《 chapter 17: the siblings 》

92 20 19
                                    

Hahoe Villa, Kaki Gunung Hwasan, Cabang Gunung Taebaek (20 Kilometer dari Desa Hahoe)
Sabtu, 14 Agustus 2021
Pukul 01.10

Ruang Tengah

Villa semakin sepi. Satu per satu mulai meninggalkan dunia—gugur dalam permainan kecil Ji Sung. Entah apa yang sebenarnya diinginkan pemuda itu, bahkan yang sudah jujur—mengikuti peraturan main—pun tetap dicabut nyawanya.

Setelah kematian Min Ho, semua berkumpul di ruang tengah. Hanya tersisa delapan orang sekarang; Chang Bin, Hyun Jin, Ji Sung, Seung Min, Jeong In, Ye Ji, Lia, dan Chae Ryeong.

Sejak tadi pun Lia masih belum berhenti menumpahkan air mata. Hatinya tidak sanggup menerima kenyataan bahwa Min Ho, kekasihnya, telah pergi untuk selamanya.

"Udah, Ya, jangan nangis terus, nanti cantiknya hilang, gue yang disalahin Ji Sung." Suara pemuda Han itu terdengar memenuhi ruangan yang sunyi, seringai menyeramkan kembali terpampang jelas di wajahnya.

Seung Min dan Jeong In bertukar tatap ngeri.

"Kenapa, Min? Bukannya tadi lo mau nantang gue? Kok sekarang liat begini doang lo takut?" Ji Sung tertawa kencang.

"Lo mau nantang setan ini? Diem-diem, ada gila-gilanya juga lo," timpal Chang Bin.

Setelah berkata demikian, Ji Sung tiba-tiba sampai di hadapan Chang Bin dalam sekejap. "Bilang gue setan sekali lagi, gue bunuh lo!"

Chang Bin mengatup rapat mulutnya, namun dari tatapannya ia sama sekali tidak takut pada Ji Sung.

"Lanjut, yuk, lanjut!" Jeong In mencoba menghentikan persitegangan antara Chang Bin dan Ji Sung.

"Semangat banget, Jeong. Oke, karena suasana hati gue lagi bagus abis liat Min Ho akhirnya mati, jadi, ayo lanjut!"

Ji Sung memencet tombol spin pada aplikasi. Roda berputar cepat dan berhenti di antara dua nama—Hwang Hyun Jin dan Hwang Ye Ji—tetapi pada akhirnya, aplikasi menunjuk Hyun Jin sebagai manusia tidak beruntung berikutnya.

"Sama aja, sih. Apa yang mau gue tanyain sebenernya bisa dijawab sama lo berdua, tapi ya ... ternyata yang paling denial yang harus jawab."

Hyun Jin mengepal kuat kedua tangannya.

"Hwang Hyun Jin, kenapa lo gak mau ngaku kalo sebenernya lo sama Ye Ji ada hubungan darah?"

"Apa?!" Chang Bin berseru tidak percaya. Seluruh mata kini tertuju pada keduanya, sama tidak percayanya dengan Chang Bin.

"T-tapi kalian pernah pacaran?" Chae Ryeong menggaruk kepalanya canggung.

"Itu sebelum kita tau," jelas Ye Ji, "juga alesan kita putus—karena kita saudara sambung."

"O-oh ... gue kira emang saudara kandung yang seratus persen saudara." Chang Bin mengelus dada.

"Pantes marga kalian sama." Jeong In ikut menimpali.

Seung Min diam sedari tadi. Seperti biasa, Kim Seung Min sudah tahu.

"Terus kalian tau dari mana kalau kalian saudara?" Lia dengan mata sembabnya bertanya.

"Hwang Hyun Jin, waktu dan tempat dipersilakan."

✮ ⋆ ˚。𖦹 ⋆。°✩

Rumah Duka
25 Oktober 2016
Pukul 18.00

Lautan manusia dengan pakaian serba hitam memenuhi salah satu ruangan rumah duka paling elit di daerah Seoul. Istri Tuan Direktur Hwang telah berpulang pada pangkuan Tuhan pagi ini setelah berjuang melawan kanker yang menggerogoti rahimnya selama beberapa tahun belakangan.

Truth or Die Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang