23.pembalasan

5.1K 279 22
                                    

Vianka tertawa terbahak bahak di dalam mobil melihat Jessy yang kini bergetar ketakutan tengah dikelilingi oleh 5 orang preman lengkap dengan motor besar mereka yang begitu berisik. Kelima motor itu terus berjalan memutari Jessy sambil sesekali mencolek atau bahkan meraba tubuhnya. Bahkan seseorang telah berhasil merebut tas selempang Jessy dan membawanya kabur entah kemana hingga gadis itu sudah tidak tau lagi harus minta tolong pada siapa karena berteriak pun percuma karena bukannya di tolong, orang yang mendengar teriakan nya langsung otomatis kabur melihat wajah wajah mengerikan para preman itu .

"Tolong, hentikan..! Kalian sudah membawa kabur tas ku, apa lagi yang kalian inginkan, tolong lepaskan aku..!" Jerit Jessy ketakutan karena kelima preman itu terus saja berputar di sisinya dengan motor yang memiliki bunyi nyaring mengerikan itu.

Para preman itu pun tertawa tertawa serempak dan malah menstater motor mereka semakin kencang dan semakin dekat kearah Jessy. Gadis itu tidak bisa berlari karena motor motor besar yang berjalan mengelilingi nya itu membuat nya terjebak di tengah tengah.

"Bagaimana bisa kami pergi jika ada mainan manis di tengah kami begini.." tawa salah satu preman sambil meremas bokong Jesssy dengan kencang.

Wajah Jessy memerah padam karena marah dan kembali berteriak minta tolong meski dia tau itu sia sia.

Sampai beberapa saat lamanya Jessy terus berteriak memohon ampun dan dilepaskan namun bukannya melepaskan salah satu motor tiba tiba saja menyerempetnya dan membuatnya terpelanting sampai berguling guling beberapa meter dari posisi awalnya.

"Sialan..!" Pekik Jessy mengerang kesakitan demgan beberapa anggota tubuhnya lecet sampai berdarah darah. Tapi beruntungnya para Preman itu pergi begitu saja setelah menyerempet tubuhnya.

Jessy bangkit dari atas aspal dan mulai berjalan terpincang pincang, hari sudah semakin sore dan jalanan semakin sepi bahkan bus pun tidak ada yang lewat. Sialnya lagi jarak tempat itu dengan kompleks perumahan nya mencapai berkilo kilo meter lagi. Ponsel dan dompet juga sudah di rampok jadi tidak ada pilihan lain bagi Gadis malang tersebut selain pulang dengan kaki pincang dan tubuh yang kotor dan penuh luka.

"Itu baru sakit fisik Jessyca, belum seberapa dengan sakit hati ku..!" Desis Vianka tajam lalu kembali tertawa kencang hingga kedua Bodyguard yang duduk di kursi depan mobil bergidik ngeri akan kelakuan tunangan dari bos mereka tersebut. Bahkan salah satu dari mereka hampir saja melapor pada Gerald jika saja tidak di pelototi oleh Vianka.

"Kalian berdua cepat pergi..!" Usir Vianka dengan galak membuat keduanya terkejut.

"Ta.. Tapi Nona.."

Vianka melemparkan sebuah kertas dan Kartu kredit pada mereka.

"Carikan aku benda yang ada di kertas itu dan letakan dirumahku.. Aku akan mengambilnya besok.." titahnya dan mendorong kedua lelaki besar itu keluar dari mobil dengan paksa. Lalu dia pun langsung melompat ke kursi kemudi tanpa repot keluar dari mobil.

Kedua bodyguard masih berdiri dengan kaku di samping mobil dan terlihat saling berpandangan dengan ragu. Mereka tidak yakin apakah benar tindakan mereka meninggalkan gadis itu sendirian terlebih melihat sikapnya yang tidak normal kedua lelaki itu sangat merasa khawatir. Bisa bisa mereka dibunuh Gerald jika pulang pulang tunangannya dalam keadaan lecet.

"A.. Anu Nona.. Anda yakin akan pergi sendiri..? Dan anda akan kemana setelah ini..?"

Vianka berdecak dan menyalakan mesin mobil.
"Aku baik baik saja dan akan segera pulang.. Tugas kalian hanya mencari apa yang ku minta tadi, ingat ya Carikan yang paling besar..!" Kata Vianka dan segera menutup kaca mobil lalu meninggalkan kedua bodyguard Gerald yang hanya bisa merinding melihat tulisan dan juga foto yang ada di kertas yang diberikan Vianka.

Selimut tetangga (Sudah Terbit)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang