Kisah cinta seorang gadis yang mencintai kekasih dari sahabat nya sendiri.
Dia adalah Gerald Zaeer, seorang Ceo tampan dan kaya raya pemilik perusahaan tempat gadis itu bekerja. Namun sayang, lelaki itu adalah kekasih dari sahabat nya.
Gerald membimbing Vianka yang berjalan tertatih tatih menuju mansion nya. Gadis manis itu kini merengut kesal karena mata nya tengah ditutupi erat dengan dasi milik Gerald sejak mereka berada di gerbang mansion dan mereka berjalan kaki mulai dari gerbang. Bayangkan saja betapa jauhnya jarak antara gerbang mansion dengan pintu utama yang mencapai 1 atau 2 kilometer. Apalagi dengan mata tertutup begini malah memperlambat jalan mereka. Tapi dikarenakan kata nya Gerald ingin memberikan kejutan untuk Vianka, jadi gadis manis itu ya menurut saja matanya di ikat ikat.
"Gerald.. Katakan apa kah masih jauh..? Karena jika iya mungkin sebentar lagi kau harus menggendongku..!" Vianka mulai mengoceh lagi setelah beberapa menit sempat diam, itupun dengan setumpuk bujukan dan sogokan yang Gerald janjikan.
"Sebentar lagi, Sayang.." bisik Gerald yang segera membuat Vianka merona. Sudah panggil Sayang sayang saja padahal jadian saja belum.
Iya tadi siang memang Gerald bilang jika urusannya sudah selesai dengan Jessy dan mengatakan jika dirinya akan menjaga, melindungi, mencintai dan bla bla bla pada Vianka tapi pernyataan resmi untuk meminta nya untuk menjadi Kekasih tidak ada.
Dan setelah cuddle seharian di rumah Vianka, malam nya tiba tiba saja Gerald mengajak Vianka untuk berkunjung ke mansion, bahkan membelikannya gaun yang cantik untuk dia pakai khusus malam ini. Kata nya ingin memberikan kejutan pada gadis cantik tersebut.
Setelah hampir setengah jam berjalan kaki, Vianka mulai merasakan langkah Gerald melambat dan tak berapa lama kemudian dia berhenti. Vianka bisa menebak jika mereka telah tiba pada tujuan lelaki itu ketika merasakan udara disekitarnya yang seketika lebih hangat dari pada sebelumnya.
"Gerald..? Apa kita sudah sampai.." tanya Vianka lagi namun tidak mendapatkan respon malah merasakan genggaman Gerald mengendor dan kemudian terlepas secara perlahan. Vianka jadi panik dan menggapai gapai sekitarnya berusaha mencari Gerald.
"Ger.. Gerald...! Jangan bercanda.. Setidaknya lepaskan dulu ikatan mata ku.." Vianka terus berjalan tanpa arah sampai kakinya hampir saja tersandung namun dengan sigap sebuah tangan memeluknya mencegahnya untuk jatuh.
"Gerald..?" Panggil Vianka lagi.
"Aku akan membuka ikatan mata mu sekarang.." bisiknya ditelinga Vianka dan gadis itu hanya bisa mengangguk dengan penasaran.
Dan ketika penutup mata itu terlepas, Vianka hanya bisa mengerjapkan mata nya perlahan menyesuaikan dengan cahaya yang tiba tiba menyengat mata nya. Aneh sekali padahal ini malam hari tapi kenapa cahaya nya begitu terang..?
Lalu saat mata nya sudah bisa melihat dengan jelas, Vianka hanya bisa menganga dengan takjub melihat pemandangan yang ada di depannya dan menatap tak percaya pada Gerald yang tersenyum simpul di sampingnya.
Vianka tak percaya jika mansion Gerald yang biasa dia lihat bisa di hias sedemikian rupa, dan lagi sejak kapan laki laki itu menyiapkan semua ini.
"Gerald.. Indah sekali.." lirih Vianka dan mengaitkan lengan nya di lengan Gerald.
"Masih tak seindah dirimu.." rayu Gerald dan kembali membawanya berjalan melintasi jalan yang dihiasi karpet biru beludru bak altar pernikahan tersebut yang sebenarnya membuat Vianka tak tega untuk menginjak nya tapi apa boleh buat bukankah karpet itu memang di letakan disana untuk diinjak seindah apa pun dia.
Vianka tak bisa lagi menyembunyikan raut kesenangan di wajahnya ketika melihat sebuah meja khusus di halaman samping mansion dekat kolam renang yang sepertinya akan mereka gunakan untuk dinner malam ini.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.