8.kebenaran

10.9K 376 12
                                    

Vianka menghentak hentakkan kaki dan tangannya dengan sekuat tenaga berharap pria bejat yang sedang menghimpit dan menciumi dirinya itu bisa melepaskan Kungkungan tubuhnya dan entah karena dia sedang beruntung atau Keenan yang sedang sial, kaki Vianka berhasil menginjak kaki Keenan dengan keras dan telak membuat cengkeramannya melonggar.

Tak menyia nyiakan kesempatan Vianka segera mendorong dada Keenan dan berlari menuju pintu keluar toilet namun naas saat telah berhasil keluar dan berada di lorong sepi tubuhnya kembali berhasil di tangkap dan lagi lagi dihimpit di tembok. Vianka merutuki nasibnya yang miris karena hari ini entah kenapa tubuhnya berjodoh sekali dengan tembok.

Dan sebelum Keenan berhasil mencengkram kedua tangannya, Vianka lebih dulu memberontak meski bibir Keenan sudah menjelajahi lehernya dengan kurang ajar. Vianka terus berusaha menjauhkan kepala Keenan dari wajahnya dan berniat berteriak meminta tolong dari serangan binatang buas tak bermoral di depannya itu.

BUGK

Dan tepat pada saat itu, sebuah pukulan telak mengenai wajah Keenan. Membuat Keenan menyeringai dengan licik. Dengan dramatis lelaki itu mengelus pipinya seolah sedang kesakitan dan sorot mata terluka.

Vianka mendengus, dengan wajah memerah dan nafas terengah dia menatap tajam Pria itu dengan tatapan benci.

"APA YANG KAU LAKUKAN..?!" bentak Gerald pada Keenan yang sekarang telah berusaha berdiri dari acara tersungkur nya akibat pukulan dari nya.

Gerald berjalan cepat kearah sang sekretaris dan juga klien nya yang sekarang berdiri berhadap hadapan. Yang satu sedang dalam mode drama king sedang yang satu dalam mode kucing liar siap menerkam.

"Bukan apa apa.." jawab Keenan enteng. Seolah apa yang baru saja dia lakukan bukanlah persoalan besar.

"Kau berusaha melecehkan nya..!" sentak Gerald dengan ekspresi yang sulit di artikan menatap lurus kearah Vianka yang bermandikan keringat dingin karena habis bergulat dengan si brengsek Keenan.

"Dia.." belum sempat Vianka menjawab Keenan sudah lebih dulu menyela.

"Ahh tuan Zaeer sepertinya anda harus lebih mendisiplinkan sekeretaris anda agar tidak sembarangan menggunakan paras cantiknya untuk menggoda orang lain.. Yah jadi bukan salah ku jika tergoda, lihat saja pakaian nya terbuka seperti itu memangnya lelaki mana yang tidak akan tertarik.." kata Keenan mengedipkan sebelah mata nya pada Vianka secara diam diam membuat Vianka menggeram sambil mengepalkan kedua tangannya kuat kuat.

"KAU..?!" Vianka hampir saja ingin mencekik lelaki itu jika saja tangannya tidak dicekal oleh sang atasan.

"Vianka.." lagi lagi belum sempat Gerald selesai bicara, Vianka yang mengira Gerald akan mempercayai semua perkataan Keenan itu malah balas berteriak.

"Aku tidak melakukannya..!!" Sanggah nya dengan wajah hampir menangis.

"Aku tidak salah, jadi apapun yang ada dalam pikiran mu saat ini aku tidak pernah melakukannya..!"

Dan Vianka pun berlari meninggalkan kedua lelaki itu dengan kondisi menahan tangis yang sudah di ujung ujung. Sedangkan Gerald sendiri tidak ada niatan untuk mengejar sang sekretaris malah memilih berada di samping sang Klien terhormat.

Keenan diam diam tertawa kecil di belakang Gerald dan setelah itu dia menepuk pundak Gerald dengan sok akrab.

"Biarkan saja dia, wanita sok cantik seperti nya akan semakin melunjak jika tidak diberi pelajaran.. Ku sarankan kau harus memberi nya peringatan..!" Kata Keenan lagi dan Gerald hanya menatap datar Keenan sebelum akhirnya lelaki pemilik Lunar Hotel tersebut merasakan Bogeman mentah sekali lagi di wajahnya.

Selimut tetangga (Sudah Terbit)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang