《 chapter 18: he knows 》

83 19 12
                                    

Komplek Perumahan Elite Gangnam
30 Oktober 2016
Pukul 22.00

Hujan deras mengguyur kota Seoul malam itu. Di tengah derasnya hujan, seorang pemuda melangkah lunglai dengan tas hitam besar di pundaknya. Jaket hitamlah satu-satunya pelindung dari ganasnya rintik air dan angin malam.

Matanya sembab dan hidungnya merah, bibirnya bergetar—entah karena dingin atau ia masih mencoba menahan tangisnya.

Hyun Jin tahu bahwa kedua orang tuanya tidak pernah saling menyayangi layaknya pasangan kebanyakan, Hyun Jin selalu berusaha menelan fakta itu sejak usia belia. Namun, mengetahui bahwa sang ayah memiliki kekasih gelap di belakang ibunya yang sakit-sakitan benar-benar menghancurkan hatinya. Bagaimana sang ayah bisa begitu tega terhadap istrinya sendiri yang sering terbaring tidak berdaya berjuang demi hidupnya?

Kedua langkah Hyun Jin terhenti di depan sebuah rumah mewah paling terang di komplek. Ia mengenal baik si pemilik rumah—Kim Seung Min.

Ketika mendekat, seorang penjaga sudah siap siaga membukakan gerbang. Hyun Jin juga kenal dengan penjaga itu, sehingga penjaga paruh baya itu tidak bertanya lebih lanjut perihal identitas dan tujuan kedatangannya.

Hyun Jin menunduk kecil dan lanjut melangkah.

"Seharusnya kamu bawa payung, Nak. Hujan malem ini deras banget, lho!" ujar penjaga.

Hyun Jin menoleh dan hanya tersenyum tipis sebagai tanggapan.

Tepat di teras, Seung Min tengah terduduk dengan setelan baju tidurnya; kaos putih serta celana kain bermotif kotak-kotak berwarna merah hitam.

"Kok lo hujan-hujanan, sih, bego?" Seung Min langsung mengomel tatkala menengok sosok Hyun Jin di hadapannya.

Hyun Jin tidak menjawab.

Seung Min membuang napas kasar dan mengisyaratkan temannya untuk cepat masuk.

Seketika Hyun Jin sampai di dalam, Seung Min menghentikan langkah Hyun Jin dan menggeser keset—supaya Hyun Jin mengeringkan kakinya.

"Ribet juga, ya, anak pak jaksa," gumam Hyun Jin.

"Udah gue biarin nginep aja masih bertingkah lo."

Keduanya menuju kamar Seung Min di pojok lantai dua. Pemuda Kim pemilik rumah memberikan handuk bersih pada tamunya.

"Mandi dulu, sana! Jangan lama-lama, tagihan air mahal!"

Hyun Jin menyambar handuk di tangan Seung Min dan masuk ke dalam kamar mandi tanpa banyak bicara.

✮ ⋆ ˚。𖦹 ⋆。°✩

Rumah Keluarga Kim
30 Oktober 2016
Pukul 22.45

Selepas mandi, Hyun Jin dan Seung Min bersantai di kamar pemilik rumah. Dua gelas coklat panas dan satu piring makanan ringan menemani curhatan Hyun Jin.

"Jadi, lo sama Ye Ji sebenernya saudara?" Seung Min memastikan sembari memasukkan sebuah biskuit coklat ke dalam mulutnya.

Hyun Jin mengangguk. "Kok lo gak kaget?"

"Enggak, soalnya emang lo berdua mirip. Gue malah curiga lo berdua kembar terpisah—ya, lebih baik kembar terpisah, sih, daripada ... saudara sambung." Seung Min mengecilkan suaranya ketika mengucapkan dua kata terakhir.

"Makasih, Min."

Seung Min menghentikan aktivitas mengunyahnya. "Buat?"

"Udah mau dengerin gue."

"Santai aja kali," jawab Seung Min santai, "gue seneng lo bisa lebih terbuka."

Seulas senyum terukir di wajah kacau Hyun Jin setelah mendengar Seung Min.

Truth or Die Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang