Vianka mulai mengerjapkan mata nya dengan pelan ketika cahaya asing yang begitu terang mendera penglihatannya membuatnya kembali harus memejamkan mata dengan sabar. Setelah menghela nafas beberapa kali baru lah dia bisa benar benar membuka mata nya. Vianka bisa melihat atap rumah sakit yang bewarna putih di ruangan luas itu.
Ya Vianka bisa menebak dirinya berada di rumah sakit mengingat hal terakhir yang terjadi padanya terlebih denyut nyeri pada kepalanya pun memperkuat dugaan nya. Vianka ingin bergerak ketika merasakan berat pada bagian lengan kanannya. Dapat dia lihat seseorang dengan rambut Hitam lebat yang familiar tengah tertidur dengan kepala bertumpu pada ranjang dan sambil memeluk lengannya
Siapa..?
Vianka menggerak gerakan lengannya dan mengusak surai hitam itu dengan pelan. Sebelah tangannya lagi bergerak untuk melepas alat yang menutupi mulut dan hidungnya.
Gerald yang merasakan sebuah pergerakan di atas kepalanya pun refleks terbangun dan mengangkat kepalanya. Mata nya berbinar ketika tatapan nya bertemu dengan mata milik kekasih hati nya.
"Sayang, kau sudah sadar..? Bagaimana keadaan mu.. Apa yang kau rasakan..?" Tanya Gerald segera menegakan tubuhnya dan mendekat ke kepala Vianka untuk memencet tombol darurat.
"Ha.. Haus.." lirih Vianka pelan, dan Gerald pun segera mengambil air minum di nakas. Meminumkan nya pada Vianka yang meneguknya dengan rakus.
Vianka hanya bisa terengah engah ketika selesai minum dan bersandar di kepala ranjang dengan dibantu Gerald yang meletakan sebuah bantal di balik punggung Vian nya.
Gerald baru saja akan bicara lagi ketika Hera datang dengan 2 orang perawat bersama nya.
"Dia sudah sadar..?" Tanya Hera basa basi pada Gerald yang hanya di jawab dengan anggukan senang dan Hera pun mengeluarkan alat deteksi jantung miliknya dan meletakannya di dada Vianka. Sedangkan perawat mengurusi selang infus dan juga mengganti alat bantu pernafasan dengan selang oksigen biasa.
"Detak jantung normal, tapi tekanan darah masih rendah.. Bagaimana perasaan mu, apa ada keluhan..?" Hera menatap Vianka Lamat dan mendapati wajah datar gadis manis itu.
"Hanya sedikit pening.." kata nya singkat. Dan Hera hanya mengangguk. Perawat juga segera mencatat kondisi terbaru Vianka dan juga keluhannya pada kertas yang ada di tangannya.
"Oke.. Karena kau mendapat luka di kepala aku sedikit khawatir kau mengalami gegar otak.. Pertama tama siapa namamu..?"
Kening Vianka sedikit berkerut mendengar pertanyaan Hera.
"Vianka Grey.."
Hera dan Gerald menghela nafas lega.
"Lalu.. Kau ingat siapa orang ini..?" Tanya Hera menunjuk pada Gerald
Gerald melotot kearah Hera. Apa apaan pertanyaan itu. Namun melihat wajah dingin Hera dia pun hanya diam dan menatap pujaan hati nya dengan pandangan berharap. Vianka hanya menatap datar Gerald sekilas lalu berpaling menatap Hera.
"Ingat.."
Gerald langsung tersenyum lebar memandangnya sumringah sambil meremas tangan Vianka. Bersyukur tidak terjadi sesuatu yang buruk pada Vian nya seperti Amnesia mungkin, maka bisa dipastikan Gerald akan gila saat itu juga. Gadis manis itu hanya menampilkan ekspresi jengah dan terlihat ingin berbicara ketika dia merasakan nyeri luar biasa pada perutnya dan kemudian memuntahkan seteguk darah.
"Astaga Vianka..!" Gerald panik dan menahan darah di mulut Vianka dengan telapak tangannya, Hera yang tengah asyik membaca data data hasil pemeriksaan Vianka pun dibuat kaget dan kembali mengambil peralatan medisnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/289004087-288-k737669.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Selimut tetangga (Sudah Terbit)✔️
RomanceKisah cinta seorang gadis yang mencintai kekasih dari sahabat nya sendiri. Dia adalah Gerald Zaeer, seorang Ceo tampan dan kaya raya pemilik perusahaan tempat gadis itu bekerja. Namun sayang, lelaki itu adalah kekasih dari sahabat nya.