《 chapter 3: let the game begin! 》

143 29 83
                                    

Hahoe Villa, Kaki Gunung Hwasan, Cabang Gunung Taebaek (20 kilometer dari Desa Hahoe)
Jumat, 13 Agustus 2021
Pukul 16.45

"Beneran aman di sini?" bisik seorang wanita.

"Bener, kok. Masa aku bohong." Seorang pria balas berbisik dengan kekehan di akhir kalimat.

"Gimana kalo nanti ada yang mau pake kamar mandi ini?" Yu Na bertanya cemas.

Min Ho menggeleng kuat, meyakinkan wanita di hadapannya kalau posisi mereka aman. "Nggak bakal, jarang ada yang pake kamar mandi ini. Kalo ada yang ciduk pun, pasti aku ancem buat tutup mulut, Sayang."

Kekhawatiran Yu Na sirna begitu Min Ho membelai lembut pipi kanannya. Kehangatan menjalar dari pipi ke seluruh tubuh Yu Na. Ia menyukainya ketika Min Ho menunjukkan afeksi-afeksi kecil.

"Coba dari dulu aku sama kamu, Na. Kenapa coba aku malah milih Lia." Min Ho menyandar pada dinding, memerosotkan tubuhnya perlahan hingga terduduk di lantai dingin kamar mandi. Yu Na ikut duduk di samping Min Ho.

"Kamu udah berapa kali ngomong begitu. Kenapa nggak putusin aja, sih? Aku juga capek jadi kekasih bayangan kamu." Yu Na menyandarkan tubuhnya pada bahu Min Ho, melingkarkan lengannya pada tubuh pemuda Lee itu.

Min Ho membuang napas panjang perlahan, mulai mengusap kepala Yu Na. "Kamu tau sendiri Lia orangnya sesensitif apa. Aku lupa jemput dia aja, nangisnya dua jam. Bayangin."

"Apa sih ... itu mah bukan sensitif, tapi lebay. Najis." Yu Na mengangkat sudut bibir kiri atasnya-membuat ekspresi jijik.

"Makanya. Gimana aku putusin? Bisa-bisa bunuh diri. Aku nggak mau sampe dia mati juga."

Yu Na mengangguk paham.

Selang beberapa detik, Yu Na mendekatkan wajahnya ke wajah Min Ho dengan raut dibuat semenggemaskan mungkin. "Lebih cantik siapa? Aku atau dia?" Yu Na mengerjap genit beberapa kali.

Min Ho tertawa kecil melihat kelakuan gadis di hadapannya. "Jelas kamulah! Nggak perlu ditanya itu."

Yu Na tersenyum lebar, memamerkan deretan gigi putihnya yang rapi. Menambah kesan manis bak boneka putri di etalase toko mainan.

Min Ho mendekatkan wajahnya pada wajah Yu Na. Bibirnya bersiap menyambut bibir merah ranum gadis Shin beberapa senti di hadapannya. Yu Na sadar akan gerakan Min Ho, ia turut mendekatkan wajahnya pada wajah tampan Min Ho. Embusan napas mereka menyentuh kulit satu sama lain, menimbulkan sensasi yang seolah mengirim aliran listrik pada syaraf-syaraf di tubuh mereka.

Tapi sebelum bibir mereka benar-benar bertemu, seseorang lebih dulu mencoba membuka pintu kamar mandi.

Ceklek! Ceklek!

Tok! Tok! Tok!

"Ada orang, ya?" tanya seseorang di balik pintu.

Min Ho dan Yu Na spontan menjauh. Pemuda bertubuh kekar itu menggeram kesal. "Ganggu aja."

"Itu kayaknya Chae Ryeong, deh. Mending kita keluar sekarang daripada orang lain yang ciduk." Yu Na bangkit dan menarik tangan Min Ho.

Ceklek!

Min Ho membuka pintu kamar mandi dengan wajah jengkel.

"Eh, maaf, gue ganggu, ya?"

"Banget! Pake nanya." Min Ho menjawab kesal.

"Maaf, maaf, gue nggak tau." Chae Ryeong tertawa salah tingkah.

"Yaudah, nggak apa-apa, Chae. Masih ada nanti malem juga, haha." Yu Na tertawa.

"Udah sana balik, nanti dicariin." Chae Ryeong pun masuk ke dalam kamar mandi. "Hati-hati ketauan istri lo, Ho."

"Istri dari mana? Lamar aja belom." Min Ho bergumam.

Truth or Die Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang