|12|

267 23 0
                                    

Di dalam kelas Maryam fokus bekerja kelompok dengan Cinta, sedangkan Arkana dan Rafael tidak membantu sedikit pun. Mereka di suruh buat barang rongsokan menjadi sebuah karya yang indah.

"Woy! Bantu dong" ucap Cinta menegur Arkana dan Rafael yang dari tadi sibuk main handphone.

"Gua mau bantu apa ege?" Ucap mereka berdua tanpa menatap sedikit pun Cinta.

"Daripada Lo main handphone doang, lebih baik Lo ke kantin pinjam gunting trus kembali ke kelas" ucap Cinta mengambil handphone Arkana dan Rafael. Mereka berdua pun langsung bergerak, ini masih Cinta bukan Maryam, kalau Maryam sudah mengeluarkan suaranya dari ujung kanan sampai ujung kiri sekolah terdengar.

"Mpok! pinjam gunting nya, istirahat di kembalikan kok" ucap Rafael yang sibuk mencari minuman dingin di kulkas.

"El! Ambilin gua Bintang dong" setelah mengucapkan kata itu, Arkana langsung mendapat jeweran dari Maryam.

"Lo ngapain sih ke sini?" Ucap Arkana memegang telinga nya yang ngilu.

"Engga ada minuman lain apa? Kok minuman kayak gitu di minum?" Ucap Maryam.

"Sekali-kali, gimana sih?" Ucap Arkana mengambil minuman yang bermerek bintang itu di dalam kulkas tetapi Maryam gercek langsung mengambil minuman itu di tangan Arkana dan memasukkannya kembali ke dalam kulkas.

"Ini aja yang kamu minum, engga usah yang aneh-aneh" ucap Maryam memberikan Arkana susu ultra warna pink.

"Emangnya gua itu Lo? Minumannya minuman anak-anak" ucap Arkana mendudukkan bokongnya di kursi kantin.

"Kapan selesainya? Ntar kita di cari nih" ucap Cinta mengambil minuman dingin di kulkas.

"Mpok! Jangan jual minuman kayak gitu, anak sekolah engga layak minum kayak gitu" ucap Maryam membayar susu ultra yang di minum Arkana.

"Ini juga atas perintah Arkana, kalau dia engga minta mana ada Mpok jual" ucap Mpok Atik yang tak enak hati.

"Iya engga papa Mpok! Kalau gitu aku sama yang lain masuk ke kelas dulu, eh guntingnya" ucap Maryam mengambil gunting Mpok Atik di atas meja.

Saat sudah sampai di dalam kelas Arkana dan Rafael langsung membatu gadis-gadis itu untuk menggunting. Sedangkan Maryam dan Cinta menempel nempel hasil guntingan cowok itu di plastik. 20 menit berjalan akhirnya 6 kelompok itu selesai mengerjakan bahan plastik daur ulang. Ketua kelompok membawa hasil karyanya ke depan dan di beri nilai. Saat selesai di beri nilai kelompok 1 yang menang, yang berarti kelompok Arkana.

"Andai gua engga nyuru Lo berdua pinjam gunting, mungkin kelompok kita engga juara" ucap Cinta menyombongkan dirinya.

"Sombong amat lu, baru dikit aja di sombongin apa lagi banyak?" Ucap Arkana menyipitkan matanya.

Saat Maryam mau mengusap wajah nya menggunakan tangan, satu tetes darah turun dan jatuh pas di tangannya. Maryam pun langsung menutup hidung nya dan beralasan ke WC. "Aku ke WC dulu, mau pipis" ucapannya berlari menuju ke WC.

Setelah Maryam berlari ke WC, Arkana fokus ke lantai, fokus dengan satu bercak kan darah di lantai. Arkana pun langsung menyusul Maryam ke WC. "Gua ke WC dulu" ucap Arkana lari, membuat Rafael dan Cinta bingung. Apakah kebelet atau apa gitu engga tau juga.

Saat sampai di WC, Arkana menggetok ngetok pintu yang Maryam masuki sambil mengucapkan. "Gua tau kalau penyakit Lo itu kambuh lagi" ucap Arkana yang masih mengetok pintu.

"Aku engga papakok! Kamu ke kantin aja, nanti aku nyusul" ucap Maryam di dalam WC gang sibuk membersihkan darahnya yang tidak berhenti menetes.

"Engga usah bohong Lo, gua tau kalau penyakit Lo itu kambuh lagi, Lo keluar gua bantu bersiin" ucap Arkana masih dengan posisi yang sama.

ARKANA ELANG PUTRA (Ending)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang