⚠️Disclaimer: penggambaran tokoh Ji Sung pada cerita ini tidak sepenuhnya akurat, dikarenakan media riset author yang terbatas. author mohon kebijakan dari para pembaca untuk tidak menjadikan penggambaran di sini sebagai patokan atas apa yang terjadi di dunia nyata. bila di antara kalian ada yang lebih mengerti, silakan tinggalkan komentar atau DM, author akan sangat menghargai saran dan masukan dari kalian <3 ⚠️
15 Januari 2017
Dua tahun telah berlalu dan kini Korea Selatan tengah berada di penghujung musim dingin. Salju-salju di pinggir jalan tidak lagi tebal seperti saat bulan Desember, suhu udara tidak lagi terlalu menusuk. Han Ji Sung dan kawan-kawan tengah berada di pertengahan semester.
Wajah yang dulu selalu tertunduk lesu kini mendongak percaya diri. Langkahnya lebar dan mantap, senyum menghiasi wajahnya yang mulai chubby seperti sedia kala—sebelum bertemu Hong Joong.
Laki-laki berbintik manis di samping Ji Sung tersenyum melihat perubahan telah terjadi pada sahabatnya.
Sahabatnya itu bukan lagi remaja menyedihkan dengan wajah suram. Bukan lagi laki-laki kurus yang selalu berserah pada keadaan. Auranya menguar kuat, seolah ia baru saja dilahirkan kembali.
Felix tentu senang dengan perubahan sahabatnya. Namun, kali ini Felix merasa janggal.
Apa yang telah Ji Sung lakukan selama ini? Apa dia telah pergi terapi dan menerima pengobatan? Ji Sung tidak pernah benar-benar membicarakan tentang pengobatannya lagi. Biasanya ia akan selalu bercerita pada Felix setelah setiap sesi.
Semua tertawa, semua senang dengan sosok baru Ji Sung. Tidak ada yang menaruh curiga. Hanya saja, terkadang ketika ada sesuatu yang mengganggu, ia bisa berubah menjadi begitu agresif tanpa alasan jelas. Bahkan beberapa kali ia pernah terlibat adu mulut dengan Seo Chang Bin yang notabenenya sosok paling temperamen di antara mereka.
Felix menaruh curiga pada Ji Sung, pasti ada sesuatu yang tidak benar. Entah ini karena perbuatannya atau menjadi cara Ji Sung melindungi dirinya dari ancaman. Felix tidak tahu.
Oleh karena itu, malam ini ia akan menyelidiki pemuda itu. Pesta kecil-kecilan diadakan untuk menyambut Han Ji Sung.
✮ ⋆ ˚。𖦹 ⋆。°✩
Rumah Keluarga Bang
15 Januari 2017
Pukul 19.45"Setidaknya ajak, dong!" Chan mengerutkan dahi dengan hati memanas.
"Not today, mate. Hari ini cuman untuk kita berdua, nanti aja kalau mau gabung pas bareng-bareng." Felix menyilangkan kedua tangannya.
Chan mendesah frustrasi. Pasalnya, ia baru saja diasingkan oleh adik dan sahabatnya sendiri malam ini. Mereka menggelar pertemuan kecil dengan mengecualikan pemuda berambut ikal itu.
"Maaf, Ka, malam ini cuman buat Ji Sung."
Chan menggulirkan bola mata kesal. Namun, sudahlah, tidak etis juga memaksa ikut tanpa undangan. Pemuda itu mengalah dan melangkah gontai menuju kamarnya.
"Chan bisa baper juga," celetuk Ji Sung dengan sebungkus keripik kentang di tangannya.
"Ya, kadang-kadang." Felix lantas menutup pintu.
"Kenapa, sih, lo cuman ajak gua? Pasti ada yang serius." Ji Sung menebak-nebak.
"No actually, it's just—" Felix melirik sekilas sahabatnya, "—you're different."
Kedua alis Ji Sung bertaut. Air wajahnya berubah dengan cepat, matanya menatap Felix agresif. "Berubah gimana maksudnya?"
"Be honest, mate. Lo gak ada terapi atau apapun, kan, selama ini?"
Rahang Ji Sung mengeras. "Sebenernya lo mau ngomong apa, sih?"
"You're not the Han Ji Sung that I know."
Ji Sung melempar bungkus keripik kentang di tangannya. "Maksud lo apa? Lo lebih seneng liat Ji Sung lemah gak berdaya? Lo lebih seneng liat dia selalu bergantung sama lo? Iya? Biar apa? Biar lo bisa dengan seenaknya jadiin dia boneka lo?"
"Ji Sung? Lo membahasakan diri lo dengan 'Ji Sung'?"
Ji Sung mengembuskan napas kasar. "Kenapa? Masalah?"
"Yeah, lo gak pernah membahasakan diri lo dengan nama," jawab Felix, "what have you been doing all this time?"
Ji Sung menyeringai, terkekeh kecil. "Hiring guardians."
Seluruh tubuh Felix melemah. "Guardians? Lebih dari satu? What—lo kenapa, Ji? Apa maksud lo? Siapa yang jaga lo selama ini?"
Tawa Ji Sung menggelegar, membuat suasana semakin mencekam. "Gue—gue yang jaga Han Ji Sung selama ini."
"Who are you?"
"Han."
Felix termangu. Masih berusaha mencerna semua yang terjadi di hadapannya. Apa yang terjadi pada sahabatnya itu. Gangguan psikologis? Kerasukan?
"Sejak kapan?"
Ji Sung memiringkan kepala tanpa melepaskan pandangan dari Felix. "Sekitar ... kurang tau juga, gue gak inget."
Kedua alis Felix bertaut semakin erat. "Jadi, lo ini apa?"
Ji Sung tersenyum miring, wajahnya terlihat bengis. Seumur hidupnya mengenal Ji Sung, Felix tidak pernah melihat ekspresi wajah mengerikan seperti itu. Sorot matanya yang kejam seolah menembus jantung Felix.
"Cuman seseorang yang berusaha melindungi Ji Sung," jawabnya santai, pandangannya beralih pada kedua kakinya yang tengah beradu satu sama lain, "gak penting gue dari mana atau cara gue hadir di sini."
Felix masih bungkam. Ji Sung menjadi orang yang berbeda. Di sela-sela liburan pun mereka masih sering bertemu, tidak ada yang berbeda. Namun, ketika mereka berkumpul dengan anak-anak lain, kepribadian Ji Sung akan berubah. Dan Felix tidak mengenal pribadi itu.
"Denger, Lix, gue tau lo cuman mau jagain Ji Sung, gue tau lo baik. Tapi—"
Ji Sung bangkit mendekati Felix. Ia berjongkok—mensejajarkan diri dengan Felix—dan berbisik, "—ga usah buka mulut soal ini ke yang lain, Ji Sung cuman mau lo yang tau!"
Felix mengangguk cepat beberapa kali.
Ji Sung beranjak menjauh, kembali ke tempatnya semula, kembali mengukir senyum bengisnya.
✮ ⋆ ˚。𖦹 ⋆。°✩
haii, another update!
oh ya, aku mau disclaimer dulu, penggambaran masalah yang dialamin jisung di sini ga 100% akurat, karena apa yang aku tulis berdasarkan podcast-podcast mengenai mental health dan juga para survivor. aku pribadi belum pernah berinteraksi secara langsung dengan orang-orang dengan kondisi demikian. jadi, aku harap kalian ga menjadikan penggambaran di cerita ini sebagai patokan dan tetap bijak. aku juga minta maaf bila ada kesalahan atau kekurangan dalam penggambaran, kalau kalian ada yang lebih paham boleh banget komen di sini atau dm aku, supaya aku juga bisa belajar <3
aku liat-liat banyak juga pembaca yang baru mampir, betah-betah yaa kalian :3
jadi sampai sini dulu hari ini, sampai ketemu di update selanjutnya!
ig: @/ xtraordinary_hyun
KAMU SEDANG MEMBACA
Truth or Die
Fanfic{COMPLETED} "Persahabatan ini tercemar oleh dusta, kebohongan, dan kebusukkan manusia di dalamnya." ‐ Hwang Ye Ji • 'Permainan akan berakhir dalam tiga belas jam.' Bayangan kedua belas remaja untuk bercanda tawa saat reuni harus pupus, ketika malam...