60. Pilihan yang sulit

80 3 0
                                    

Setelah mengucapkan kata kata tadi aku langsung pulang tidak kerumah tetapi aku berjalan hingg di depan halte bus kecewa benar benar kecewa banget aku sama razka, dia menyuruhku untuk tidak berbohong tetapi ia sendiri yang berbohong padaku, aku belum siap buat kehilangan razka, aku tidak tau harus ngapain lagi

Aku duduk sambil memandangi kota yang sepi, baju ku yang sudah basah air hujan yang turun mengguyur, tangisan ku yang tak henti hentinya berhenti, angin sore yang menerpa, aku sangat senang jika seperti ini

"Raz kenapa kamu ga kasih tau di awal?, Kalau kamu kasih tau aku udah bawa kamu perawatan"

"Kenapa kamu sembunyikan semua ini, bertahun tahun kamu berjuang melawan penyakit itu"

Tiba tiba ada mobil hitam menghampiri ku disana, aku mendongak melihat seorang wanita turun dengan payung menghampiri ku

"alia kamu ngapain sendirian disini" ujar seorang cewe tersebut, ia adalah glenca

"tan"

"Masuk yok, tante antar pulang" tanpa ku jawab dia langsung membuka pintu mobil nya dan menyuruh ku masuk

Setelah itu ia mengucupkan payung nya menyimpan di bagasi, lalu melanjutkan mobil nya

"Razka ada dirumah kan alia tante mau ketemu" ujar Glenca di sela sela nyetir nya

"Tan, razka dirumah perawatan, penyakit dia kambuh"

"Hah? Dia baik baik aja kan" tanya glenca panik memandangi ku

"Tan... Aku mau cerita tentang razka boleh?"

"Kamu mau cerita apa?"

"Kenapa Tante ga pernah bawa razka buat perawatan ginjal nya dari kecil Tan, kenapa Tante nyiksa razka waktu kecil dengan penyakit nya, aku tau tante gasuka razka bisu, tapi razka itu darah daging Tante anugerah Tan, tante keterlaluan banget nyiksa razka dengan penyakit nya!"

Glenca mengelus pundak ku, dan langsung aku singkirkan "tante minta maaf alia, tante mengakui kesalahan Tante, dan tante akan tanggungi biaya perawatan razka kalau perlu razka tante bawa ke pengobatan keluar negeri"

"Ga perlu, razka di vonis umurnya hanya setahun lagi"

Reflek glenca nge rem mobil nya mendadak dan menatap ku

"Kamu tau dari mana?"

"Dokter yang menangani razka sendiri yang bilang, ngapain aku sendirian di halte aku frustasi dengan razka, kecewa aku juga terkejut seketika mendengar vonisan dokter, aku harus mengejar cita cita ku tapi aku ga mau kehilangan razka di saat saat terakhir nya"

"Tante mau ketemu langsung dengan razka, dimana alamat rumah perawatan razka Alia?"

****
Hingga kami sampai di tempat tujuan, tidak aku belum mau ketemu dengan Razka, aku memutuskan menunggu di luar dari tadi glenca memaksa ku masuk tapi ku tetap tidak mau karena glenca canggung di dalam

"MAMAA!!!!" Pekik Aileen tergiang menghampiri glenca

"Sayang kamu ada disini, udah lama?" Tanya glenca mengusap bahu anaknya tersebut

"Ga lama aku sama alia kesini"

Glenca mengangguk kan kepalanya lalu menoleh ke arah razka, menghampiri nya mengusap kepalanya razka "kamu gimana sayang? Udah mendingan, maaf ya baru bisa mama jenguk"

aku merasa lebih baik, tidak apa apa mama apa kabar, maaf aku belakangan ini ga kerumah

"Mama baik baik aja, gapapa mama maklumi kamu ada masalah apa sama alia, Alia di luar tadi mama temuin di halte bus nangis sendirian, trus dia ga mau ketemu kamu"

ATTHARAZKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang