|hari pernikahan|

378 17 2
                                    

Semua orang kumpul di rumah Maryam, ntah apa yang mau di bicarakan oleh Ustad Farel, segitu pentingnya menyuruh semua orang kumpul. "Boleh saya langsung bicara?" Tanya Ustad Farel.

"Silahkan pak" ucap pak Mahmud.

"Bapak kan sudah menjaga Putri bapak selama 19 tahun, Sekarang bolehkah saya menggantikan Posisi bapak dengan menjaga dan membahagiakan Putri bapak layaknya perhiasan dunia yang paling berharga?" Tutur Arkana yang begitu lancar.

"Ini maksudnya apa nak? Bapak tidak paham" tanya pak Mahmud yang masih bingung.

"Jika bapak dan ibu mengizinkan, saya ingin menjadikan putri bapak/ibu sebagai istri saya, menemani setiap langkah perjuangan saya, menjadi penyejuk hati saya dikala gundah dan menjadi penasihat saat saya melakukan kesalahan. Dari awal saya kenal putri bapak/ibu, saya merasa seperti telah menemukan orang yang tepat, sekiranya bapak/ibu menyetujui, saya ingin melamar putri bapak/ibu dan melanjutkan hubungan kami berdua kejenjang pernikahan.
Maksud dan tujuan saya datang kesini ingin meminta izin kepada bapak/ibu untuk melamar putri bapak dan menjadikan dia sebagai istri saya. Saya berjanji akan membahagiakan dan memenuhi kebutuhan lahir dan batinnya. Saya ingin menyampaikan ketulusan hati saya bahwa saya mencintai anak bapak, izinkan kehadiran hidup saya mewarnai hidup anak bapak dan izinkan saya mengajak anak bapak kejenjang yang lebih serius dengan menikahinya. Saya menginginkan putri bapak/ibu menjadi makmum sholat saya, saya ingin putri bapak/ibu mencium tangan saya setelah selesai sholat, serta saya menginginkan dia sebagai istri dan ibu dari anak-anak saya kelak. Bersediakah bapak ibu menerima lamaran saya? Saya percaya takdir tuhan itu nyata dan adil, jika putri bapak/ibu memang jodoh saya, maka izinkan saya membahagiakan dia dengan menjadikannya istri sah saya. Tujuan saya datang kesini bersama dengan keluarga dan sahabat saya, bermaksud untuk meminang putri bapak, bagaimana pendapat bapak?" Tutur Arkana yang begitu lancar, tanpa ada kesalahan kata satu pun.

Semua orang di sana merasa kagum terhadap Arkana, Arkana yang begitu lancar saat mengucapkan kata tersebut.

"Jangan tanyakan ke saya nak, tanya langsung ke orangnya" ucap pak Mahmud mengelus pundak Arkana.

"Bersediakah kamu menjadi istri saya, menjadi pendamping hidup saya, menjadi ibu dari anak-anak saya kelak?" Tutur Arkana.

Seketika Maryam langsung meneteskan air mata kebahagiaan nya. "lamaran ini merupakan bukti dari keinginan kuat mu dalam menjadikan saya sebagai seorang istri. Terimakasih telah memantapkan hati untuk melamar saya. Atas restu dari Allah SWT, insyaallah di depan orang tua kita, saya bersedia menerima lamaran mu" ucap Maryam membantu Arkana untuk berdiri.

"Beneran nih, kamu menerima lamaran aku?" Ucap Arkana kaget dengan ucapan Maryam.

"Iya Ka! Aku menerimanya" ucap Maryam.

"Nak duduk dulu, ayah mau bicara" ucap Ustad Farel menyuruh anaknya untuk duduk.

"Begini pak! Bapak minta mahar  berapa?" Tanya Ustad Farel ke pak Mahmud.

"Begini saja pak, saya tidak perlu mahar yang besar, saya hanya ingin anak-anak kita hidup menua bersama-sama. Jadi tanyakan saja ke putri saya, berapa yang dia mau" ucap pah Mahmud.

"Kamu aja yang nak, engga enak kalau ayah" ucap Ustad Farel menyuruh anaknya.

"Berapa mahar yang kamu minta?" Tanya Arkana kepada Maryam.

"Yang tidak memberatkan mu dan tidak merendahkan mu" ucap Maryam membuat semua orang kagum.

"Masyaallah May May, Lo udah cantik, baik, pintar, sederhana lagi" ucap Agung dari dalam hatinya.

"Ini baru wanita sederhana" ucap Rafael dari dalam hatinya juga.

"Kak Maryam pantas mendapat seseorang yang tulus" ucap Fatimah langsung memeluk badan Maryam.

ARKANA ELANG PUTRA (Ending)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang