10.hampir

7.5K 345 7
                                    

Vianka berada dalam keremangan kamarnya yang tenang dan sunyi. Pintu beranda dibiarkan terbuka begitu saja dengan gorden nya terbang melayang layang di terpa angin malam. Keadaan kamar itu yang hanya diterangi oleh cahaya bulan menyembunyikan wajah nya yang sendu dengan mata membengkak, karena baru saja bermimpi buruk.

Dia meraih sebuah benda persegi berbingkai dari laci nakasnya, memandangnya sekilas dan berakhir mendekapnya erat dengan derai air mata. Ini sudah 10 bulan lebih setelah perpisahan mereka tapi luka itu masih tetap sama.

"Aku merindukanmu .." lirihnya terisak di atas kasurnya

Dia menatapi lagi Lamat lamat bingkai foto kebersamaan nya dengan sang mantan kekasih. Mengelus wajah tampan kekasihnya dengan lembut namun sorot mata nya jelas menunjukan luka.

Vianka menggigit bibirnya ketika mengingat kembali bagaimana tega nya orang tua Gabriel tidak memberitahukannya perihal kematian sang kekasih hingga Vianka baru mengetahui kabar itu seminggu kemudian itu pun dari sepupu Gabriel yang kebetulan satu kampus dengannya. Vianka bak orang gila berlutut di depan pintu rumah keluarga Xander berhari hari dan memohon untuk diberitahukan di mana makam nya.

Namun dirinya malah mendapat kecaman dan makian karena mereka menganggap keberadaan Vianka adalah penyebab penyakit putra mereka semakin parah karena terlambat ditangani dengan benar. Hal itu dikarenakan Gabriel menolak berobat keluar Negri dan memilih untuk berada disisi kekasihnya. Karena dia tau percuma menjalani pengobatan ketika akhirnya dia akan tetap mati.

Namun setelah segala bujukan orang tua nya dan juga Vianka yang bahkan baru mengetahui penyakit kekasihnya belakangan, akhirnya Gabriel bersedia berobat ke Berlin, Jerman. Gabriel membeli sepasang cincin sebelum kepergiannya ke Berlin dan menyerahkan salah satu nya pada Vianka sedang yang satu lagi dia simpan. Lelaki itu berjanji akan melamar Vianka dengan benar ketika dia telah sembuh nanti.

Namun apa mau dikata jika hari itu adalah hari terakhir mereka bertemu, setelah kepergian Gabriel ke Berlin orang tua nya menyita ponsel lelaki itu agar bisa fokus pada pengobatan sehingga Gabriel hanya bisa menuliskan segala curahan hati nya pada buku kecil yang diam diam diberikan oleh perawatnya.

Jadi, bisa kalian bayangkan hancurnya hati Vianka ketika mereka sudah lost kontak selama sebulan lebih dan berakhir Vianka menerima kabar bahwa kekasih yang dicintainya telah tiada. Itupun setelah seminggu kemudian. Belum cukup sampai disana bahkan keluarga sang kekasih juga menolak untuk memberitahu nya dimana kiranya makam sang kekasih alih alih mendapat hinaan dan kecaman murka dari pasangan tuan dan nyonya Xander.

Setidaknya, Vianka ingin sekali saja menyapa dan menemui kekasihnya dan menyampaikan isi hati nya. Meski hanya di depan makam nya saja.

Dan dimulai dari sanalah kehancuran hati sang primadona yang telah banyak mematahkan hati para lelaki. Membuat nya sempat terpuruk selama beberapa bulan sebelum kembali pulih dan kembali pada sikap awalnya sebelum bertemu Gabriel yaitu bermain dengan hati para lelaki yang memuja nya namun enggan untuk menerima cinta dari seseorang.

Jessy dan Daniel adalah 2 dari sekian banyak orang orang yang berusaha untuk membuat nya bangkit. Yah meski hampir satu jurusan adalah teman temannya namun mereka hanya sebatas teman di luar saja. Tidak ada yang benar benar mengerti dirinya seperti Gabriel yang selalu bertahta di hati nya bahkan Jessy sekalipun tidak mampu membuatnya terhibur. Vianka bisa pulih hanya semata mata karena tidak ingin masa depannya hancur dan membuat sang mendiang kekasih tidak tenang di alam baka sana.

"Dimana.. Dimana sebenarnya mereka menyembunyikan mu.. Aku ingin sekali menemui mu, kenapa mereka tega sekali padaku. Tidak tahukah mereka bahwa aku juga jauh lebih terluka karena tidak berada disampingmu ketika detik detik terakhirmu..? Ada banyak hal yang ingin aku katakan, ada banyak rasa yang belum aku ungkapkan..!"

Selimut tetangga (Sudah Terbit)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang