Sesuai janji, Arkana dan keluarga nya bahkan sahabat nya sudah berada di sulawesi selatan saat ini. Ia baru tiba beberapa jam yang lalu. Arkana, Maryam, Fatimah dan ketiga sahabatnya tidak beristirahat, mereka semau langsung jalan jalan menikmati suasana di Sulsel.
Saat di tengah jalan, Fatimah mengeluarkan kata. "Bang! Fatimah laper" ucap Fatimah.
"Yaudah! Kalau gitu kita pulang aja, aku akan masak buat kalian semua" ucap Fatimah membalikkan badannya dan berjalan menuju rumah yang di ikuti oleh sahabat nya.
Mereka semua pun sampai di rumah Maryam. Maryam langsung saja ke dapur yang di ikuti oleh Fatimah. "Biar aku bantu kak" ucap Fatimah.
Sedangkan Arkana, Rafael, Ervan, Agung, Ustad Farel sedang duduk di ruang tamu bersama dengan keluarga Maryam.
"Anak ibu itu sangat sopan" ucap Ustad Farel yang sedang berbicara kepada kedua orang tua Maryam.
"Anak saya tidak macam-macam kan pak?" Tanya Salma selaku ibu kandung Maryam.
"Anak nya ibu sama bapak itu sangat tulus, saat saya suruh jaga anak saya yang kembar, masyaallah dia jaga dengan baik" ucap Ustad Farel.
"Iya Tante! Maya baik banget, semua keluarga dari ayah sama ibu saya mereka semua suka dengan Maya" ucap Arkana yang sedang meminum teh hangat yang di buat Maryam tadi.
"Saya mau berterimakasih ke bapak yang telah menjaga anak saya, kasih tempat untuk anak saya, makasih yah pak" ucap om Mahmud selaku ayah dari Maryam.
Setelah berbicara cukup lama, Maryam membawa kan mereka makanan untuk makan siang. "Ini di makan, maaf yah kalau makanan nya tidak semewah di rumah kalian" ucap Maryam.
Mereka semua pun makan bersama di ruang tamu. Agung dan Ervan sangat menikmati masakan yang di buat Maryam. Meski terlihat sederhana tetapi rasanya sebanding makanan yang ada di restoran.
"May! Masakan Lo enak banget May" ucap Agung yang begitu lahap makannya.
"Bener! Masakan Lo enak bener, masakan lo sebanding dengan masakan yang ada di restoran, meski berpenampilan sederhana" ucap Ervan makan menggunakan tangan.
"Makan aja nak, engga usah banyak ngomong, nanti ketelang tulang ikan baru tau rasa" ucap Ustad Farel yang juga ikut menikmati makanan sederhana Maryam.
Setelah makan bersama om Mahmud menemani Ustad Farel mencari kontrakan yang dekat dari rumah Maryam. Setelah mendapat nya, Ustad Farel dan yang lain langsung ke sana. Jauhnya cuma dua rumah dari rumah Maryam. Begitu sangat dekat.
"KA! Kita di sini berapa lama?" Tanya Rafael.
"Satu Minggu El, lagi pula ayah gua juga sibuk, Lo tau kan? Gimana pesantren kalau engga ada ayah gua" jawab Arkana yang sedang duduk santai di teras rumah Maryam.
"Kok bentar banget sih? Aku kan masih mau sama kak Maya!" Ucap Fatimah cemberut.
"Satu Minggu itu lama dek, kak ayah juga mau kerja" ucap Arkana merangkul adiknya.
"Iya bang! Kita juga butuh refreshing" ucap Ervan.
"Apa lagi gua, gua juga bosan kalau di rumah terus, gua masih mau lama lama di sini" ucap Agung.
"Serah Lo aja deh" ucap Arkana pusing.
•••
Malam ini Fatimah, Arkana dan sahabatnya masih berada di rumah Maryam, sedangkan Ustad Farel dan om Mahmud sedang berada di mesjid, sebab om Mahmud mengajak Ustad Farel mengisi ceramah di mesjid.
"Jalan-jalan yuk" ucap Arkana mengajak sahabat nya untuk jalan-jalan.
"Gua udah ngantuk nih" ucap Rafael.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARKANA ELANG PUTRA (Ending)
JugendliteraturSedang masa revisi Saquel dari cerita "SELAMANYA" Bagaimana jadinya kalau kita menikah dengan anak tunggal, kaya raya + ganteng dan pintar? Arkana Elang Putra anak satu-satunya dari sepasang suami istri bernama Farel David Akbar dan Aqilla Arabella...