiur nya.

"Kamu sudah sadar sayang!" Ucap Arkana langsung saja meneteskan air mata nya.

"Kok kamu nangis sayang?" Tanya Maryam setengah sadar.

"Makasih yah" ucap Arkana.

"Makasih buat apa?" Tanya Maryam bingung.

"Makasih karena kamu sudah mengandung dedek bayi di perut kamu" ucap Arkana.

"Apa dedek bayi?" Tanya Maryam masih bingung.

"Kamu hamil sayang, usia kandungan kamu sudah memasuki usia 3 Minggu" ucap Arkana.

"Alhamdulillah, makasih ya Allah. Engkau telah memberikan ku kepercayaan untuk menjaga janin ini di dalam perut ku hingga saat dia keluar" ucap Maryam berterima kasih.

"Ayah, Oma, sama Umi belum tau?" Tanya Maryam.

"Astaga! Aku sampai lupa kabarin mereka semua" ucap Arkana langsung mengambil benda pipi itu di kantong celananya.

Setelah menelfon semua keluarganya, Arkana beralih ke istrinya. "Mau makan apa sayang?" Tanya Arkana.

"Kayaknya baby nya mau makan sate deh" ucap Maryam memegang perutnya yang terlihat masih rata.

"Baby, penjual sate hanya menjual malam engga ada yang menjual sepagi ini" ucap Arkana memegang perut rata istrinya.

"Tapi baby maunya makan sate ayah" ucap Maryam merubah suara mirip seperti anak bayi.

ARKANA ELANG PUTRA (Ending)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang