Hari ini hari yang di tunggu tunggu semua siswa-siswi, pertandingan akan segera di mulai 5 menit lagi. Kelas Arkana sekarang sangatlah indah, pajangan pajangan dinding yang kemarin lusa Maryam beli sudah terpasang rapih di dinding kelas. "Lo kalau engga enak badan masuk ke UKS aja, jangan buat gua khawatir ntar" ucap Arkana memperingati Maryam untuk beristirahat saja.
"Kalau aku tidak masuk di pertandingan, yang gantiin aku siapa? Engga ada kan?" Ucap Maryam memaksakan dirinya untuk bertanding antar kelas meski dengan keadaan sakit.
"Emangnya engga ada cadangan?" Ucap Arkana menatap satu persatu teman kelasnya.
"Engga ada! Kalau emang ada engga langsung pintar mainnya" ucap Rafael.
"Kalau gitu, ntar kalau pala Lo mulai pusing langsung keluar dari lapangan aja ya!" Ucap Arkana masih khawatir.
"Iya pak bos" ucap Maryam tersenyum manis menatap Arkana.
Hampir satu kelas mengambil semua pertandingan, seperti Arkana mengambil futsal, volly, tenis meja, tarik tambang, lomba balap karung, makan kerupuk, dan basket hanya satu yang Arkana tidak ambil yaitu vocal grup, karena Arkana malas untuk menyanyi grup, kata Arkana "lebih baik gua nyanyi di kamar gua sambil main gitar dari pada nyanyi di depan panggung bareng jamet kelas" Arkana Elang Putra.
***
Saat-saat terakhir Maryam mau memasukkan bola basket ke dalam ring, kepalanya tiba tiba terasa pusing tetapi Maryam memaksakan untuk memasukkan bola itu ke dalam ring "Mar! Kamu pasti bisa memasukkan bola ini ke ring, pasti" ucap Maryam dalam hatinya.
Saat bola itu sudah masuk ke dalam ring, Maryam pun langsung pinsang di tempat itu, dan timnya pun menang. "May! Bangun May" ucap tim Maryam yang bernama Cinta.
Tim Arkana juga memenangkan pertandingan bola basket antar kelas tersebut, Arkana langsung mencari keberadaan Maryam. "Mudah-mudahan dia engga kenapa-kenapa" ucap Arkana yang sangat sangat di penuhi keringat.
Saat terlihat lapangan basket cewek sangat ramai, Arkana langsung saja menerobos, dia takut kalau itu Maryam, alhasil cewek yang pingsan berwajah pucat itu ternyata gadisnya "Lo semua bego atau kenapa? Orang pingsan di tolong bukan di lingkari kaya gini" ucap Arkana langsung menggendong Maryam yang tak berdaya itu menuju ke UKS.
Saat sampai di UKS sekolah, perawat di sana langsung mengatakan. "Bawa dia ke rumah sakit penyakit nya parah" ucap perawat UKS.
Saat mau membawa Maryam masuk ke dalam mobil, hidung Maryam keluar darah membuat Arkana makin khawatir. "May! Jangan buat gua khawatir" ucap Arkana yang menghapus darah itu tetapi masih saja keluar.
"Pak bisa cepetan dikit engga? Teman saya gawat nih" ucap Rafael yang tak main-main khawatir nya.
***
Dokter Maudy tolong teman saya, teman saya gawat dokter" ucap Arkana kepada dokter Maudy.
"Saya akan berusaha semaksimal mungkin" ucap dokter Maudy menenangkan Arkana yang menangis.
Saat beberapa menit di dalam ruangan dokter Maudy keluar, Arkana pun langsung mendekati dan bertanya kepada dokter Maudy. "Dok! Teman saya kenapa, kok akhir akhir ini sering pingsan trus mimisan?" Ucap Arkana kepada dokter Maudy.
"Teman kamu mengidap kanker karsinoma nasofaring stadium 4" ucap dokter Maudy yang tak tega.
"Dokter becanda kan? Engga mungkin teman saya mengidap kanker stadium 4" ucap Arkana tidak percaya.
"Itu yang mengakibatkan Maryam selalu mimisan selalu pingsan karena kanker itu" ucap dokter Maudy.
"Apakah Maryam bisa sembuh?" Ucap Arkana menatap mata dokter Maudy dengan tatapan sedih.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARKANA ELANG PUTRA (Ending)
Teen FictionSedang masa revisi Saquel dari cerita "SELAMANYA" Bagaimana jadinya kalau kita menikah dengan anak tunggal, kaya raya + ganteng dan pintar? Arkana Elang Putra anak satu-satunya dari sepasang suami istri bernama Farel David Akbar dan Aqilla Arabella...