26.kecemburuan

4.5K 220 19
                                    

Pagi nya, Vianka terbangun dengan perasaan yang lebih baik dari tadi malam. Terasa lebih segar dan bertenaga. Namun dia tidak menemukan Gerald disisinya dan sesaat kemudian dia baru ingat jika tadi malam dia sendiri yang minta untuk tidur bersama Kakaknya. Tapi sekarang dimana makhluk berstatus sulung keluarga Grey itu berada.

Setelah mencuci muka dan gosok gigi sebentar tanpa repot repot mandi, Vianka keluar dari kamar tamu dan beralih ke kamarnya dengan Gerald. Namun lagi lagi dia menemukan kamar itu kosong.

"Cih kemana dia.. Padahal aku masih ingin tidur dengan memeluknya.." gerutu Vianka melangkah gontai menuju lantai satu.

Vianka melihat Vanessa yang asyik memasak dengan dibantu beberapa maid dan memutuskan untuk menghampirinya demgan duduk di meja pantry.

"Kak.."

Vanessa menoleh dan seketika tersenyum.

"Kau sudah bangun..? Bagaimana demam mu..?"

Vanessa meletakan punggung tangannya ke kening dan juga leher Vianka. Mengangguk sekilas ketika merasakan suhu tubuh adiknya sudah mulai normal. Kemudian dengan sigap mengambil gelas di lemari untuk segera membuat susu kesukaan sang adik.

"Ini minumlah, sarapan sebentar lagi siap.." Vanessa meletakan segelas susu di depan Vianka.

Vianka meminumnya dengan senang hati mencecap hangat cairan putih itu dengan khidmat sebelum membuka suara.

"Ngomong ngomong Kak, kau melihat Gerald..?"

Vanessa yang masih berkutat dengan panci dan wajan itu menoleh sebentar untuk melirik adiknya.

"Tidak.. Pada saat aku bangun keadaan mansion sudah sepi seperti ini.."

Vianka mengangguk dan bangkit dari kursi Pantry.
"Aku ke depan dulu kak, mau tanya Penjaga kemana pergi nya Gerald." pamitnya dan hanya dibalas anggukan oleh Vanessa.

Dia memutuskan untuk bertanya pada para Penjaga di depan, Vianka merutuki ponselnya yang ikut meledak bersama mobilnya di jurang dan belum sempat membeli yang baru hingga dia tidak bisa menghubungi tunangannya di saat saat begini.

Cih, lihat saja nanti jika Vianka tau siapa yang tega berniat jahat padanya maka jangan salahkan Vianka jika dia membalas dengan berkali kali lipat.

"Mark..!" Panggil Vianka dengan fasih membuat lelaki itu berjengit kaget akan suara Vianka yang tiba tiba.

"Ya Nona.." jawabnya menghampiri Vianka yang berdiri di ambang pintu.

"Kau tau kemana pergi nya Gerald..?"

Mark memgangguk
"Tuan muda pergi pagi pagi sekali karena ada urusan mendadak, Beliau berpesan hanya akan pergi sebentar dan akan kembali sebelum waktu sarapan.."

Vianka merengut mendengarnya lalu dengan seenaknya merenggut pergelengan tangan Mark. Lelaki itu tentu saja sempat jantungan di pikir akan di apakan. Ternyata Vianka hanya menumpang lihat jam di tangannya.

"Baru jam 7 lewat.." gumam Vianka dan melepaskan tangan Mark begitu saja dan berlalu tanpa pamit.

Mark hanya geleng geleng kepala seraya mendesah "Untung cantik". Ya tentu saja jika Vianka jelek ya mana mungkin bisa jadi calon Nyonya Zaeer. Tidak bisa di pungkiri jika Gerald memang awalnya tertarik secara visual pada Vianka. Namun itu masih manusiawi karna siapapun pasti akan melihat fisik terlebih dahulu barulah hati nya. Itu logis dan tidak munafik.

Vianka menggerutu sembari melangkah sembarangan di dalam mansion. Kakaknya sedang memasak dan Gerald pergi, Daniel juga katanya sudah pulang bersamaan dengan kepergian Gerald. Vianka kan jadi bosan sendiri.

Selimut tetangga (Sudah Terbit)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang